Tak Hadiri Acara Seba Baduy, WH-Andika Disentil Ketua Ketua DPRD Banten
RMOLBANTEN Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin Halim dan Andika Hazrumy (WH-Andika) disentil karena tidak menghadiri acara Seba Baduy 2021.
Adalah Ketua DPRD Banten, Andra Soni yang menyentil dua Bapak Gede -istilah yang ditujukan masyarakat Baduy ke pemimpin daerah-.
Andra Soni mengakui, dirinya justru memiliki kebanggan tersendiri bisa secara langsung menyambut kedatangan Warga Baduy yang memiliki niat baik kepada Pemerintah Provinsi Banten.
"Ini pengalaman buat saya, masyarakat baduy tetap konsisten menjalan fungsi mereka sebagai masyarakat adat dan kemudian menjalankan amanah dari leluhur nya untuk mendukung pemerintah dengan memberikan masukan kepada pemerintah melalui Seba Baduy 2021," ujar Andra Soni kepada wartawan di Serang, Minggu (23/5).
Menurut Andra, Warga Baduy konsisten setiap tahun melaksanakan Seba silaturahmi kepada pemerintah dan selalu dilakukan kepada pemerintah yang sah.
Pesan yang diambil, dikatakan Andra, warga Baduy ingin pemerintah menjaga gunung, hingga banyak hal lain yang patut ditindaklanjuti Pemerintah Daerah.
"Mereka bukan objek untuk di tonton, sehingga mereka punya perdes yang terbit nomor 1 tahun 2007 yang mestinya kita pelajari, kita tindaklanjuti agar kekayaan adat, ini kekayaan banten kekayaan Indonesia bahwa suku baduy ini konsisten," ungkap Andra.
Sejauh ini, Andra melihat konsistensi masyarakat adat Baduy sebagai generasi muda yang patut dierikan ruang untuk bisa mengetahui dan bisa mendalami budaya baduy yang merupakan bagian dari budaya Bbanten dan Indonesia.
"Saya pikir Baduy ini kalau meraka tidak punya peraturan tertulis tapi mereka konsisten menjalankan yang sudah digariskan atau yang sudah sampaikan para leluhur mereka," katanya.
"Saya rasa kalau kita bisa turut belajar dari masyarakat baduy terkait konsistensi menjaga alam insyaallah kita bisa jaga banten lebih sejahtera," imbuhnya.
Disinggung terkait tegulasi untuk menghentikan Gurandil, Andra mengakui, pihaknya akan mengkoordinasikan dengan pihak terkait untuk melindungi adat baduy dari sisi penguatan regulasi.
Yang jelas, lanjut Andra, karena adat Baduy berada di Republik Indonesia tentu memiliki kepastian hukum mereka punya tanah sekitar 5000 hektar bagian pemerintah kabupaten Lebak yang sudah di atur oleh Undang-undang.
"Pemerintah Pprovinsi Banten harus pro aktif. Apalagi belum lama ini kita dengar sudah masuk gurandil ke wilayah adat dan itu sangat menyayat hati mereka dan kekhawatiran bencana itu semakin jelas," terang Andra.
"Pemprov memang harus konsentrasi dan terus fokus menindaklanjuti yang dilakukan oleh merka setiap tahun ke provinsi banten jangan sampai hanya kegiatan seremonial," paparnya.
Andra mengungkapkan, sesuai dengan kewenangan masing-masing seluruh aspirasi baduy harus menjadi perhaitan bersama untuk ditindaklnjuti.
"Kita akan tindaklanjuti bersama-sama, artinya ini harus didiskusikan bersama termasuk dengan masyarakat baduy," pungkas politisi Partai Gerindra itu. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Snu4KF
via gqrds
Adalah Ketua DPRD Banten, Andra Soni yang menyentil dua Bapak Gede -istilah yang ditujukan masyarakat Baduy ke pemimpin daerah-.
Andra Soni mengakui, dirinya justru memiliki kebanggan tersendiri bisa secara langsung menyambut kedatangan Warga Baduy yang memiliki niat baik kepada Pemerintah Provinsi Banten.
"Ini pengalaman buat saya, masyarakat baduy tetap konsisten menjalan fungsi mereka sebagai masyarakat adat dan kemudian menjalankan amanah dari leluhur nya untuk mendukung pemerintah dengan memberikan masukan kepada pemerintah melalui Seba Baduy 2021," ujar Andra Soni kepada wartawan di Serang, Minggu (23/5).
Menurut Andra, Warga Baduy konsisten setiap tahun melaksanakan Seba silaturahmi kepada pemerintah dan selalu dilakukan kepada pemerintah yang sah.
Pesan yang diambil, dikatakan Andra, warga Baduy ingin pemerintah menjaga gunung, hingga banyak hal lain yang patut ditindaklanjuti Pemerintah Daerah.
"Mereka bukan objek untuk di tonton, sehingga mereka punya perdes yang terbit nomor 1 tahun 2007 yang mestinya kita pelajari, kita tindaklanjuti agar kekayaan adat, ini kekayaan banten kekayaan Indonesia bahwa suku baduy ini konsisten," ungkap Andra.
Sejauh ini, Andra melihat konsistensi masyarakat adat Baduy sebagai generasi muda yang patut dierikan ruang untuk bisa mengetahui dan bisa mendalami budaya baduy yang merupakan bagian dari budaya Bbanten dan Indonesia.
"Saya pikir Baduy ini kalau meraka tidak punya peraturan tertulis tapi mereka konsisten menjalankan yang sudah digariskan atau yang sudah sampaikan para leluhur mereka," katanya.
"Saya rasa kalau kita bisa turut belajar dari masyarakat baduy terkait konsistensi menjaga alam insyaallah kita bisa jaga banten lebih sejahtera," imbuhnya.
Disinggung terkait tegulasi untuk menghentikan Gurandil, Andra mengakui, pihaknya akan mengkoordinasikan dengan pihak terkait untuk melindungi adat baduy dari sisi penguatan regulasi.
Yang jelas, lanjut Andra, karena adat Baduy berada di Republik Indonesia tentu memiliki kepastian hukum mereka punya tanah sekitar 5000 hektar bagian pemerintah kabupaten Lebak yang sudah di atur oleh Undang-undang.
"Pemerintah Pprovinsi Banten harus pro aktif. Apalagi belum lama ini kita dengar sudah masuk gurandil ke wilayah adat dan itu sangat menyayat hati mereka dan kekhawatiran bencana itu semakin jelas," terang Andra.
"Pemprov memang harus konsentrasi dan terus fokus menindaklanjuti yang dilakukan oleh merka setiap tahun ke provinsi banten jangan sampai hanya kegiatan seremonial," paparnya.
Andra mengungkapkan, sesuai dengan kewenangan masing-masing seluruh aspirasi baduy harus menjadi perhaitan bersama untuk ditindaklnjuti.
"Kita akan tindaklanjuti bersama-sama, artinya ini harus didiskusikan bersama termasuk dengan masyarakat baduy," pungkas politisi Partai Gerindra itu. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Snu4KF
via gqrds
0 Response to "Tak Hadiri Acara Seba Baduy, WH-Andika Disentil Ketua Ketua DPRD Banten"
Posting Komentar