Sandiaga Uno Dan PAN: Arah Baru PAN Koalisi Bersama Rakyat

PERAYAAN Milad ke-21 Partai Amanat Nasional (PAN) hari Jumat kemarin memberikan catatan penting dan berharga untuk negeri ini. Khususnya berkaitan dengan persoalan politik dan demokrasi saat ini, bahwa PAN akhirnya menjatuhkan putusan politiknya tidak bersama koalisi pemerintah, tetapi menjadi oposisi bersama koalisi rakyat.

Keputusan bersama koalisi rakyat ini sepertinya juga terkesan dari bagaimana Ketua DPW PAN DKI Eko Patrio menjatuhkan acara milad kali ini bukan seperti partai politik lainnya di hotel mewah, tetapi justru diadakan di bawah Tol Pejagan di sekitar Pluit bersama rakyat sekitarnya.

Mencermati keputusan Milad ke-21 PAN di atas dan representasi kegiatan acaranya langsung bersama rakyat yang menghasilkan keteguhan posisi politik PAN sebagai partai oposisi. Menurut saya, ini realitas politik terbaik PAN yang wajib dijaga sampai pada konggres partai politik PAN mendatang.

Harus kita akui, bahwa PAN adalah salah satu hadiah berharga untuk republik ini sebagai partai politik yang lahir di era reformasi sekaligus sebagai bidan kelahirannya. Bukan saja karena keberadaan ikon politikusnya Prof. Amien Rais sebagai Bapak Reformasi, tetapi juga tokoh-tokoh terbaik negeri ini masih melihat PAN sebagai Rumah Reformasi untuk mengawal negeri ini pada cita-cita reformasinya.

Maka itu, dalam konggresnya nanti semangat atas cita-cita reformasinya wajib menjadi daya dorong bagi republik ini kembali pada arah dan jalur cita reformasi yang benar. Tetapi bukan berarti apa-apa yang waktu itu tertolak karena semangat reformasi, maka itu berarti haram untuk dihidupkan lagi selama kita yakini justru di saat reformasi saat ini kita kehilangan tali penyangganya itu.

Tidak haram bagi PAN untuk merumuskan kembali pranata konstitusi dan perundang-undangan tata-negara kita untuk kembali dibedah. Dan ketika menemukan bahwa arah reformasi ini justru tergelincir pada kelemahan konstitusi dan perundang-undangan, maka PAN wajib merumuskannya dan mengembalikan konstitusi dan UU kembali pada platform cita-cita proklamasi sekaligus platform reformasi baru.

Isu kedua, tidak kalah menarik dan wajib diantisipasi dalam konggres PAN ke depan adalah menempatkan sosok terbaik anak negeri untuk memimpin PAN ke depan. Saya tertarik pada usulan salah satu tokoh muda PAN saat ini, yaitu Habib Hasyim Arsal Alhabsi.

Dalam satu kesempatan, ketika ngobrol bersamanya, ada satu usulan menarik bahwa sosok nakhoda terbaik bagi PAN ke depan adalah mas Sandiaga Shalahudin Uno. Habib Hasyim melihat bahwa sosok Sandiaga Uno paling mampu merepresentasikan PAN sebagai kekuatan utama partai nasionalis relijius yang merepresentasisikan dirinya sebagai Islam rahmatan lil alamin dalam ide dan gagasan besar yang dimiliki seorang Sandiaga Uno.

Melalui PAN yang modern dan egaliter, menurut Habib Hasyim, Sandiaga Uno akan mampu membangun gagasan besarnya lebih utuh. Kedekatan Sandiaga Uno dengan PAN dan PAN dengan Sandiaga Uno tidak diragukan lagi.

Ini terefleksi ketika PAN menyodorkan Sandiaga Uno, setelah keluar dari Gerindra sebagai calon wakil presiden Prabowo. Ini memang tidak terlepas dari kedekatan Amien Rais sebagai pendiri PAN dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan tidak diragukan lagi. Ditambah kedekatan Sandiaga Uno dengan para ulama dan habaib dan sebaliknya juga tidak diragukan lagi.

Kalau bisa diumpamakan, maka semangatnya adalah Sandiaga Uno dibutuhkan PAN sebagai ekselerator reformasi, tetapi juga PAN sebagai partai reformasi modern, egaliter dan nasionalis relijius juga dibutuhkan Sandiaga Uno. Simbiosis mutualisme politik yang sempurna. Semoga saja. [**]

A Uwais Alatas

Aktivis Silaturahmi Anak Bangsa (Silabna)


from RMOLBanten.com https://ift.tt/32boWcx
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sandiaga Uno Dan PAN: Arah Baru PAN Koalisi Bersama Rakyat"

Posting Komentar