Kaum Intelektual dan Demokrasi Pasar
Oleh Sulaiman Djaya, esais dan penyair
Tulisan singkat ini membahas analisanya Noam Chomsky tentang demokrasi-kapitalis, utamanya terkait dengan negara Noam Chomsky sendiri, Amerika. Ihwal bagaimana kaum korporat yang bekerjasama dengan kekuasaan ‘membentuk pikiran publik’, yang salah-satu contohnya adalah dengan menggunakan kelas menengah kaum intelektual (yang menikmati bayaran dan kenyamanan dari kapitalisme dan pasar yang dikendalikan kelas/korporasi berkuasa).
Proses pembentukan pikiran publik melalui propaganda dan doktrin untuk mengukuhkan kekuasaan kelas berkuasa di Amerika Serikat telah lazim digunakan. Tanpa ditopang oleh
penguasaan atas pikiran publik, demikian diterangkan Noam Chomsky, maka doktrin-doktrin kelas berkuasa takkan bisa bertahan lama.
Dalam hal ini, apa yang diperlukan oleh setiap kekuasaan adalah “mendikte setiap pikiran publik persis seperti halnya sebuah pasukan mendikte tubuh-tubuh dari tentara-tentaranya”.
Dengan mengutip pengalaman Edward Bernays saat bekerja untuk Komite untuk Informasi Publik, Noam Chomsky menunjukkan bahwa sejak Perang Dunia Pertama, Amerika Serikat telah terbiasa dengan upaya-upaya “menundukkan pikiran publik”, “merekayasa konsensus”, dan juga “memanipulasi secara terencana dan cerdas kebiasaan-kebiasaan dan opini-
opini massa secara terorganisir”.
Upaya-upaya tersebut tentu saja ditopang bukan hanya melalui propaganda-propaganda media belaka, melainkan oleh kaum intelektual, seperti James Madison, agar gagasan dan doktrin tentang kekuasaan kaum kapitalis itu bisa memperoleh legitimasi dan bahkan landasan konstitusional di dalam negeri.
James Madison yang merupakan intelektual politik dan presiden keempat Amerika Serikat itu, menurut Noam Chomsky, memainkan peranan penting bagi peletakan batu alas bagi
struktur politik yang kapitalis dan imperialis. Jadi, dapat dikatakan, sedari awal sebenarnya struktur dan pemerintahan di Amerika dirancang demi ‘mengamankan’ kepentingan kaum oligarkh dan korporat.
Sebagai salah seorang perancang konstitusi Amerika Serikat, James Madison menolak pengalaman Inggris dimana demokrasi memungkinkan masyarakat kelas bawah untuk merebut kembali tanah dari para tuan tanahnya –dan hal itu dirasa mengkhawatirkan bagi para bangsawan dan korporat yang ada di Amerika.
Karena itulah, James Madison berupaya untuk meletakkan dasar politik Amerika Serikat dengan mendukung suatu model sistem politik yang “melindungi minoritas orang kaya menghadapi kaum mayoritas” dan “kekuasaan politik harus berada di tangan orang-orang kaya di negeri itu –alias di tangan para oligarkh dan korporat”, sementara “lapis masyarakat yang lain harus dimarjinalisasikan dan dipecah-belah, agar tercipta partisipasi publik yang terbatas di wilayah arena politik”.
Hasil dari doktrin Masonian ini adalah diteguhkannya kekuasaan otoritarian yang menjadi dasar dari demokrasi pasar—sejenis demokrasi yang dikangkangi oleh kaum oligarkhi dan korporasi bisnis dan digunakan untuk memperlempang kekuasaan mereka –sebagaimana saat ini di mana mereka membiayai sejumlah perang dan politik invasi Amerika ke sejumlah negara.
Selanjutnya, setelah konstitusi Masonian yang menopang kekuasaan kaum kapitalis ditegakkan, beberapa doktrin yang memiliki preferensi terhadap ‘pasar bebas’ diterapkan. Kaum intelektual di negeri itu pun mengamini tuntutan kaum industrialis Amerika Serikat yang menyerukan adanya “malapetaka yang mengancam kaum industrialis” dalam bentuk “kekuasaan politik massa rakyat yang baru terbangun.”
Bersama-sama dengan kaum intelektual, “kaum industrialis ini harus menjalankan serta memenangkan perang yang tiada akhir memperebutkan pikiran-pikiran manusia” dan “mengindoktrinasi para warga negara dengan cerita kapitalis”. Beberapa dari suara-suara kaum industrialis dan intelektual itu utamanya ditujukan untuk mewaspadai bangkitnya kekuatan sosialisme di Amerika Latin –dan dalam hal inilah Amerika juga berusaha membendung pengaruh-pengaruh pikiran sosialis yang datang dari Soviet.
Untuk menghambat proses tersebut, kaum intelektual, kalangan pebisnis dan negara imperial Amerika Serikat berupaya untuk menanamkan doktrin Washington Konsensus (neo-
liberalisme) dan demokrasi pasar, baik melalui serangkaian perjanjian struktural maupun melalui perang imperialis. Terhadap upaya ini, para editor jurnal ilmiah yang bergaris liberal mendukung dengan menyebut bahwa proses yang sedang terjadi pada dasarnya “kebangkitan kembali demokrasi di Amerika Latin”.
Dukungan ‘membuta’ (tanpa kritik dan perlawanan) kaum intelektual ini, bagi Noam Chomksy, melalaikan fakta bahwa: demokrasi yang dimaksud adalah sejauh ia meniru model
Amerika Serikat yang memberi keleluasaan pada kaum kaya; juga mengabaikan bahwa demokrasi seperti itu seringkali dibangun di atas perang dan teror terhadap kaum miskin; juga melupakan fakta bahwa demokrasi pasar berdiri di atas penderitaan kaum buruh, petani, dan kaum miskin lainnya yang semakin dihisap dan dieksploitasi. (***)
0 Response to "Kaum Intelektual dan Demokrasi Pasar "
Posting Komentar