Jadi Klaster Baru, Santri di Banten Berjuang Lepas dari Covid-19

SERANG – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Banten berjuang untuk menurunkan angka penyebaran di pesantren-pesantren. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Banten dr. Ati Pramudji Hastuti.

Menurut catatan Gugus Tugas Covid-19 jumlah pesantren yang terdata terpapar Covid-19 lebih 20 pesantren. “Ada di masing-masing daerah, seperti Tangerang, Tangsel, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Pandeglang dan satu lagi saya lupa,” kata Ati Jumat (23/10/2020) kepada awak media.

Gugus Tugas menurut Ati melakukan sosialisasi dan edukasi agar bagaimana di lingkungan ponpes terus menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.

Gugus tugas juga melakukan rapid test dan tes usap di beberapa pondok pesantren yang sudah terpapar. “Ponpes yang membutuhkan rapid test maupun swab test silakan hubungi dinkes provinsi atau kabupaten/kota. Kita akan memprioritaskan kegiatan tersebut,” imbau Ati.

Pondok pesantren sendiri merupakan institusi dalam pembangunan kesehatan. Peran santri dan pesantren dalam pembangunan kesehatan luar biasa besar untuk bersama melawan Covid-19.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane seperti dilansir dari covid19.go.id mengatakan pesantren juga menjadi lokasi efektif dalam penanganan pencegahan Covid-19.

Pihaknya menyarankan ada lima langkah efektif di pesantren guna mengantisipasi penyebaran virus corona. Pertama, testing bebas COVID-19 tetap diterapkan kepada santri yang akan masuk ke wilayah pesantren.

Kedua, perhatikan kebersihan lingkungan pesantren. Mulai dari kebersihan kamar tidur, peralatan makan, dan juga peralatan beribadah perlu dipastikan higienis dan tidak dipakai bergantian.

Ketiga, terapkan protokol kesehatan. Yaitu memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, dan cuci tangan pakai sabun di air mengalir selama berada di lingkungan pesantren.

Keempat, santri yang mengalami gejala ringan segera melapor ke pengelola pesantren untuk segera mendapat tindakan cepat. Sehingga jika ditemukan gejala COVID-19 maka penanganan di pesantren jauh lebih mudah karena sedikit lalu lalang daripada di lingkungan perumahan.

Kelima, batasi jumlah pengunjung agar mampu menekan intensitas pertemuan dengan orang luar yang berpotensi menularkan virus corona. Jadwal kunjungan dari wali santri pun dibatasi serta diberikan jarak saat bertemu dengan santri serta dilarang bersentuhan fisik. (Red/SG)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jadi Klaster Baru, Santri di Banten Berjuang Lepas dari Covid-19"

Posting Komentar