Tol Serang-Panimbang, Penlok Seksi II Lebak Dan Pandeglang Diperpanjang
RMOLBanten. Penetapan lokasi (Penlok) untuk pembangunan Tol Serang-Panimbang akhirnya diperpanjang. Keputusan tersebut dilakukan untuk seksi dua dan tiga yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Kepala Biro Bina Infrastruktur, Nana Suryana, Minggu (7/7) membenarkan adanya pembaharuan penlok untuk pembangunan tol pada seksi dua dan tiga perlu pembaharuan.
"Ada pembebasan lahan yang belim selesai, tapi penloknya habis akhir Juni kemarin makanya perlu diperbaharui. Untuk masalahnya ada tanah kas desa yang bekum dicarikan penggantinya. Kemudian ada tanah TNI dan ini prosesnya harus melalui Kementerian Keuangan supaya bisa diselesaikan. Dan ini sduah dalam proses," katanya.
Ia menjelaskan, setelah adanya pembaharuan Penlok, pihaknya memastikan jika 2022 pembangunan tol bisa dapat segera rampung.
"InsyAllah bisa selesai. Kalau secara keseluruhan sekarang kan baru 76 persen. Untuk seksi satu sudah 96 persen fisiknya. Tinggal sisnya di seksi dua dan tiga saja. Apalagi tinggal 24 persen itu cukup leluasa dan saya optimis bisa selesai," katanya.
Terkait adanya kendala geografis dalam pembangunan tol oada seksi dua dan tiga, Nana menilai hal tersebut sangat wajar mengingat wilayah Lebak dan Pandeglang banyak didominasi perbuktian.
"Memang realtif lebih sulit. Tapi kan ada perencanaan. Dan saya kira sudah dihitung dan insya allah sudah bisa tertangani. Dan saya berharap kalai bisa lebih cepat pembangunannya bisa lebih baik," jelasnya.
Lebih lanjut Nana mengatakan semua pembebasan lahan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan, dan jika ada yang tidak puas denan proses pembebasan tersebut maka bisa dilakukan gugatan keberatan ke pengadilan di masing masing daerah.
Yang masih banyak yaitu pembebasan untuk seksi II dan III,â katanya.
Untuk fisik Seksi I Serang â" Rangkasbitung sudah selesai di bangun, bisa saja di operasikan karena exit tol berada di Rangkasbitung .
Dalam seksi II juga demikian bisa saja digunakan karena Exit tol nya berada di Cikulur dan Cileles, termasuk pada seksi III pun jika belum selesai hingga Panimbang, bisa saja dilalui jika exit tol nya di Bojong selesai,â katanya.
Adapun penunjang kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon pada pasca tsunami, saat ini terus dilakukan recovery yang cukup besar.
Tetapi Nana memastikan, hal itu tidak menyurutkan peminat atau investor maupun wisatawan untuk datang ke KEK Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon dan sekitarnya.
Memang jalan tol itu merupakan penunjang, dan untuk rencana bandara Panimbang hingga saat ini belum ada progesnya, baik lokasi baru atau yang lainya,â ujarnya.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengatakan, pemprov yang berfungsi sebagai koordinator dan merupakan wakilan pemerintah pusat terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Saat ini progresnya sudah mencapai 67 persen, dan pembangunanya semua lancar,â ungkapnya.
WH juga memastikan pembangunan jalan tol tidak akan terhambat oleh pembebasan lahan karena jika masyarakat menolak membebaskan lahanya akan tetap dilakukan penggusuran dengan sistem konsinyasi (menitipkan ganti rugi pembebasan lahan di pengadilan).
Yang tidak mau digusur akan dilakukan konsinyasi dan diambilnya nanti di pengadilan. Maka lancar dengan begitu,â kata Wahidin.
Diketahui PT Wijaya Karya (Wika) menargetkan pembangunan jalan tol Serang â" Panimbang seksi I Serang â" Rangkasbitung akan selesai pada Desember 2019. Dengan demikian seksi pertama dari jaringan tol non-trans Jawa ini dipastikan beroperasi pada Februari 2020.
Progres pembangunan seksi satu jalan tol sepanjang 26,5 kilometer per November 2018 sudah mencapai 25,66%. Dari data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jalan Tol Serang â" Panimbang memiliki panjang 83,67 kilometer (km) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp11,38 triliun.
Ruas tol ini terdiri atas tiga seksi, yakni seksi I Serang-Rangkasbitung (26,5 km), Seksi II Rangkasbitung-Cileles (21,17), Seksi III Cileles-Panimbang (33 km). PT WSP selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mendapat porsi untuk menggarap Seksi I dan Seksi II dari tol tersebut. Sementara Seksi III dikerjakan pemerintah.
PT WSP selaku anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) baru menggarap seksi I tol ini. Sementara, pihaknya masih menunggu pemerintah untuk mengerjakan seksi III. Beroperasinya Jalan Tol Serang-Panimbang akan mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
Sebab, PT WSP telah menyiapkan sejumlah spot seperti simpang susun dan area pendukung lainnya di lintasan seksi satu jalan tol Serang - Panimbang. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/32ejWEJ
via gqrds
Kepala Biro Bina Infrastruktur, Nana Suryana, Minggu (7/7) membenarkan adanya pembaharuan penlok untuk pembangunan tol pada seksi dua dan tiga perlu pembaharuan.
"Ada pembebasan lahan yang belim selesai, tapi penloknya habis akhir Juni kemarin makanya perlu diperbaharui. Untuk masalahnya ada tanah kas desa yang bekum dicarikan penggantinya. Kemudian ada tanah TNI dan ini prosesnya harus melalui Kementerian Keuangan supaya bisa diselesaikan. Dan ini sduah dalam proses," katanya.
Ia menjelaskan, setelah adanya pembaharuan Penlok, pihaknya memastikan jika 2022 pembangunan tol bisa dapat segera rampung.
"InsyAllah bisa selesai. Kalau secara keseluruhan sekarang kan baru 76 persen. Untuk seksi satu sudah 96 persen fisiknya. Tinggal sisnya di seksi dua dan tiga saja. Apalagi tinggal 24 persen itu cukup leluasa dan saya optimis bisa selesai," katanya.
Terkait adanya kendala geografis dalam pembangunan tol oada seksi dua dan tiga, Nana menilai hal tersebut sangat wajar mengingat wilayah Lebak dan Pandeglang banyak didominasi perbuktian.
"Memang realtif lebih sulit. Tapi kan ada perencanaan. Dan saya kira sudah dihitung dan insya allah sudah bisa tertangani. Dan saya berharap kalai bisa lebih cepat pembangunannya bisa lebih baik," jelasnya.
Lebih lanjut Nana mengatakan semua pembebasan lahan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan, dan jika ada yang tidak puas denan proses pembebasan tersebut maka bisa dilakukan gugatan keberatan ke pengadilan di masing masing daerah.
Yang masih banyak yaitu pembebasan untuk seksi II dan III,â katanya.
Untuk fisik Seksi I Serang â" Rangkasbitung sudah selesai di bangun, bisa saja di operasikan karena exit tol berada di Rangkasbitung .
Dalam seksi II juga demikian bisa saja digunakan karena Exit tol nya berada di Cikulur dan Cileles, termasuk pada seksi III pun jika belum selesai hingga Panimbang, bisa saja dilalui jika exit tol nya di Bojong selesai,â katanya.
Adapun penunjang kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon pada pasca tsunami, saat ini terus dilakukan recovery yang cukup besar.
Tetapi Nana memastikan, hal itu tidak menyurutkan peminat atau investor maupun wisatawan untuk datang ke KEK Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon dan sekitarnya.
Memang jalan tol itu merupakan penunjang, dan untuk rencana bandara Panimbang hingga saat ini belum ada progesnya, baik lokasi baru atau yang lainya,â ujarnya.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengatakan, pemprov yang berfungsi sebagai koordinator dan merupakan wakilan pemerintah pusat terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Saat ini progresnya sudah mencapai 67 persen, dan pembangunanya semua lancar,â ungkapnya.
WH juga memastikan pembangunan jalan tol tidak akan terhambat oleh pembebasan lahan karena jika masyarakat menolak membebaskan lahanya akan tetap dilakukan penggusuran dengan sistem konsinyasi (menitipkan ganti rugi pembebasan lahan di pengadilan).
Yang tidak mau digusur akan dilakukan konsinyasi dan diambilnya nanti di pengadilan. Maka lancar dengan begitu,â kata Wahidin.
Diketahui PT Wijaya Karya (Wika) menargetkan pembangunan jalan tol Serang â" Panimbang seksi I Serang â" Rangkasbitung akan selesai pada Desember 2019. Dengan demikian seksi pertama dari jaringan tol non-trans Jawa ini dipastikan beroperasi pada Februari 2020.
Progres pembangunan seksi satu jalan tol sepanjang 26,5 kilometer per November 2018 sudah mencapai 25,66%. Dari data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jalan Tol Serang â" Panimbang memiliki panjang 83,67 kilometer (km) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp11,38 triliun.
Ruas tol ini terdiri atas tiga seksi, yakni seksi I Serang-Rangkasbitung (26,5 km), Seksi II Rangkasbitung-Cileles (21,17), Seksi III Cileles-Panimbang (33 km). PT WSP selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mendapat porsi untuk menggarap Seksi I dan Seksi II dari tol tersebut. Sementara Seksi III dikerjakan pemerintah.
PT WSP selaku anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) baru menggarap seksi I tol ini. Sementara, pihaknya masih menunggu pemerintah untuk mengerjakan seksi III. Beroperasinya Jalan Tol Serang-Panimbang akan mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
Sebab, PT WSP telah menyiapkan sejumlah spot seperti simpang susun dan area pendukung lainnya di lintasan seksi satu jalan tol Serang - Panimbang. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/32ejWEJ
via gqrds
0 Response to "Tol Serang-Panimbang, Penlok Seksi II Lebak Dan Pandeglang Diperpanjang"
Posting Komentar