Masker, Melindungi tapi Membahayakan
Oleh : Jihan Fatma, Mahasiswi Prodi Sekretari Universitas Pamulang
Sejak kemunculunan virus corona /covid-19. Membuat masker menjadi benda yang paling penting untuk melindungi manusia dari, paparan virus tersebut. Karena masker dapat menjadi pelindung sederhana dan simple yang dapat digunakan oleh masyarakat. Sekarang pun model masker sudah banyak dan beragam mulai dari yang polos hingga bermotif, seperti motif bunga, garis, dan kartun lucu. Yang menarik dan nyaman untuk digunakan oleh orang dewasa serta anak – anak.
Masker juga sempat menjadi trend fashion di akhir tahun 2020 kemarin, para desainer ternama membuat tampilan masker menjadi tampak mewah dan unik yang cocok dipadukan dengan gaya busana seorang pengantin.
Ada 2 jenis masker yang dapat digunakan, yaitu masker medis sekali pakai dan masker kain yang dapat digunakan berulang kali. Masker yang wajib dikenakan tenaga medis adalah masker medis, karena terbatasnya masker sekali pakai tersebut. Jadi masker itu hanya di peruntukan oleh tenaga medis.
Dan masyarakat biasa dihimbau untuk mengenakan masker kain, yang dapat digunakan berulang kali, meskipun begitu. Masih banyak saja masyarakat yang menggunakan masker medis sekali pakai,
Meski baik untuk kesehatan, masker sekali pakai ternyata berdampak buruk bagi lingkungan, terutama di lautan.
Bila masker memiliki manfaat kesehatan jangka pendek bagi orang-orang serta melindungi diri mereka dari virus corona. Masker, APD, dan sarung tangan lateks yang masuk ke lautan pasti memiliki efek merusak jangka panjang pada lingkungan.
Masker diperkirakan memiliki masa hidup 450 tahun baru dapat terurai di lingkungan, serta menjadikannya ‘bom waktu ekologis yang sesungguhnya bagi alam. Telah ditemukan sekitar 4.680 hingga 6.240 ton limbah masker sekali pakai, sarung tangan lateks dan APD di laut.
Menjadikan ekosistem laut terganggu, karena adanya sampah masker serta APD (Alat Pelindung Diri) tenaga medis yang hanyut ke laut, sehingga membuat populasi limbah masker dan APD lebih banyak dari pada populasi ubur – ubur di laut. Tak hanya itu warna-warni cerah, yang berasal dari sarung tangan lateks dan masker, sering disalah artikan sebagai makanan, oleh burung laut, kura-kura, dan hewan laut lainnya.
Ini tentu menimbulkan risiko serius untuk kesehatan hewan-hewan tersebut. Pada tahun 2019 lalu , seekor paus ditemukan mati di sebuah bibir pantai, yang berada di Skotlandia. Di dalam perutnya ditemukan sarung tangan plastik, tas, dan gelas plastik . Miris bukan, jika hal itu terjadi di perairan kita.
Untuk itu kita harus mengurangi limbah sampah masker sekali pakai dan APD .Dengan cara melakukan pemilahan sampah tersebut, dan mengguntingnya atau merusaknya terlebih dahulu sebelum dibuang . Setelah itu dibungkus dengan plastik dan dibuang di tong sampah khusus bahan berbahaya dan beracun atau (B3) tak lupa juga agar melakukan disinfeksi . Itulah cara singkat yang dapat dilakukan dan diterapkan oleh masyarakat .
Pentingnya dari pengelolaan limbah masker ini adalah, karena virus Corona bisa menular melalui benda terjangkit, Sehingga dengan melakukan disinfeksi dan pengelolaa yang benar, diharapkan risiko penyebaran virus Corona bisa lebih kecil, serta dapat meminimalisir pencemaran lingkungan yang terjadi.
(***)
0 Response to "Masker, Melindungi tapi Membahayakan"
Posting Komentar