Ahok Harus Benahi Diri Dulu, Baru Pertamina
RMOLBANTEN. Internal Pertamina wajib segera dibenahi. Namun, sebelum memperbaiki Pertamina, justru Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selaku Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) lah yang harus dibenahi terlebih dahulu.
"Pertamina memang perlu dibenahi. Tapi, Ahok justru harus membenahi diri dulu. Kenapa Ahok selalu dianakemaskan oleh penguasa sekarang? Padahal dia bermasalah," ujar Presidium Gerakan Anak Negeri (GAN), Pedri Kasman kepada wartawan, Minggu (20/9).
Menurut Pedri, Komisaris dan dewan direksi Pertamina diamanatkan agar menjadi anak BUMN yang kompetitif. Mampu bersaing dengan perusahaan perusahan migas multinasional. Untuk itu, tidak tepat jika Ahok membuat gaduh lewat pernyataan kontroversialnya.
"Setelah Ahok jadi Komut, Pertamina malah rugi. Kerugian pertamina adalah tanggungjawab direksi dan komisaris, termasuk Ahok. Inilah inti masalahnya. Komut pertamina tidak ditugaskan untuk bikin ribut. Kepempinannya (Ahok) bermasalah dari dulu," ungkap mantan Sekretaris PP Muhammadiyah tersebut.
Pedri menilai, Ahok sebagai Komut Pertamina seharusnya bersikap profesional. Serta mengedepankan Standard Operating Procedure (SOP). "Harusnya diselesaikan secara profesional dengan SOP manajemen korporasi yang benar. Jadi Ahok salah ribut-ribut soal borok Pertamina. Lebih salah lagi yang menunjuk Ahok jadi Komut Pertamina," tutupnya.
Untuk diketahui, Ahok sebelumnya telah dipanggil oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengklarifikasi pernyataannya di YouTube POIN terkait kebobrokan perusahaan migas itu pada, Rabu (16/9) lalu. Namun, menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, hal itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Apalagi, tidak terdengar teguran dari mantan ketua TKN Jokowi-Maâruf itu untuk Ahok.
"Akhirnya Erick pun enggak berani sama Ahok. Karena Erick mungkin juga tahu Ahok titipan siapa?" kata Direktur eksekutif Voxpol Center, Research and Consulting itu kepada wartawan, Sabtu (19/9).
Sebelumnya, kinerja Ahok mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi energi,Eddy Soeparno. Menurut Eddy, langkah Ahok tersebut dinilai tidak tepat.
"Menurut pandangan kami, apa yang dilakukan Pak Ahok tentu tidak tepat, tidak pas. Sampai mengumumkan atau mempublikasikan permasalahan di internal Pertamina itu kepada pihak luar, terutama kepada masyarakat umum melalui media," kata Eddy Soeparno kepada wartawan, Rabu (16/9).
Idealnya, lanjut Eddy, persoalan yang ada diselesaikan melalui mekanisme internal Pertamina. Artinya, hasil rapat direksi ataupun komisaris seharusnya tidak diungkap ke publik.
"Memanggil direksi melalui rapat komisaris dan direksi dan menyampaikan keluhan-keluhan tersebut. Hasil temuan hasil rapat itu adalah khusus konsumsi internal dari Perseroan, tidak boleh dipublikasikan. Karena Pertamina merupakan perusahaan tertutup. Dan rapat-rapat tersebut saya yakin adalah rapat-rapat tertutup," terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) itu. [tsr]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3mwa57g
via gqrds
"Pertamina memang perlu dibenahi. Tapi, Ahok justru harus membenahi diri dulu. Kenapa Ahok selalu dianakemaskan oleh penguasa sekarang? Padahal dia bermasalah," ujar Presidium Gerakan Anak Negeri (GAN), Pedri Kasman kepada wartawan, Minggu (20/9).
Menurut Pedri, Komisaris dan dewan direksi Pertamina diamanatkan agar menjadi anak BUMN yang kompetitif. Mampu bersaing dengan perusahaan perusahan migas multinasional. Untuk itu, tidak tepat jika Ahok membuat gaduh lewat pernyataan kontroversialnya.
"Setelah Ahok jadi Komut, Pertamina malah rugi. Kerugian pertamina adalah tanggungjawab direksi dan komisaris, termasuk Ahok. Inilah inti masalahnya. Komut pertamina tidak ditugaskan untuk bikin ribut. Kepempinannya (Ahok) bermasalah dari dulu," ungkap mantan Sekretaris PP Muhammadiyah tersebut.
Pedri menilai, Ahok sebagai Komut Pertamina seharusnya bersikap profesional. Serta mengedepankan Standard Operating Procedure (SOP). "Harusnya diselesaikan secara profesional dengan SOP manajemen korporasi yang benar. Jadi Ahok salah ribut-ribut soal borok Pertamina. Lebih salah lagi yang menunjuk Ahok jadi Komut Pertamina," tutupnya.
Untuk diketahui, Ahok sebelumnya telah dipanggil oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengklarifikasi pernyataannya di YouTube POIN terkait kebobrokan perusahaan migas itu pada, Rabu (16/9) lalu. Namun, menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, hal itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Apalagi, tidak terdengar teguran dari mantan ketua TKN Jokowi-Maâruf itu untuk Ahok.
"Akhirnya Erick pun enggak berani sama Ahok. Karena Erick mungkin juga tahu Ahok titipan siapa?" kata Direktur eksekutif Voxpol Center, Research and Consulting itu kepada wartawan, Sabtu (19/9).
Sebelumnya, kinerja Ahok mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi energi,Eddy Soeparno. Menurut Eddy, langkah Ahok tersebut dinilai tidak tepat.
"Menurut pandangan kami, apa yang dilakukan Pak Ahok tentu tidak tepat, tidak pas. Sampai mengumumkan atau mempublikasikan permasalahan di internal Pertamina itu kepada pihak luar, terutama kepada masyarakat umum melalui media," kata Eddy Soeparno kepada wartawan, Rabu (16/9).
Idealnya, lanjut Eddy, persoalan yang ada diselesaikan melalui mekanisme internal Pertamina. Artinya, hasil rapat direksi ataupun komisaris seharusnya tidak diungkap ke publik.
"Memanggil direksi melalui rapat komisaris dan direksi dan menyampaikan keluhan-keluhan tersebut. Hasil temuan hasil rapat itu adalah khusus konsumsi internal dari Perseroan, tidak boleh dipublikasikan. Karena Pertamina merupakan perusahaan tertutup. Dan rapat-rapat tersebut saya yakin adalah rapat-rapat tertutup," terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) itu. [tsr]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3mwa57g
via gqrds
BalasHapusAyo bergabung di IONQQ dan nikmati deposit/withdraw yang cepat tanpa harus menunggu lama
IONQQ menyedikaan bonus rollingan 0.3% dan referral 20%
Ayo segera bergabung bersma kami
WA : +855 1537 3217