Ratusan Juta Melayang Selama Corona, Pekerja Seni Di Tangsel Menjerit

RMOLBANTEN. Salah seorang pekerja seni di Tangsel mengunggah video keluh kesahnya di sebuah akun instagram @kabartangsel.

Dalam unggahan tersebut, salah satu pekerja seni yang diketahui bernama Emon mengeluhkan pemasukan selama pandemi Covid-19 sambil memeluk nisan bertuliskan 'Pekerja Seni Tangsel Berduka'.

Emon saat dikonfirmasi, menceritakan bagaimana nasib pekerja seni di Tangsel selama pandemi Covid-19.

Menurut Emon pekerja seni yang tergabung dalam grup dangdut Setereo Kendor (SK), dampak dari Covid-19 sangatlah nyata. Karena, dari bulan Mei hingga Juli saat ini acara yang sudah didepan mata harus batal karena Covid-19.

"Yang jelas para pekerja seni seantero Jabodetabek tapi kita mewakili Tangsel semua, ini dampak terpuruknya sangat sangat nyata. Sebelum puasa ya, kita batal acara 15 titik, karena ada corona. Itu sebelum puasa ya, mau penutupan. Setelah lebaran, ini dari bulan Juni sampai Juli lebih dari 20 yang gagal," ujar Emon selaku MC di grup dangdut SK, Sabtu (25/7).

Dari puluhan acara yang dibatalkan tersebut, Emon mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta. Bahkan, dampak itu juga terasa hingga keluarganya seperti untuk sekedar membeli buku sekolah terpaksa harus ditunda.

"Wah kalau kita satu kali job aja SK itu Rp 35 juta untuk satu grup SK itu ya, dikalikan saja. Mata pencaharian kita cuman disitu, pas itu ada PSBB ada larangan yaudah mati total. Bahkan kemarin saja nih anak saya, minta buku saja sampai ketunda enggak bisa, karena memang macet total keuangan untuk pekerja seni," terangnya.

Bila dibandingkan dengan pegawai bulanan yang masih menerima gaji tiap bulannya, pekerja seni seperti Emon yang mengandalkan hajatan atau resepsi pernikahan dimasa pandemi Covid-19 sangatlah sulit.

"Ya kalau mungkin bidang-bidang lain yang biasa pegawai bulanan atau pedagang mungkin masih bisa berjalan. Kalau yang namanya pegawai seni termasuk itu yang tukang sewa tenda ataupun weding semua itu sudah mati total, sudah enggak ada penghasilan sama sekali. Dari situ orang seni menghasilkan uang enggak bisa, kalau bukan dari jual suara atau pun nanggap orang hajatan," paparnya.

Meski dirinya sudah menyiasati untuk mencari rupiah dengan melakukan streaming video. Namun, hal itu belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.

"Justru bingung, sudah pusing. Paling kita solusinya kita diajak streaming di studio, hasilnya enggak seberapa. Penyanyi nyari relasi, minta lagu, entar ditransfer entar dibagi rata, ya begitu saja. Itupun kadang-kadang. Kacau dah orang seni di Tangsel betul-betul berduka," kata Emon.

Masih kata Emon, meski pemerintah memberikan bantuan pangan selama pandemi Covid-19 itu sangat tidak berarti.

Emon justru menginginkan kepada pemerintah untuk membuka kembali izin pesta atau izin keramaian agar bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah guna memenuhi kebutahan keluarga sehari-hari.

"Makanya saya enggak terlalu bangga dibagiin (sembako) kaya begitu. Saya pengennya itu izin pesta dibuka, sekalipun nantinya ada isitilah apa itu namanya new normal mungkin ada batasan-batasan kita siap ngikutin protokol kesehatan siap, yang penting ada izinnya dulu dibuka," tegasnya.

Emon sangat berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan pekerja seni di Tangsel saat pandemi Covid-19 seperti ini.

"Kemarin kita sudah ngasih surat pengantar diterima Komisi II DPRD Tangsel. Surat sudah diterima tinggal nunggu panggilan. Insya Allah sih minggu-minggu ini," tutup Emon. [ars]


from RMOLBanten.com https://ift.tt/3jAYsdQ
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ratusan Juta Melayang Selama Corona, Pekerja Seni Di Tangsel Menjerit"

Posting Komentar