Petinggi PKS Sebut Politik Dinasti Di Pilkada 2020 Busuk, Lah Di Tangsel?

RMOLBANTEN Pada gelaran Pilkada 2020 praktik politik dinasti menimbulkan kesan busuknya demokratisasi di Indonesia. Sedari awal cita-cita reformasi untuk menghapuskan KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) jadi terjegal karena praktek politik dinasti.

Begitu kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam acara diskusi daring Indonesia Leaders Talk bertajuk "Membedah Nilai Strategis Pilkada 2020" Jumat malam (4/12).

"Sebetulnya ini sesuatu yang dari awalnya busuk ya. Busuknya begini, niat kita untuk mereformasi itu melawan KKN termasuk politik dinasti," tegas Mardani Ali Sera.

Menyoal politik dinasti, kata Mardani, ini selalu saja beberapa pihak berpandangan seolah-olah politik dinasti tidak ada yang salah kok.

Menurut Mardani, memang benar, ketika prosesnya diikuti secara betul alias tidak instan.

"Karena itu di UU Pilkada atau UU Pemilu nanti pun bagi mereka yang mau mencalonkan diri baik Pileg, Pilkada, mesti ikut anggota partai politik satu atau dua tahun sebelumnya. Sehingga tidak ada yang instan ya, tidak ada yang tiba-tiba ujug-ujug jadi," tegasnya.

"Saya katakan busuk ini karena awalnya sebetulnya ada banyak calon dari dalam partai politik, jadi harus tersingkir karena ada tiba-tiba kok putra mahkota, menantu mahkota atau yang lain-lainnya tiba-tiba masuk ya. Dan itu sangat tidak sehat," demikian Mardani Ali Sera dilansir dari Kantor Berita Politik RMOLID.

Diketahui yang politik dinasti yang menjadi sorotan selain anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming yang maju di Pilkada Solo dan menantunya Boby Nasution maju di Pilkada Kota Medan. PKS sendiri di Tangerang Selatan mendukung anaknya Wapres KH Maruf Amin, yaitu Siti Nur Azizah. [dzk]



from RMOLBanten.com https://ift.tt/3lGVYuo
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petinggi PKS Sebut Politik Dinasti Di Pilkada 2020 Busuk, Lah Di Tangsel?"

Posting Komentar