Sosiolog: Pelonggaran Transportasi Membuat Seruan 'Tidak Mudik' Jadi Percuma
RMOLBANTEN. Seruan tidak mudik selama ini akan menjadi percuma dengan pelonggaran transportasi umum. Pelonggaran juga akan membuat penyebaran corona semakin merajalela.
Demikian disampaikan sosiolog yang juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, Kamis (7/5).
Diketahui, Pemerintah memberikan kelonggaran bagi masyarakat di tengah pandemik virus corona baru atau Covid-19.
Hari ini, transportasi umum seperti pesawat, kapal, kereta api, hingga bus, diizinkan kembali beroperasi.
"Seruan enggak mudik percuma. Para pemudik naik truk ditutup terpal dilakukan, apalagi moda transportasi tersedia, ya mudik. Kita tunggu saja corona merajalela," terang Musni Umar kesal.
Kebijakan pelonggaran transportasi jelang lebaran oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membingungkan.
"Kebijakan ini labrak PSBB dan larangan mudik. Dampaknya semakin sulit melawan corona karena penyebaran secara terbuka melalui mudik akan semakin marak," ucap Musni Umar.
Musni sangat yakin, pelonggaran transportasi akan mendorong masyarakat untuk bepergian.
"Sangat amburadul pemerintah menangani corona. Membolehkan semua moda transportasi beroperasi buka peluang pemudik untuk pulang kampung. Siapa yang mampu mengawasi," tutup Musni Umar.
Di tengah pelonggaran transportasi, pemerintah dengan tegas melarang warga untuk mudik.
Dalam Surat Ederan No. 4/2020 dari Kepala Gugus Tugas Covid-19, ada tiga kriteria pengecualian yang boleh bepergian.
Pertama, perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan dan swasta yang menyelenggarakan pelayanan percepatan penanganan Covid-19, pertahanan, keamanan, ketertiban umum, kesehatan, kebutuhan dasar, pendukung layanan dasar, dan fungsi ekonomi penting.
Kedua, perjalanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat, atau perjalan orang yang anggota keluarga intinya (orang tua, suami/istri, anak dan saudara kandung) sakit keras atau meninggal dunia.
Ketiga, repatriasi PMI, WNI, dan pelajar/mahasiswa yang berada di luar negeri, serta pemulangan orang dengan alasan khusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2L7dFTZ
via gqrds
Demikian disampaikan sosiolog yang juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar, Kamis (7/5).
Diketahui, Pemerintah memberikan kelonggaran bagi masyarakat di tengah pandemik virus corona baru atau Covid-19.
Hari ini, transportasi umum seperti pesawat, kapal, kereta api, hingga bus, diizinkan kembali beroperasi.
"Seruan enggak mudik percuma. Para pemudik naik truk ditutup terpal dilakukan, apalagi moda transportasi tersedia, ya mudik. Kita tunggu saja corona merajalela," terang Musni Umar kesal.
Kebijakan pelonggaran transportasi jelang lebaran oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membingungkan.
"Kebijakan ini labrak PSBB dan larangan mudik. Dampaknya semakin sulit melawan corona karena penyebaran secara terbuka melalui mudik akan semakin marak," ucap Musni Umar.
Musni sangat yakin, pelonggaran transportasi akan mendorong masyarakat untuk bepergian.
"Sangat amburadul pemerintah menangani corona. Membolehkan semua moda transportasi beroperasi buka peluang pemudik untuk pulang kampung. Siapa yang mampu mengawasi," tutup Musni Umar.
Di tengah pelonggaran transportasi, pemerintah dengan tegas melarang warga untuk mudik.
Dalam Surat Ederan No. 4/2020 dari Kepala Gugus Tugas Covid-19, ada tiga kriteria pengecualian yang boleh bepergian.
Pertama, perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan dan swasta yang menyelenggarakan pelayanan percepatan penanganan Covid-19, pertahanan, keamanan, ketertiban umum, kesehatan, kebutuhan dasar, pendukung layanan dasar, dan fungsi ekonomi penting.
Kedua, perjalanan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat, atau perjalan orang yang anggota keluarga intinya (orang tua, suami/istri, anak dan saudara kandung) sakit keras atau meninggal dunia.
Ketiga, repatriasi PMI, WNI, dan pelajar/mahasiswa yang berada di luar negeri, serta pemulangan orang dengan alasan khusus oleh pemerintah sampai ke daerah asal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. [dzk]
Sangat amburadul pemerintah menangani Corona. Membolehkan semua moda transportasi beroperasi buka peluang prmudik utk pulang kampung. Siapa yg mampu mengawasi https://t.co/mKWZz0tTrh
mdash; Musni Umar (@musniumar) May 6, 2020
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2L7dFTZ
via gqrds
0 Response to "Sosiolog: Pelonggaran Transportasi Membuat Seruan 'Tidak Mudik' Jadi Percuma"
Posting Komentar