Harga Mahal Dan Merugi, Pedagang Daging Di Pasar Induk Rau Stop Jualan
RMOLBANTEN. Pedagang daging sapi di Pasar Induk Rau (PIR), Kota Serang, Banten, mengeluhkan kenaikan harga sapi yang kian meroket. Tak tanggung-tanggung kenaikan harga kini tembus dikisaran Rp120 Ribu lebih per kilogram setelah sebelumnya Rp 111 Ribu per kilogram.
Muis Yusuf, salah satu pedagang sapi di PIR, menuturkan kenaikan sapi saat ini sudah tidak wajar diperparah dengan stok sapi yang kian menipis.
"Harga sudah selangit sekarang mah. Makanya pedagang semua pengen libur, karena kan harus nombokin terus, setiap penjualanya pada rugi semua," katanya kepada awak media di Kota Serang, (20/1).
Semenjak kenaikan harga tersebut dikatakan Muis, para pedagang harus memutar otak agar daging tetap laku dipasaran. Namun konsumen seringkali tidak memahami kondisi kenaikan harga sehingga para pedagang yang dirugikan.
"Ini imbas kepenjualan. Nah pas harga normal sehari itu biasanya kita habis 7 ekor sapi, tapi sekarang paling 4 sampai 5 ekor itu termasuk sudah banyak," ujarnya.
Muis pun mengkhawatirkan jika harga tetap tidak stabil akan berimbas besar pada penjualan di bulan ramadhan.
"Lebaran itu kalau normal biasanya harga dikisaran Rp120 sampe Rp130 ribu, tapi kalau keadaanya kaya gini terus bisa lebih dari Rp170 ribu perkilogram," ungkapnya.
Adapun pasokan daging rata-rata impor dari Australia selain harga standar kualitasnya pun lebih baik daripada sapi asli Indonesia.
"Di Indonesia sementara ini ngga ada yang belanja dari australia, Karena harga sapinya disana sekarang sudah mahal," terangnya.
Muis pun berharap pemerintah dapat segera turun tangan untuk menstabilkan harga sapi sehingga para pedagang tidak berlarut-larut mengalami kerugian.
Apalagi kata Muis, mendekati bulan suci ramadhan permintaan sapi dari konsumen terus meningkat apapun caranya pemerintah wajib bertindak.
"Pengenya sih murah agar konsumenya juga tidak rugi, cuma kan nggak mungkin karena kalau beli diperusahaan kita belanja bulan ini terus stok barang buat lebaran. Sedangkan, sekarang gimana mau belanja disana nggak kuat harganya," pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3o1W9kU
via gqrds
Muis Yusuf, salah satu pedagang sapi di PIR, menuturkan kenaikan sapi saat ini sudah tidak wajar diperparah dengan stok sapi yang kian menipis.
"Harga sudah selangit sekarang mah. Makanya pedagang semua pengen libur, karena kan harus nombokin terus, setiap penjualanya pada rugi semua," katanya kepada awak media di Kota Serang, (20/1).
Semenjak kenaikan harga tersebut dikatakan Muis, para pedagang harus memutar otak agar daging tetap laku dipasaran. Namun konsumen seringkali tidak memahami kondisi kenaikan harga sehingga para pedagang yang dirugikan.
"Ini imbas kepenjualan. Nah pas harga normal sehari itu biasanya kita habis 7 ekor sapi, tapi sekarang paling 4 sampai 5 ekor itu termasuk sudah banyak," ujarnya.
Muis pun mengkhawatirkan jika harga tetap tidak stabil akan berimbas besar pada penjualan di bulan ramadhan.
"Lebaran itu kalau normal biasanya harga dikisaran Rp120 sampe Rp130 ribu, tapi kalau keadaanya kaya gini terus bisa lebih dari Rp170 ribu perkilogram," ungkapnya.
Adapun pasokan daging rata-rata impor dari Australia selain harga standar kualitasnya pun lebih baik daripada sapi asli Indonesia.
"Di Indonesia sementara ini ngga ada yang belanja dari australia, Karena harga sapinya disana sekarang sudah mahal," terangnya.
Muis pun berharap pemerintah dapat segera turun tangan untuk menstabilkan harga sapi sehingga para pedagang tidak berlarut-larut mengalami kerugian.
Apalagi kata Muis, mendekati bulan suci ramadhan permintaan sapi dari konsumen terus meningkat apapun caranya pemerintah wajib bertindak.
"Pengenya sih murah agar konsumenya juga tidak rugi, cuma kan nggak mungkin karena kalau beli diperusahaan kita belanja bulan ini terus stok barang buat lebaran. Sedangkan, sekarang gimana mau belanja disana nggak kuat harganya," pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3o1W9kU
via gqrds
0 Response to "Harga Mahal Dan Merugi, Pedagang Daging Di Pasar Induk Rau Stop Jualan"
Posting Komentar