Ray Rangkuti: Pengaruh SBY Masih Kuat Alasan KLB Demokrat Ditolak
RMOLBanten. Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) yang mewacanakan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat dinilai tidak cukup menarik untuk dilakukan.
Demikian kata pengamat Politik Ray Rangkuti, Minggu (16/6).
"Kalau saya lihat argumen-argumen ini gak cukup kuat untuk menarik warga demokrat melakukan adanya KLB," ungkap Ray.
Beberapa hal lantaran, GMPPD dianggap kurang melihat situasi dan kondisi. Dimana saat Demokrat saat ini masih berduka atas meninggalnya Ani Yudhoyono, termasuk pengaruh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum.
"Tapi momentumnya kurang dapet, orang masih berduka, kedua pengaruh SBY masih cukup kuat, ya dengan kondisi itu tiba-tiba Anda (GMPPD) minta KLB, buktinya pendukung-pendukung SBY ya gak mau, itu maksud saya, jadi masalahnya bukan soal dasar kuat argumen atau tidak, apakah ini mendapat respon dari warga Demokrat, dugaan saya tidak, karena itu tadi, mereka terlalu cepat melakukannya, momennya kurang pas," tegasnya.
"Harus pelan-pelan, caranya mereka minta duduk, ada rapat pimpinan, untuk memutuskan apakah Demokrat keluar dari koalisi prabowo atau tidak, kira-kira begitu, nah mereka aja melakukan permintaan itu langsung KLB gitu," tandasnya.
Sebelumnya GMPPD yang tergabung dalam kader senior Partai Demokrat merilis dan menyerukan perbaikan internal menyusul hasil Pemilu serentak 2019, dengan menyelenggarakan merencanakan KLB Demokrat yang akan diselenggarakan paling lambat pada 9 September, dan juga meminta agar Demokrat konsisten dengan mendukung Prabowo-Sandiaga di Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun usulan tersebut ditolak beberpa DPD Partai Demokrat.
"Merespons wacana Kongres Luar Biasa atau KLB yang dihembuskan beberapa tokoh senior Partai Demokrat, kami berpandangan tidak ada sesuatu kegentingan yang memaksa sehingga Partai Demokrat harus melakukan KLB," ujar Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta Timur, Sabtu (15/6). [dzk]
.
from RMOLBanten.com http://bit.ly/2WMWgYR
via gqrds
Demikian kata pengamat Politik Ray Rangkuti, Minggu (16/6).
"Kalau saya lihat argumen-argumen ini gak cukup kuat untuk menarik warga demokrat melakukan adanya KLB," ungkap Ray.
Beberapa hal lantaran, GMPPD dianggap kurang melihat situasi dan kondisi. Dimana saat Demokrat saat ini masih berduka atas meninggalnya Ani Yudhoyono, termasuk pengaruh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum.
"Tapi momentumnya kurang dapet, orang masih berduka, kedua pengaruh SBY masih cukup kuat, ya dengan kondisi itu tiba-tiba Anda (GMPPD) minta KLB, buktinya pendukung-pendukung SBY ya gak mau, itu maksud saya, jadi masalahnya bukan soal dasar kuat argumen atau tidak, apakah ini mendapat respon dari warga Demokrat, dugaan saya tidak, karena itu tadi, mereka terlalu cepat melakukannya, momennya kurang pas," tegasnya.
"Harus pelan-pelan, caranya mereka minta duduk, ada rapat pimpinan, untuk memutuskan apakah Demokrat keluar dari koalisi prabowo atau tidak, kira-kira begitu, nah mereka aja melakukan permintaan itu langsung KLB gitu," tandasnya.
Sebelumnya GMPPD yang tergabung dalam kader senior Partai Demokrat merilis dan menyerukan perbaikan internal menyusul hasil Pemilu serentak 2019, dengan menyelenggarakan merencanakan KLB Demokrat yang akan diselenggarakan paling lambat pada 9 September, dan juga meminta agar Demokrat konsisten dengan mendukung Prabowo-Sandiaga di Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun usulan tersebut ditolak beberpa DPD Partai Demokrat.
"Merespons wacana Kongres Luar Biasa atau KLB yang dihembuskan beberapa tokoh senior Partai Demokrat, kami berpandangan tidak ada sesuatu kegentingan yang memaksa sehingga Partai Demokrat harus melakukan KLB," ujar Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta Timur, Sabtu (15/6). [dzk]
.
from RMOLBanten.com http://bit.ly/2WMWgYR
via gqrds
0 Response to "Ray Rangkuti: Pengaruh SBY Masih Kuat Alasan KLB Demokrat Ditolak"
Posting Komentar