Pengungsi Banjir Bandang di Lebak Butuh Pembalut dan Popok

SERANG – Korban banjir bandang di Lebak mulai mendapatkan tempat pengungsian di dataran yang lebih tinggi. Tenda-tenda darurat mulai didirikan. Warga sudah mengungsi dan mengisi tenda darurat dari terpal seadanya.

Masih banyak kebutuhan hidup untuk mereka bertahan di tengah cuaca dingin dan kurangnya bahan makanan. Akses jembatan terputus membuat warga membuat rakit untuk menyebrangi sungai. Jalur lain terlalu jauh untuk sampai ke desa lain.

Para pengungsi pagi ini terlihat di Kampung Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Salah satu relawan dari Serang, Alfin menuturkan bahwa kebutuhan bahan makanan dan pembalut sangat mendesak. Apalagi sebagian besar pengungsi adalah kaum perempuan.

“Pembalut, popok dan P3K sangat dibutuhkan. Selain itu, bahan makanan juga untuk kebutuhan harian perlu sekali seperti beras dan telor. Di sini sudah ada dapur umum yang menampung 3 kampung,” kata Alfin kepada Bantennews.co.id, Sabtu (4/1/2020).

Selain itu, selimut dan terpal masih kurang untuk menampung warga yang mengungsi. “Di sini menampung pengungsi dari Kampung Bolang, Susukan, dan Karian,” jelasnya.

Alat komunikasi relawan juga terkendala ketersediaan listrik. Ponsel relawan di lokasi sebagian besar mati kehabisan daya.

Relawan bersama warga telah membangun kakus seadanya. Ketersediaan air bersih sudah tersedia dari pihak kementerian terkait. “Sudah ada torn kalau stok air habis tinggal menghubungi lagi untuk diisi,” jelasnya.
(You/Red)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengungsi Banjir Bandang di Lebak Butuh Pembalut dan Popok"

Posting Komentar