Bersihkan Nama Baik Dari Para Pencatut, WH Didesak Terbuka Soal Proyek
RMOLBANTEN Dugaan adanya oknum yang disinyalir mencatut nama Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH)untuk pengkondisian proyek bersekala besar di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten, masih terus bergulir.
Anggota Komisi IV DPRD Banten, Dede Rohana Putra menyoroti, kisruh proyek dilingkungan Pemprov ditandai dengan dua kali kemunculan royek ke publik yaitu pengadaan langsung (PL) penayangan lelang proyek Jalan Palima-Baros Rp 169,4 miliar dan PL RSUD Malimping senilai Rp 2,5 miliar.
"PL kemarin kan sudah dikonfirmasi diklarifikasi Gubernur (Wahidin Halim) karena sesuai aturan diperbolehkan. Walaupun ktia tahu kalau PL itu tidak bisa diatas Rp 200 juta, itu kan miliaran tuh," ujar Dede kepada awak media, Sabtu (20/3).
Ketua Fraksi PAN ini melihat polemik kemunculan kembali orang-orang yang diduga dekat dengan Gubernur untuk kepentingan yang sama yakni pengondisian proyek dilingkungan pemerintahan.
Meski demikian, Dede mengakui, dirinya tidak ingin mendalami persoalan internal yang tengah menimpa Gubernur Banten, paling tidak, Gubernur perlu memberikan sikap tegas untuk memulihkan citra baik Gubernur.
"Terus ada orang (ES) kaya gitu, kalau kita sih nggak masuk kedalam. Saya juga nggak kenal yang dimasuk orang (Gubernur) itu siapa, nggak faham juga," katanya.
Dede pun mewanti-wanti intervensi proyek besar jadi ruang terjadinya korupsi kolusi dan nepotisme ditubuh pemerintahan.
Dede mendesak Gubernur untuk mengklarifikasi kembali serta membuka selebar-lebarnya kepada seluruh jajaranya untuk membuktikan bahwa Gubernur tidak pernah ada arahan pengkondisian proyek.
"Gubernur konsen sekarang itu supaya pemerintah provinsi terbebas dari korupsi. Harusnya dia komitmen apa yang disampaikan sesuai apa yang dilaksanakan terutama dimasa akhir kepemimpinnanya," tegasnya.
Senada, Aktivis Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Uday Suhada menambahkan, berdasarkan hasil investigasi serta pelaporan dari berbagai pihak selain inisial ES yang mengintervensi proyek ada pihak-pihak lain kini memiliki gelata sama seperti ES.
"ES sekarang malah dijadikan musuh bersama oleh pemain lain, mereka bersorak sekarang, nanti akan kami buka ke publik" cetusnya.
Diketahui, sebelumnya Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan pencatutan namanya untuk dijual oknum dalam pusaran bisnis proyek.
"Biarin aja, udah biasa, nggak ada masalah, emang jadi Gubernur begitu risikonya, Presiden juga begitu, harus paham Gubernur Walikota semua dijual. Dijual jual," pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3c1F2Nr
via gqrds
Anggota Komisi IV DPRD Banten, Dede Rohana Putra menyoroti, kisruh proyek dilingkungan Pemprov ditandai dengan dua kali kemunculan royek ke publik yaitu pengadaan langsung (PL) penayangan lelang proyek Jalan Palima-Baros Rp 169,4 miliar dan PL RSUD Malimping senilai Rp 2,5 miliar.
"PL kemarin kan sudah dikonfirmasi diklarifikasi Gubernur (Wahidin Halim) karena sesuai aturan diperbolehkan. Walaupun ktia tahu kalau PL itu tidak bisa diatas Rp 200 juta, itu kan miliaran tuh," ujar Dede kepada awak media, Sabtu (20/3).
Ketua Fraksi PAN ini melihat polemik kemunculan kembali orang-orang yang diduga dekat dengan Gubernur untuk kepentingan yang sama yakni pengondisian proyek dilingkungan pemerintahan.
Meski demikian, Dede mengakui, dirinya tidak ingin mendalami persoalan internal yang tengah menimpa Gubernur Banten, paling tidak, Gubernur perlu memberikan sikap tegas untuk memulihkan citra baik Gubernur.
"Terus ada orang (ES) kaya gitu, kalau kita sih nggak masuk kedalam. Saya juga nggak kenal yang dimasuk orang (Gubernur) itu siapa, nggak faham juga," katanya.
Dede pun mewanti-wanti intervensi proyek besar jadi ruang terjadinya korupsi kolusi dan nepotisme ditubuh pemerintahan.
Dede mendesak Gubernur untuk mengklarifikasi kembali serta membuka selebar-lebarnya kepada seluruh jajaranya untuk membuktikan bahwa Gubernur tidak pernah ada arahan pengkondisian proyek.
"Gubernur konsen sekarang itu supaya pemerintah provinsi terbebas dari korupsi. Harusnya dia komitmen apa yang disampaikan sesuai apa yang dilaksanakan terutama dimasa akhir kepemimpinnanya," tegasnya.
Senada, Aktivis Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Uday Suhada menambahkan, berdasarkan hasil investigasi serta pelaporan dari berbagai pihak selain inisial ES yang mengintervensi proyek ada pihak-pihak lain kini memiliki gelata sama seperti ES.
"ES sekarang malah dijadikan musuh bersama oleh pemain lain, mereka bersorak sekarang, nanti akan kami buka ke publik" cetusnya.
Diketahui, sebelumnya Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan pencatutan namanya untuk dijual oknum dalam pusaran bisnis proyek.
"Biarin aja, udah biasa, nggak ada masalah, emang jadi Gubernur begitu risikonya, Presiden juga begitu, harus paham Gubernur Walikota semua dijual. Dijual jual," pungkasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3c1F2Nr
via gqrds
0 Response to "Bersihkan Nama Baik Dari Para Pencatut, WH Didesak Terbuka Soal Proyek"
Posting Komentar