Pemasukan Banten Automotive Exhibition Ditarget Rp 50 M
RMOLBanten. Pemprov Banten menargetkan pemasukan dari Banten Automotive Exhibition yang digelar di Mall Of Serang pada 18-27 Oktober mencapai Rp 50 miliar.
Besaran itu bersumber dari bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) berdasarkan surat pemesanan kendaraan (SPK) dalam pameran tersebut.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten Opar Sohari disela-sela pembukaan Banten Otomotif Exhibition, mengatakan, digelarnya Banten Automotive Exhibition merupakan respon dari Pemprov terhadap melemahnya daya beli masyarakat terhadap kenderaan bermotor. Hal itu tak lepas dari memanasnya suhu politik pada Pemilu 2019 lalu.
"Kalau kemarin dalam tahun politik semua provinsi ini mengalami penurunan dalam hal pembelian kendaraan. Kalau ekarang sudah jelas (hasil pemilu sudah keluar), makannya sekarang kita genjot. Kegiatan untuk merangsang kembali daya beli masyarakat,â katanya, Jumat (18/10) .
Opar menjelaskan, dari pameran tersebut pihaknya menargetkan akan ada 5.000 pembelian kenderaan bermotor. Dari pembelian tersebut jelas akan memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah Pemprov Banten. Sebab, dalam setiap SPK terdapat proses balik nama yang pajaknya masuk ke kas daerah.
"Ya namanya target ya, 5.000 SPK. Kalau SPK itu biaya balik nama. Kalau biasanya hanya 1.000 sampai 2.000, ini 5.000 saya katakan (targetkan-red). Nilainya kalau itu sekitar Rp 40 sampai Rp 50 miliar,â katanya.
Agar masyarakat semakin tertarik untuk bertransaksi, kata dia, pihaknya akan memberikan layanan optimal. Salah satunya adalah memermudah layaan administrasi pembayaran BBNKB hingga pajak kenderaan bermotor (PKB).
"Layanan kita adalah memermudah untuk BBNKB jangan sampai lama-lama. Begitu pun untuk pelayanan PKB tahunan dipercepat,â ungkapnya.
Lebih lanjut dipaparkan Opar, PKB dan BBNKB memegang peranan penting pada pendepatan daerah Provinsi Banten. Pada tahun anggaran 2019, target pendapatan daerah mencapai Rp 11,8 triliun. Rp 7,3 triliiun diantaranya disumbang dari pendapatan asli daerah (PAD) yang didominasi oleh PKB dan BBNKB.
"Pajak yang dibayarkan masyarakat itu untuk infrakstruktur Provinsi Banten. Itu dari hasil PKB dan BBNKB. Saya imbau masyarakat segera membayar jangan sampai menunggak. Bahkan kemarin bertemu Korlantas (Korps Lalu Lintas Polri) yang menungak pajak itu sekarang bisa ditilang,â tuturnya.
Ketua Asosiasi Otomotif Banten Tubagus Samsul Maarif mengapresiasi diselengarakannya Banten Automotive Exhibition. Sebab, pihaknya telah secara langsung diikut sertakan dalam membangun Banten melalui pengembangan ekonomi.
"Adalah tanggung jawab bersama-sama untuk membangun Banten. Oleh karena itu, kami berharap acara ini bisa menjadi agenda rutin Pemprov Banten,â pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/33HyigI
via gqrds
Besaran itu bersumber dari bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) berdasarkan surat pemesanan kendaraan (SPK) dalam pameran tersebut.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten Opar Sohari disela-sela pembukaan Banten Otomotif Exhibition, mengatakan, digelarnya Banten Automotive Exhibition merupakan respon dari Pemprov terhadap melemahnya daya beli masyarakat terhadap kenderaan bermotor. Hal itu tak lepas dari memanasnya suhu politik pada Pemilu 2019 lalu.
"Kalau kemarin dalam tahun politik semua provinsi ini mengalami penurunan dalam hal pembelian kendaraan. Kalau ekarang sudah jelas (hasil pemilu sudah keluar), makannya sekarang kita genjot. Kegiatan untuk merangsang kembali daya beli masyarakat,â katanya, Jumat (18/10) .
Opar menjelaskan, dari pameran tersebut pihaknya menargetkan akan ada 5.000 pembelian kenderaan bermotor. Dari pembelian tersebut jelas akan memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah Pemprov Banten. Sebab, dalam setiap SPK terdapat proses balik nama yang pajaknya masuk ke kas daerah.
"Ya namanya target ya, 5.000 SPK. Kalau SPK itu biaya balik nama. Kalau biasanya hanya 1.000 sampai 2.000, ini 5.000 saya katakan (targetkan-red). Nilainya kalau itu sekitar Rp 40 sampai Rp 50 miliar,â katanya.
Agar masyarakat semakin tertarik untuk bertransaksi, kata dia, pihaknya akan memberikan layanan optimal. Salah satunya adalah memermudah layaan administrasi pembayaran BBNKB hingga pajak kenderaan bermotor (PKB).
"Layanan kita adalah memermudah untuk BBNKB jangan sampai lama-lama. Begitu pun untuk pelayanan PKB tahunan dipercepat,â ungkapnya.
Lebih lanjut dipaparkan Opar, PKB dan BBNKB memegang peranan penting pada pendepatan daerah Provinsi Banten. Pada tahun anggaran 2019, target pendapatan daerah mencapai Rp 11,8 triliun. Rp 7,3 triliiun diantaranya disumbang dari pendapatan asli daerah (PAD) yang didominasi oleh PKB dan BBNKB.
"Pajak yang dibayarkan masyarakat itu untuk infrakstruktur Provinsi Banten. Itu dari hasil PKB dan BBNKB. Saya imbau masyarakat segera membayar jangan sampai menunggak. Bahkan kemarin bertemu Korlantas (Korps Lalu Lintas Polri) yang menungak pajak itu sekarang bisa ditilang,â tuturnya.
Ketua Asosiasi Otomotif Banten Tubagus Samsul Maarif mengapresiasi diselengarakannya Banten Automotive Exhibition. Sebab, pihaknya telah secara langsung diikut sertakan dalam membangun Banten melalui pengembangan ekonomi.
"Adalah tanggung jawab bersama-sama untuk membangun Banten. Oleh karena itu, kami berharap acara ini bisa menjadi agenda rutin Pemprov Banten,â pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/33HyigI
via gqrds
0 Response to "Pemasukan Banten Automotive Exhibition Ditarget Rp 50 M"
Posting Komentar