Cerita Sedih Nenek Sapiah Tinggal Di Bekas Kandang Ayam
RMOLBANTEN. Miris melihat gencarnya pembangunan kota tapi masih ada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Seperti dialami Nenek Supiah (90) yang harus tinggal di bekas kandang ayam seorang diri.
Nenek renta asal Lingkungan Cidadap Pasir, RT 01 RW 03, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok, Kota Serang sudah bertahun-tahun tinggal di bekas kandang ayam hidup sebatang kara.
Tinggal menggunakan kamar berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter. Karena sudah sepuh, pendengarannya pun kurang. Bahkan dia harus buang air besar dan kecil di tempat tidurnya. Bangunan kamarnya hanya terbuat dari triplek tipis yang ditutupi spanduk bekas, alasnya hanya tanah.
Atapnya pun hanya dari seng yang sudah bolong dan selalu bocor saat hujan turun.
Untuk makan, minum membersihkan tubuh sang nenek Sapiah dan keperluan lainnya seperti buang hajat harus dilakukan tetangganya Rohayah (52) yang bersuamikan kan tukang ojek.
Saat masih mudanya, nenek Sapiah, kerap memijat orang-orang yang membutuhkan tenaganya untuk 'service badan'.
"Enggak punya suami, enggak punya keluarga, saudara. Kasian enggak ada yang ngurus. Saya kasih makan minum seadanya. Suami saya ngojek," kata Rohayah, dikediamannya, Kamis (7/11).
Sampai akhirnya keluhan Rohayah itu terdengar oleh pihak Koramil 0227/Cipocok, Kota Serang. Rohayah menceritakan kondisi Nenek Sapiah ke anggota Koramil yang datang melihat dan meminta dibuatkan kamar yang lebih layak.
"Alhamdulillah disini, dari Koramil, bapak ABRI (TNI) datengin kesini, yang membangun ini dari Koramil. Kalau bisa mah pengen dibantu sama pemerintah, ya terserah pemerintah lah (apa bantuannya)," jelasnya.
Pihak Koramil 0227/Cipocok membenarkan telah membangun kamar yang lebih layak dibandingkan kondisi sebelumnya.
Kapten CAJ (K) Ana Dahliana, selaku Danramil menjelaskan pihaknya saat itu tidak memiliki dana untuk membuatnya. Sehingga harus menggandeng dan mengajak toko material untuk bergotong royong membantu nenek Sapiah.
Danramil wanita satu-satunya di Banten ini menjelaskan kalau material bahan bangunan berupa semen, pasir, triplek, kayu hingga bajaringan di bantu oleh toko matrial.
Kemudian yang membangun kamar nenek Sapiah dilakukan oleh
Bahkan keramik sebagai alas kamar sang nenek, menggunakan sisa keramik yang ada di Koramil 0227/Cipocok.
"Anggota keliling ke toko matrial berkomunikasi untuk mencarikan bantuan. Malu memang, tapi bagaimana lagi. Anggap saja kita membantu orangtua kita sendiri. Biar yang maha kuasa yang membalas," katanya.
"Kita bangun ala kadarnya saja, setidaknya lebih layak dari sebelumnya. Luasnya kita tambah jadi 2,5 meter kali 1,75 meter. Karena lahannya terbatas. Kita bangun selama tiga hari," pungkas. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/34BshCK
via gqrds
Seperti dialami Nenek Supiah (90) yang harus tinggal di bekas kandang ayam seorang diri.
Nenek renta asal Lingkungan Cidadap Pasir, RT 01 RW 03, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok, Kota Serang sudah bertahun-tahun tinggal di bekas kandang ayam hidup sebatang kara.
Tinggal menggunakan kamar berukuran 1,5 meter kali 1,5 meter. Karena sudah sepuh, pendengarannya pun kurang. Bahkan dia harus buang air besar dan kecil di tempat tidurnya. Bangunan kamarnya hanya terbuat dari triplek tipis yang ditutupi spanduk bekas, alasnya hanya tanah.
Atapnya pun hanya dari seng yang sudah bolong dan selalu bocor saat hujan turun.
Untuk makan, minum membersihkan tubuh sang nenek Sapiah dan keperluan lainnya seperti buang hajat harus dilakukan tetangganya Rohayah (52) yang bersuamikan kan tukang ojek.
Saat masih mudanya, nenek Sapiah, kerap memijat orang-orang yang membutuhkan tenaganya untuk 'service badan'.
"Enggak punya suami, enggak punya keluarga, saudara. Kasian enggak ada yang ngurus. Saya kasih makan minum seadanya. Suami saya ngojek," kata Rohayah, dikediamannya, Kamis (7/11).
Sampai akhirnya keluhan Rohayah itu terdengar oleh pihak Koramil 0227/Cipocok, Kota Serang. Rohayah menceritakan kondisi Nenek Sapiah ke anggota Koramil yang datang melihat dan meminta dibuatkan kamar yang lebih layak.
"Alhamdulillah disini, dari Koramil, bapak ABRI (TNI) datengin kesini, yang membangun ini dari Koramil. Kalau bisa mah pengen dibantu sama pemerintah, ya terserah pemerintah lah (apa bantuannya)," jelasnya.
Pihak Koramil 0227/Cipocok membenarkan telah membangun kamar yang lebih layak dibandingkan kondisi sebelumnya.
Kapten CAJ (K) Ana Dahliana, selaku Danramil menjelaskan pihaknya saat itu tidak memiliki dana untuk membuatnya. Sehingga harus menggandeng dan mengajak toko material untuk bergotong royong membantu nenek Sapiah.
Danramil wanita satu-satunya di Banten ini menjelaskan kalau material bahan bangunan berupa semen, pasir, triplek, kayu hingga bajaringan di bantu oleh toko matrial.
Kemudian yang membangun kamar nenek Sapiah dilakukan oleh
Bahkan keramik sebagai alas kamar sang nenek, menggunakan sisa keramik yang ada di Koramil 0227/Cipocok.
"Anggota keliling ke toko matrial berkomunikasi untuk mencarikan bantuan. Malu memang, tapi bagaimana lagi. Anggap saja kita membantu orangtua kita sendiri. Biar yang maha kuasa yang membalas," katanya.
"Kita bangun ala kadarnya saja, setidaknya lebih layak dari sebelumnya. Luasnya kita tambah jadi 2,5 meter kali 1,75 meter. Karena lahannya terbatas. Kita bangun selama tiga hari," pungkas. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/34BshCK
via gqrds
0 Response to "Cerita Sedih Nenek Sapiah Tinggal Di Bekas Kandang Ayam"
Posting Komentar