Roy Suryo: Inti Auto Pilot Lawan Covid-19, Diksi Perang-Damai Corona Biar Istana Yang Meluruskan
RMOLBANTEN. Dua pernyataan berbeda disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di tengah situasi penanganan penyebaran virus corona atau Covid-19 yang sudah menjadi pandemik di Indonesia.
Lewat akun resmi media sosialnya pada Kamis (7/5), Jokowi meminta agar masyarakat bisa berdamai dengan Covid-19 hingga vaksin virus tersebut ditemukan. Jokowi menyadari perang melawan virus yang telah menjadi pandemi dunia itu harus diikuti dengan roda perekonomian yang berjalan.
Sebab itu, dengan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini, masyarakat pun masih bisa beraktivitas meski ada penyekatan pada beberapa hal.
Lantas menjadi sorotan di media sosial, lantaran bertentangan dengan apa yang disampaikannya dalam pertemuan virtual KTT G20 pada Maret lalu.
Kala itu, Jokowi secara terbuka mendorong agar pemimpin negara-negara dalam G20 menguatkan kerja sama dalam melawan Covid-19, terutama aktif dalam memimpin upaya penemuan anti virus dan juga obat Covid-19. Bahasa Jokowi kala itu, 'peperangan' melawan Covid-19.
Atas pernyataan itu istana pun lantas meluruskan pernyataan yang dimaksud Presiden Jokowi itu.
Pemerhati kesehatan publik, KRMT Roy Suryo menyampaikan kita tidak usah sibuk memikirkan arti perbedaan diksi Presiden Jokowi. Mantan petinggi Partai Demokrat untuk perbedaan diksi ada Istana yang melurus-luruskan artinya.
"Sudahlah kita tidak usah sibuk memikirkan arti perbedaan diksi Pak Jokowi ini.
Mulai dari Berperang, Berdamai, Tak Putus Asa, Bersatu, Berdampingan ... dst (apa lagi?), Biarkan Istana "meluruskan" arti2nya," tulis Roy Suryo di Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2, Sabtu (16/5).
"Intinya kita harus bisa mandiri menghadapi COVID-19 ini. AutoPilot," sambungnya.
Dalam postingan sejam sebelumnya Roy Suryo lebih tegas menyatakan Istana tidak usah melurus-luruskan ber-damai dengan ber-dampingan karena jumlah hurupnya sudah berbeda yang damai ada 5 huruf sedangkan ber dampingan ada 9 huruf.
"Istana tidak usah "melurus-luruskan" segala, Ber-DAMAI dgn ber-DAMPINGAN beda lho.
Jumlah Hurufnya saja DAMAI ada 5, sedangkan DAMPINGAN ada 9," terangnya.
"Apalagi kalau baca di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) beda sekali artinya.
#Pekingese juga gak usah nge-HoaX kemana2, Norak," demikian Roy Suryo sambil menyertakan potongan-potongan berita di postingannya. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2AyJnaJ
via gqrds
Lewat akun resmi media sosialnya pada Kamis (7/5), Jokowi meminta agar masyarakat bisa berdamai dengan Covid-19 hingga vaksin virus tersebut ditemukan. Jokowi menyadari perang melawan virus yang telah menjadi pandemi dunia itu harus diikuti dengan roda perekonomian yang berjalan.
Sebab itu, dengan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini, masyarakat pun masih bisa beraktivitas meski ada penyekatan pada beberapa hal.
Lantas menjadi sorotan di media sosial, lantaran bertentangan dengan apa yang disampaikannya dalam pertemuan virtual KTT G20 pada Maret lalu.
Kala itu, Jokowi secara terbuka mendorong agar pemimpin negara-negara dalam G20 menguatkan kerja sama dalam melawan Covid-19, terutama aktif dalam memimpin upaya penemuan anti virus dan juga obat Covid-19. Bahasa Jokowi kala itu, 'peperangan' melawan Covid-19.
Atas pernyataan itu istana pun lantas meluruskan pernyataan yang dimaksud Presiden Jokowi itu.
Pemerhati kesehatan publik, KRMT Roy Suryo menyampaikan kita tidak usah sibuk memikirkan arti perbedaan diksi Presiden Jokowi. Mantan petinggi Partai Demokrat untuk perbedaan diksi ada Istana yang melurus-luruskan artinya.
"Sudahlah kita tidak usah sibuk memikirkan arti perbedaan diksi Pak Jokowi ini.
Mulai dari Berperang, Berdamai, Tak Putus Asa, Bersatu, Berdampingan ... dst (apa lagi?), Biarkan Istana "meluruskan" arti2nya," tulis Roy Suryo di Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2, Sabtu (16/5).
"Intinya kita harus bisa mandiri menghadapi COVID-19 ini. AutoPilot," sambungnya.
Dalam postingan sejam sebelumnya Roy Suryo lebih tegas menyatakan Istana tidak usah melurus-luruskan ber-damai dengan ber-dampingan karena jumlah hurupnya sudah berbeda yang damai ada 5 huruf sedangkan ber dampingan ada 9 huruf.
"Istana tidak usah "melurus-luruskan" segala, Ber-DAMAI dgn ber-DAMPINGAN beda lho.
Jumlah Hurufnya saja DAMAI ada 5, sedangkan DAMPINGAN ada 9," terangnya.
"Apalagi kalau baca di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) beda sekali artinya.
#Pekingese juga gak usah nge-HoaX kemana2, Norak," demikian Roy Suryo sambil menyertakan potongan-potongan berita di postingannya. [dzk]
Tweeps,
Sudahlah kita tdk usah sibuk memikirkan Arti perbedaan Diksi Pak @jokowi ini,
Mulai dari Berperang, Berdamai, Tak Putus Asa, Bersatu, Berdampingan ... dst (apa lagi?), Biarkan Istana quot;meluruskanquot; arti2nya.
Intinya kita harus bisa mandiri menghadapi COVID-19 ini. AutoPilot https://t.co/XXMmf0bvk6 pic.twitter.com/bNvPqdtc0hmdash; KRMT Roy Suryo ðï¸ (@KRMTRoySuryo2) May 16, 2020
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2AyJnaJ
via gqrds
0 Response to "Roy Suryo: Inti Auto Pilot Lawan Covid-19, Diksi Perang-Damai Corona Biar Istana Yang Meluruskan"
Posting Komentar