Kecurangan Dianggap Sah, Presiden PKS: Demokrasi Apa Yang Sedang Dibangun?
RMOLBanten. Saksi Hairul Anas Suaidi yang dihadirkan kuasa hukum pasangan Prabowo-Sandi masih terus menyita perhatian publik.
Pasalnya caleg PBB itu mengungkap adanya instruksi untuk melakukan kecurangan dalam pelatihan saksi yang digelar Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin.
Hairul merupakan kader yang mengaku diutus PBB untuk menghadiri pelatikan saksi di TKN.
Dalam pelatihan yang digelar di DKI Jakarta itu, Hairul mengaku mendapatkan materi pelatihan kecurangan bagian dari demokrasi.
Hairul bahkan mengaku kaget dan tidak nyaman mengikuti pelatihan karena berbagai materi yang disajikan. Seperti pengerahan aparat untuk kemenangan, hingga instruksi untuk memunculkan tudingan radikal dan ekstrim kepada lawan politik.
"Diksi antibhineka, khilafah memang diselipkan banyak. Memang berbau isu di media sosial, saya rasa materi-materi itu," kata keponakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD itu saat persidangan.
Presiden PKS, Sohibul Iman pun naik pitam. Berlandaskan kesaksian itu, dia kemudian mempertanyakan kualitas demokrasi yang sedang dibangun oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi, yang juga menjadi calon petahana dalam pilpres.
"Jika kecurangan dianggap sah dalam demokrasi, lalu dibumbui terasi eh narasi bahwa kontestasi demokrasi itu perang total, juga digurihkan dengan tuduhan bahwa lawannya itu radikal, ekstrim, antibhineka, dan prokhilafah, kira-kira demokrasi apa yang sedang dibangun?â tanyanya dalam akun Twitter pribadi, Jumat (21/6).
Sohibul mengingatkan bahwa kecerobohan-kecerobohan ucapan dan tindakan biasa lahir dari kesadaran kekuasaan yang tak tertandingi. Sehingga, sambungnya, merasa bahwa kecerobohan-kecerobohan separah apapun pasti bisa disembunyikan.
"Kalau tersingkap pun pasti bisa dibereskan dg kekuasaan, termasuk mengangkangi hukum,â pungkasnya. [dzk]
from RMOLBanten.com http://bit.ly/2Fkc22P
via gqrds
Pasalnya caleg PBB itu mengungkap adanya instruksi untuk melakukan kecurangan dalam pelatihan saksi yang digelar Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin.
Hairul merupakan kader yang mengaku diutus PBB untuk menghadiri pelatikan saksi di TKN.
Dalam pelatihan yang digelar di DKI Jakarta itu, Hairul mengaku mendapatkan materi pelatihan kecurangan bagian dari demokrasi.
Hairul bahkan mengaku kaget dan tidak nyaman mengikuti pelatihan karena berbagai materi yang disajikan. Seperti pengerahan aparat untuk kemenangan, hingga instruksi untuk memunculkan tudingan radikal dan ekstrim kepada lawan politik.
"Diksi antibhineka, khilafah memang diselipkan banyak. Memang berbau isu di media sosial, saya rasa materi-materi itu," kata keponakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD itu saat persidangan.
Presiden PKS, Sohibul Iman pun naik pitam. Berlandaskan kesaksian itu, dia kemudian mempertanyakan kualitas demokrasi yang sedang dibangun oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi, yang juga menjadi calon petahana dalam pilpres.
"Jika kecurangan dianggap sah dalam demokrasi, lalu dibumbui terasi eh narasi bahwa kontestasi demokrasi itu perang total, juga digurihkan dengan tuduhan bahwa lawannya itu radikal, ekstrim, antibhineka, dan prokhilafah, kira-kira demokrasi apa yang sedang dibangun?â tanyanya dalam akun Twitter pribadi, Jumat (21/6).
Sohibul mengingatkan bahwa kecerobohan-kecerobohan ucapan dan tindakan biasa lahir dari kesadaran kekuasaan yang tak tertandingi. Sehingga, sambungnya, merasa bahwa kecerobohan-kecerobohan separah apapun pasti bisa disembunyikan.
"Kalau tersingkap pun pasti bisa dibereskan dg kekuasaan, termasuk mengangkangi hukum,â pungkasnya. [dzk]
from RMOLBanten.com http://bit.ly/2Fkc22P
via gqrds
0 Response to "Kecurangan Dianggap Sah, Presiden PKS: Demokrasi Apa Yang Sedang Dibangun?"
Posting Komentar