Rizal Ramli Puji Pidato Fahri Hamzah: Inilah Alasan Kita Harus Dobrak Presidential Threshold

RMOLBANTEN Ekonom senior DR. Rizal Ramli memberikan acungan jempol terhadap pidato Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah berdurasi 1.54 menit yang beredar di media sosial.

"Fahri Hamzah bagus sekali, terang benderang,” tuturnya sembari memberikan emotikon 2 jempol, lewart akun Twitter pribadi, Minggu (25/7).

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu bukan tanpa alasan memberikan pujian. Apa yang disampaikan Fahri Hamzah merupakan persoalan mendasar di negeri ini yang harus dirombak total.

Apa yang disampaikan mantan Wakil Ketua DPR RI itu, juga sejalan dengan visinya untuk menghapus Presidential Threshold yang dinilai menjadi cikal bakal demokrasi kriminal.

"Inilah mengapa kita harus dobrak Presidential Threshold harus nol. Agar parpol tidak sekadar bus sewaan oligarki. Biarkan rakyat memilih pemimpin bukan cukong-cukong, sehingga demokrasi kriminal diubah amanah!” tegasnya.

Fahri Hamzah dalam pidatonya mengkritik trend partai politik di Inodnesia yang sudah berubah layaknya parpol dalam negara komunis, yang dikontrol segelintir orang dan keluarga.

Semakin miris lantaran tradisi intelektual dalam partai politik hilang. Kader tidak lagi memiliki kebebasan berpikir.

"Sedikit kritik pemerintah, langsung ditelpon ketum. Kita kan sudah dapat menteri,” sindir Fahri.

Miris lagi lantaran partai seolah menyuruh” pejabat publik dari partai mereka mencari uang. Tidak pernah terpikirkan dalam kepala partai politik untuk memisahkan pejabat publik dengan unsur partai mereka.

Parpol lupa bahwa mereka hanya fasilitator bagi lahirnya kepemimpinan. Mereka hanya mencalonkan, tapi yang memilihkan rakyat. Ketika rakyat memilih, mereka menjadi abdi rakyat,” demikian Fahri Hamzah [dzk]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/3kPuNkh
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Rizal Ramli Puji Pidato Fahri Hamzah: Inilah Alasan Kita Harus Dobrak Presidential Threshold"

Posting Komentar