Satu dari 5 Kematian Balita Disebabkan oleh Pneumonia

SERANG – Masih jelas di ingatan Vika ketika bayinya, Lala meraung di ruang IGD. Lala tidak nyaman harus dipasang nebulizer dan infus. Bayi usia 8 bulan itu tidak ingin lama-lama di rumah sakit. Apa daya, Lala harus menghabiskan tiga hari di bangsal rumah sakit untuk mengatasi bronkopneumonia yang dideritanya.

“Bunyi nafasnya grek-grek gitu. Nafsu makan juga turun drastis. Saya ingin menangis. Saya hanya ingin Lala sembuh dan kembali ke rumah,” ungkap Vika mengenang hari-hari beratnya mendampingi Lala, Sabtu (14/11/2020).

Vika adalah satu dari jutaan orangtua di dunia yang anaknya mengidap pneumonia. Di Indonesia,  berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2019 ada lebih dari 400.000 kasus Pneumonia di Indonesia. Jika Lala tidak terselamatkan, akan menambah jumlah korban Pneumonia. Rriset John Hopkins University dan Save the Children menyebutkan, jika pencegahan Pneumonia tidak dilakukan, hingga tahun 2030 akan ada sekitar 11 juta kematian anak. Ini bukan angka yang kecil mengingat Pneumonia sendiri menjadi pembunuh nomor dua untuk balita di Indonesia.

Dalam rangka Hari Pneumonia Dunia yang jatuh pada tanggal 12 November 2020, Save the Children Indonesia mengajak semua pihak untuk menghentikan penyebaran Pneumonia. Di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, perhatian terkait paru-paru semakin tinggi. Hari ini diselenggarkan Festival Sehat Anak Indonesia yang mengundang banyak pihak untuk berbagi cerita pencegahan dan penanganan Pneumonia pada anak agar tidak ada lagi keluarga yang mengalami hal yang dirasakan oleh Ibu Vika dan anandanya, Lala.

Ibu Negara diwakili oleh Wury Ma’ruf Amin menyebut soal pentingnya slogan STOP Pneumonia. “ASI eksklusif 6 bulan, Tuntaskan imunisasi, Obati anak jika sakit dan Pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat.”

Di acara yang sama, hadir juga Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto yang menjelaskan bahwa penting bagi kita semua untuk mencegah serta menanggulangi Pneumonia.

“Dimana pemerintah mendorong tata kelola pneumonia, meningkatkan akses pelayanan kesehatan balita, peran serta masyarakat dalam mendeteksi dini penyakit serta perluasan vaksin PCV,” ujarnya.

Terawan juga mendorong masyarakat untuk menggunakan terus Buku Kesehatan Ibu Anak yang sudah ada sejak tahun 1993. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama.

Tidak ketinggalan turut menyemarakkan hari Pneumonia Dunia ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga yang berpesan untuk ayah dan ibu supaya berupaya bersama memastikan pengasuhan keluarga berbasis hak anak dan pemenuhan hak anak.

“Mari kita jadikan momentum Hari Pneumonia Dunia 2020 untuk memperkuat komitmen dalam memastikan kesehatan anak-anak Indonesia. Untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar, mereka juga harus mempunyai kondisi fisik yang kuat. Anak terlindungi, Indonesia Maju.” tutur Menteri Bintang.

CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung dalam acara tersebut mengatakan setiap 1 menit 2 balita meninggal atau 2.500 balita setiap hari akibat Pneumonia. Pneumonia menyebabkan 15% dari semua angka kematian balita. Pembunuh balita utama di dunia lebih banyak dari AIDS, malaria dan campak sekaligus.

“Di Indonesia sendiri Pneumonia bersama dengan diare penyebab  utama kematian balita dan anak,” ungkapnya.

Ia mendorong berbagai pihak termasuk swasta untuk terlibat bersama dalam gerakan STOP Pneumonia ini. Save the Children bersama Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan peran lembaga usaha seperti PT Pfizer akan bersama mengatasi Pneumonia pada anak / agar julukan “The Forgotten Killer” atau “Pembunuh yang terlupakan”, bisa dihilangkan.

Di bagian lain acara ini, ada 3 orangtua yang berbagi pengalaman bagaimana menghadapi dan mengatasi anak balitanya saat Pneumonia menyerang. Ibu-ibu Tim Penggerak PKK dari Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan kabupaten Sumba Barat turut hadir menyemangati kader kesehatan dan posyandu untuk bersama-sama mencapai pola hidup bersih dan sehat.

(Red)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Satu dari 5 Kematian Balita Disebabkan oleh Pneumonia"

Posting Komentar