Sadar Makna Keterbatasan
RMOLBANTEN Manusia termasuk saya kerap dumeh alias takabur akibat merasa yakin bahwa kemampuan manusia tidak mengenal keterbatasan. Apapun pasti manusia bisa!
Sebagai slogan politis, optimisme semacam itu memang bisa dibenarkan. Namun secara kelirumologis, keyakinan semacam itu keliru. Manusia bukan apa-apa dibandingkan dengan alam semesta.
Corona
Memang alam semesta terkesan tak kenal batasan maksimal maupun minimal akibat di atas langit masih ada langit, dan di dalam jurang masih ada jurang, namun sayang otak manusia akibat memang tidak sempurna maka terpaksa memiliki batasan-batasan keterbatasannya.
Contoh termutakhir adalah pageblug virus Corona yang merajalela di segenap pelosok planet bumi pada tahun 2020 yang masih berlanjut bahkan maka meningkatkan angkara murka pada tahun 2021 di saat naskah ini ditulis.
Fakta membuktikan tidak ada insan manusia termasuk yang dianggap paling berkuasa seperti Xi, Trump, Putin, Merkel, Boris, Lee, Jokowi mampu secara sempurna menanggulangi angkara murka virus Covid-19 yang juga merasa berhak hadir di planet bumi ini.
Ojo Dumeh
Pada hakikatnya virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa bahkan niscaya bersikap Ojo Dumeh agar jangan sampai terkebur merasa diri memiliki kemampuan tanpa batas sehingga berkemauan tanpa batas kepuasan alias kerakusan.
Virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa bahkan niscaya bersikap dan berperilaku sak madyo sesuai dengan ajaran luhur tersirat dan tersurat di dalam Surat Al A'raaf 31: Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa berjuang menunaikan jihad al nafs demi menaklukkan hawa nafsu kerakusan yang sudah terbukti berjaya merusak alam sehingga memicu pemanasan suhu planet bumi sebagai gerbang menuju kiamat.
Hikmah
Sudah tiba saatnya umat manusia tersadar dari segenap keterkeburan merasa diri memiliki kekuasaan tanpa batas sehingga lupa daratan, lupa samudra dan lupa angkasa bahwa di atas kekuasaan manusia yang sebenarnya secara kodrati memiliki keterbatasan masih ada enerji atau zat atau unsur atau entah apa yang jauh lebih berkuasa ketimbang manusia.
InsyaAllah, akibat pagebluk Corona maka segenap umat manusia di planet bumi yang cuma dan satu-satunya di alam semesta tak kenal batasan maksimal dan minimal ini akan bertobat dari perangai angkara murka merusak alam serta menyengsarakan sesama manusia.
Semoga akibat malapetaka Corona, umat manusia berkenan memetik hikmah kearifan yaitu kesadaran untuk senantiasa bersikap ojo dumeh serta eling lan waspodo agar niscaya bersikap tidak mentang-mentang dalam menunaikan jihad al-nafs demi saling melakukan fastabiqul khoirot berlomba berbuat kebaikan terhadap alam dan sesama mahluk hidup serta sesama manusia. [red]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3rNKfgX
via gqrds
Sebagai slogan politis, optimisme semacam itu memang bisa dibenarkan. Namun secara kelirumologis, keyakinan semacam itu keliru. Manusia bukan apa-apa dibandingkan dengan alam semesta.
Corona
Memang alam semesta terkesan tak kenal batasan maksimal maupun minimal akibat di atas langit masih ada langit, dan di dalam jurang masih ada jurang, namun sayang otak manusia akibat memang tidak sempurna maka terpaksa memiliki batasan-batasan keterbatasannya.
Contoh termutakhir adalah pageblug virus Corona yang merajalela di segenap pelosok planet bumi pada tahun 2020 yang masih berlanjut bahkan maka meningkatkan angkara murka pada tahun 2021 di saat naskah ini ditulis.
Fakta membuktikan tidak ada insan manusia termasuk yang dianggap paling berkuasa seperti Xi, Trump, Putin, Merkel, Boris, Lee, Jokowi mampu secara sempurna menanggulangi angkara murka virus Covid-19 yang juga merasa berhak hadir di planet bumi ini.
Ojo Dumeh
Pada hakikatnya virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa bahkan niscaya bersikap Ojo Dumeh agar jangan sampai terkebur merasa diri memiliki kemampuan tanpa batas sehingga berkemauan tanpa batas kepuasan alias kerakusan.
Virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa bahkan niscaya bersikap dan berperilaku sak madyo sesuai dengan ajaran luhur tersirat dan tersurat di dalam Surat Al A'raaf 31: Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Virus Corona mengingatkan umat manusia untuk senantiasa berjuang menunaikan jihad al nafs demi menaklukkan hawa nafsu kerakusan yang sudah terbukti berjaya merusak alam sehingga memicu pemanasan suhu planet bumi sebagai gerbang menuju kiamat.
Hikmah
Sudah tiba saatnya umat manusia tersadar dari segenap keterkeburan merasa diri memiliki kekuasaan tanpa batas sehingga lupa daratan, lupa samudra dan lupa angkasa bahwa di atas kekuasaan manusia yang sebenarnya secara kodrati memiliki keterbatasan masih ada enerji atau zat atau unsur atau entah apa yang jauh lebih berkuasa ketimbang manusia.
InsyaAllah, akibat pagebluk Corona maka segenap umat manusia di planet bumi yang cuma dan satu-satunya di alam semesta tak kenal batasan maksimal dan minimal ini akan bertobat dari perangai angkara murka merusak alam serta menyengsarakan sesama manusia.
Semoga akibat malapetaka Corona, umat manusia berkenan memetik hikmah kearifan yaitu kesadaran untuk senantiasa bersikap ojo dumeh serta eling lan waspodo agar niscaya bersikap tidak mentang-mentang dalam menunaikan jihad al-nafs demi saling melakukan fastabiqul khoirot berlomba berbuat kebaikan terhadap alam dan sesama mahluk hidup serta sesama manusia. [red]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3rNKfgX
via gqrds
0 Response to "Sadar Makna Keterbatasan"
Posting Komentar