Kemarau Panjang, Warga Banten Diimbau Tak Bakar Lahan Sembarangan
Imbauan tersebut disampaikan, supaya terhindar terjadinya kebakaran lahan yang rentan terjadi saat musim kemarau seperti saat ini.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Banten Giman mengatakan, secara umum potensi terjadinya kebakaran hutan di Banten cukup minim. Meski demikian bukan berarti tidak ada kemungkinan sama sekali.
Kalau untuk wilayah Banten ada kemungkinan tapi tidak seperti Sumatera, Kalimanta, Sulawesi karena hutannya banyak di sana. Itu ada kemungkinan rawan kebakaran hutan, untuk Banten itu kecil,â kata Giman, Minggu (14/7).
Ia menjelaskan, selain kebakaran hutan hal lain yang perlu diperhatikanadalah terjadinya kebakaran rumah atau lahan yang disebabkan kelalaian manusia.
Membuang puntung rokok yang masih menyala atau membakar lahan sembarangan pada musim kemarau berpotensi menimbulkan kebakaran yangmeluas.
"Kebakaran di Banten rata-rata (karena korsleting) arus pendek untuk rumah tangga, bukan karena timbul kekeringan kemudian kebakaran. Jangan membuang puntung rokok sembarangan, bakar sembarangan mestinya.
Untuk menjaga paling seperti itu,â ungkapnya.
Dipaparkan Giman, untuk potensi bencana kebakaran, Kabupaten Lebak mendapat perhatian khusus dari BPBD Banten. Pasalnya, daerah yang terkenal dengan Suku Adat Baduy itu memiliki kawasan hutan dan lahan pertanian yang lebih luas dibanding kabupaten/kota lainnya di Banten.
Kalau daerah rawan kebakaran enggak ada, paling wilayah hutan saja, Rangkasbitung (Lebak,red) tapi belum persis, saya belum tahu (luasan rawan kebakaran). Saya yakin untuk damkar (pemadam kebakaran) dan lain sebagainya siaga jika terjadi,â terang Giman.
Selain soal potensi bencana kebakaran, kata dia, BPBD juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi guna penanggulangan masalah kekeringan.
"BPBD Banten sebagai komander sudah koordinasi ke Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Sosial. Kemarin saya konsultasi kesiapan kemarau panjang ini selain (pasokan) air bersih,â tuturnya.
Diketahui, berdasarkan data dari Pusdalop BPBD Banten terdapat 48 kecamatan di lima kabupaten/kota di Banten yang masuk peta rawan kekeringan.
Adapun rinciannya, Kabupaten Tangerang sebanyak tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Kresek, Kronjo, Mauk, Sepatan, Teluk Naga, Paku Haji dan Jayanti.
Kabupaten Serang sebanyak 12 kecamatan terdiri atas Kecamatan Pontang,Tirtayasa, Tanara, Carenang, Bandung, Kragilan, Binuang, Tunjung Teja, Cikeusal, Pamarayan, Cikande dan Kibin. Kabupaten Pandeglang sebanyak 14 kecamatan yaitu Kecamatan Panimbang, Angsana, Munjul, Pagelaran, Patia, Sukaresmi, Mekarjaya, Sindangresmi, Cikedal, Carita, Cikeusik, Labuan, Cibaliung, dan Sumur.
Lalu di Kabupaten Lebak sebanyak 12 kecamatan yaitu Kecamatan Maja, Leuwidamar, Muncang, Sobang, Gunung Kencana, Banjarsari, Cihara, Bayah, Cibeber, Pangarangan, Malingping dan Cilograng. Terakhir di Kota Serang sebanyak tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Walantaka, Kasemen dan Taktakan.
Prakirawan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Serang Trian Asmarahadi mengatakan, berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) hingga 30 Juni, terdapat potensi kekeringan meteorologis.
"Teridentifikasi adanya potensi kekeringan. Untuk kategori siaga adalah telah mengalami HTH lebih dari 31 hari. Prakiraan hujan rentang di bawah 20 milimeter dalam 10 hari dengan peluang di atas 70 persen untuk wilayah Jakarta Utara dan Banten di Lebak, Pandeglang dan Tangerang,â imbuhnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Sd7n81
via gqrds
0 Response to "Kemarau Panjang, Warga Banten Diimbau Tak Bakar Lahan Sembarangan"
Posting Komentar