Wirausahawan Mikro, Pejuang Ekonomi Garis Depan

RMOLBANTEN. Program bantuan presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 2,4 juta kepada pelaku UMKM memberi hasil positif untuk mempertahankan bahkan mengembangkan usaha para pelakunya. Program yang diluncurkan pada Agustus 2020 ini sudah tersalurkan 100 persen pada bulan Oktober lalu kepada 9 juta target penerima manfaat. Yakni, pengusaha mikro yang utamanya belum tersentuh layanan perbankan.

Program ini cepat terserap dengan dukungan Bank Himbara, Koperasi, Pemda, dan K/L yang melakukan pendampingan. Pemerintah pun menambah jumlah pelaku usaha mikro penerima manfaat BPUM tersebut hingga total keseluruhannya menjadi 12 juta UMKM.

Salah satu wirausahawan mikro, Sri Suminar, mengaku sangat terbantu dengan program bantuan presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 2,4 juta. Ada banyak hal yang bisa dikembangkan melalui usahanya dari bantuan tersebut.

"Alhamdulillah setelah adanya bantuan (BPUM), saya bisa memperlebar tempat atau meja untuk usaha tambahan. Kemudian saya menambahkan usaha gorengan. Saya memanfaatkan sayur yang ibu saya jual agar tidak terbuang sia-sia”, terang Iis, Sabtu (21/11).

Bantuan Rp 2,4 juta diterima Iis, pertama kali di bulan Oktober lalu. Penjual pecel karedok dan gado-gado tersebut, mengaku tidak pernah menggunakan ATM sebelumnya. Lantas demi mendapatkan BPUM ini, Iis memberanikan diri untuk menanyakan ke pihak desa dan berkunjung ke bank, demi memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

"Awalnya saya ragu mendatangi bank. Saya menanyakan ke security bank, perihal dana UMKM. Karena saya mendapat informasi ini pertama kali lewat media sosial," ungkap Iis.

Selain sebagai penerima BPUM Iis juga mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro. Bantuan stimulus usaha ini merupakan program dengansuku bunga 0 persen hingga 31 Desember 2020. Dengan diberikan tambahan subsidi bunga KUR 6 persen sampai dengan 31 Desember 2020, dan 6 persen setelah 31 Desember 2020. Batas maksimum kreditnya adalah sebesar Rp 10 juta.

Tidak hanya Iis yang bersyukur dan berkembang setelah menerima bantuan tersebut. Suwanti, pengusaha kerajinan cinderamata berbahan dasar limbah, juga sangat merasakan efek positifnya. Ia mengakui, selama pandemi Covid-19, omset usahanya mengalami penurunan drastis. Terlebih dengan pelarangan diadakan pesta-pesta pernikahan di masa PSBB berlangsung beberapa waktu lalu. Menyebabkan usahanya kian terancam. Padahal kegiatan pesta adalah sumber utama pemasukannya.

"Bantuan senilai Rp 2,4 juta ini bagi saya seperti mendapatkan air minum di padang pasir," ujar Suwanti.

Suwanti mendapatkan akses BPUM melalui informasi di grup UMKM yang telah diikutinya. Pada awalnya, Suwanti ragu akan informasi tersebut. Namun tetap mengurus syarat-syaratnya di dinas Pemda Bogor.

"Kami mengajukan pada 20 September dan bantuan cair pada 25 September. Bantuan ditransfer langsung di rekening bank BRI saya," jelasnya. Sama seperti Iis, Suwanti juga mendapatkan bantuan stimulus usaha KUR Super Mikro senilai Rp 10 juta, yang ia manfaatkan untuk membeli meja kerja dan alat cat semprot.

Tentu tidak ada artinya bantuan tanpa semangat untuk berjuang.Suwanti dan Iis tidak mau menyerah.Kegigihan membuat mereka mampu bertahan dengan dukungan dari Pemerintah.

Iis pun secara khusus menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kesempatan tersebut. Suwanti juga berpesan untuk rekan-rekan sesama wirausahawan mikro lainnya. Agar berkenan memakai barang-barang produksi UMKM agar lebih maju ke depan.

"Saya berterima kasih kepada bapak Jokowi, usaha saya bisa terbantu. Karena selama pandemi itu sempat menurun. Alhamdulillah, setelah mendapatkan bantuan itu semakin meningkat. Mudah-mudahan ke depannya jadi lebih baik dan lebih maju lagi," harapnya. [tsr]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/2ULMRNN
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wirausahawan Mikro, Pejuang Ekonomi Garis Depan"

Posting Komentar