Potret Pendidikan di Banten Masih Memprihatinkan

 

TANGERANG – Potret pendidikan di Provinsi Banten masih memprihatinkan. Hal tersebut bisa terlihat dari beberapa indikator yang menggambarkan bahwa keberpihakan pemerintah terhadap maju dan berkembangnya pendidikan belum maksimal.

Hal yang bisa terlihat antara lain dari pendanaan pendidikan. Berdasarkan Neraca Pendidikan Daerah (NPD) tahun 2018 pendanaan pendidikan dari APBD Provinsi Banten tahun 2018 sebesar Rp11.362,38 miliar atau setara dengan 15,33 persen dari total APBD murni tahun 2018.

Anggaran urusan pendidikan. (Data Kemendikbud)

Hal tersebut menempatkan Provinsi Banten di bawah Provinsi Jawa Barat yang mencapai Rp15,52 persen. Sedangkan Provinsi SUmatera Barat mengalokasikan dana pendidikan mencapai 21,70 persen dari APBD murni tahun 2018. “Anggaran urusan pendidikan paling rendah yakni Provinsi Papua sebesar 2,27 persen,” seperti dikutip dari NPD Provinsi Banten 2018 data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Selain alokasi pendanaan pendidikan, potret beikutnya dapat terlihat dari akreditasi sekolah. Di jenjang SD ada 4,2 persen yang belum terakreditasi; SMP sebanyak 11,2 persen sekolah belum terakreditasi; SMA sebanyak 13,2 persen sekolah belum terakreditasi dan yang laing parah jenjang SMK sebanyak 40,8 persen seolah belum terakreditasi. Padahal dari lulusan SMK tersebut meluluskan lulusan yang semestinya siap bekerja dan memiliki kemampuan untuk berwiraswasta.

Kondisi ruang kelas rusak juga terdapat di berbagai jenjang pendidikan. Di jenjang SD terdapat 2.141 ruang kelas rusak berat dan 2.255 ruang kelas rusak sedang; di jenjang SMP terdapat 842 ruang kelas rusak berat dan 952 ruang kelas rusak sedang; SMA ada 195 ruang kelas rusak berat dan 296 ruang kelas rusak sedang; dan SMK terdapat 175 ruang kelas rusak berat dan 258 ruang kelas rusak sedang. Fasilitas tersebut tentu akan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar dan kenyamanan siswa dalam menuntut ilmu.

Rerata perbandingan hasil ujuan nasional di semua jenjang di Banten perbandingan tahun 2017 dan 2018 juga memperlihatkan penurunan. Penurunan rerata hasil ujian nasional paling parah terlihat dari jenjang SMK. Jika sebelumnya capaian nilai mencapai 45,21 tahun 2018 hanya 41,85.

Berikutnya, angka putus sekolah di Banten tahun 2018. Di jenjang SD ada sebanyak 1.663 siswa yang kandas mnuntut pendidikan; sebanyak 2.885 siswa putus sekolah di jenajang SMP; sebanyak 1.365 siswa SMA yang putus sekolah dan angka paling tinggi 4.018 siswa SMK putus sekolah di Banten. (You/Red)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Potret Pendidikan di Banten Masih Memprihatinkan"

Posting Komentar