Kordinator GIB: Hina Yahudi Disebut Anti Semit, Giliran Hina Islam Dianggap Kebebasan Berekspresi

RMOLBANTEN Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menyatakan persepsi dunia mengenai rasisme dan sentimen agama sudah keblinger.

Tidak ada keadilan dalam melihat sebuah penghinaan terhadap agama, khususnya oleh masyarakat Eropa Barat. Apalagi saat penilaian itu tidak adil bagi umat Islam.

Hal itu diisampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi dalam akun Twitter pribadi, Minggu (25/10).

"Keblinger. Menghina Yahudi disebut anti semit. Menghina warna kulit disebut rasis. Giliran menghina (agama) Islam hanya dianggap kebebasan berekspresi!” tulisnya.

Inisiator KAMI ini menangapi, berkaitan dengan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerang Islam dan komunitas muslim.

Dia menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis.

Pernyataan Macron sendiri bertepatan dengan langkah provokatif oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo, dengan menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang telah menarik kemarahan dan kemarahan yang meluas di seluruh dunia Muslim.

Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jylllands Posten, dan memicu gelombang protes.

Setelah itu, Prancis diguncang oleh insiden pemenggalan seorang guru sejarah, Samuel Patty, karena ia menggunakan karikatur sebagai contoh kebebasan berekspresi. [dzk]



from RMOLBanten.com https://ift.tt/2FWaijG
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kordinator GIB: Hina Yahudi Disebut Anti Semit, Giliran Hina Islam Dianggap Kebebasan Berekspresi"

Posting Komentar