Bantuan Modal BAZNAS, Purwanti Berhasil Kembangkan Usaha Di Tengah Pandemi
RMOLBANTEN Purwanti, perempuan paruh baya ini sekilas tak berbeda dengan ibu rumah tangga pada umumnya. Rutinitas beberes rumah, menyiapkan hidangan, hingga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya setiap hari ia lakukan.
Namun, di balik rutinitasnya itu, Purwanti juga menekuni usaha di bidang kuliner. Purwanti merupakan perempuan serba bisa dalam menghasilkan produk-produk kuliner. Mulai dari makanan berat, makanan ringan, hingga jamu mampu ia produksi untuk dijual ke konsumen. Usahanya makin berkembang di masa pandemi, setelah mendapat bantuan modal tanpa bunga dari BAZNAS Microfinance.
Cerita sukses Purwanti dimulai dari sini. Jauh sebelum terjun memulai usaha, dulunya Purwanti pernah bekerja cukup lama di sebuah klinik kecantikan. Dia bekerja selama 18 tahun, sejak 1992 hingga 2010. Dia memutuskan berhenti dan memilih membuka usaha untuk membantu perekonomian keluarganya. Naluri berdagang yang diturunkan dari kedua orang tuanya, membuat Purwanti tak ragu untuk memulai.
Berbagai usaha pun coba ia lakoni, seperti berjualan minuman ringan, hingga soto mie dan bakso di sekitar rumahnya. Setelah cukup lama pasang surut dalam berjualan, dia berganti produk jualan, setelah sering mengikuti pelatihan kuliner bersama ibu-ibu pelaku usaha lainnya.
Purwanti mantap memilih memproduksi aneka produk olahan, seperti kue biji ketapang, cheese stick, keripik singkong hingga makanan berat, seperti nasi kuning, uduk, dan rames. Usahanya yang mulai digemari masyarakat, justru menimbulkan kebimbangan pada dirinya. Dia berpikir, jika terus begini, usahanya tak akan berkembang, karena keterbatasan modal. Purwanti sempat berpikir meminjam ke bank, namun bunganya membuat dia berpikir ulang.
Akhirnya, Purwanti menemukan solusi untuk mengembangkan usahanya pada Desember 2019, saat bertemu BAZNAS Microfinance di Matraman. Purwanti mendapatkan bantuan pembiayaan tanpa bunga. Hal ini pun tak disia-siakan untuk mengembangkan usahanya.
Dengan bantuan pembiayaan yang didapat, Purwanti mulai menambah jumlah produksi makanan ringan yang dititipkan ke warung-warung sekitar Matraman. Tak kurang lebih dari empat warung ia titipi dengan sistem konsinyasi.
Adanya pandemi covid-19 membuat penjualan produk makanan ringan Purwanti agak lesu karena adanya pembatasan kegiatan dan daya beli masyarakat menurun. Namun, Purwanti tak menyerah. Ia mulai memutar otak untuk mengembangkan jenis usaha ke produk yang dibutuhkan ketika pandemi, yaitu produk jamu mpon-mpon dan air jahe. Modal untuk membuat usaha baru, dia dapat dari bantuan pembiayaan BAZNAS Microfinance beberapa bulan sebelum pandemi melanda.
Meski awalnya, racikan jamu dan air jahe ini hanya untuk konsumsi pribadi, namun ternyata ketika dikemas di botol dan dijual dengan dititipkan di warung-warung, responnya cukup bagus. Air jahe dengan kemasan 200 ml, ia jual dengan harga Rp5000. Sedangkan, jamu mpon-mpon dijual dengan ukuran 200 ml seharga Rp10.000. Omzet yang dihasilkan pun cukup besar, mengingat kedua produk itu memiliki banyak peminat saat pandemi untuk menjaga kesehatan.
Semenjak menjadi mitra Mustahik BAZNAS Microfinance Purwanti cukup aktif mengikuti agenda pelatihan maupun event bazar yang diselenggarakan oleh BAZNAS Microfinance.
Dari hasil pelatihan-pelatihan yang diikuti, Purwanti kini juga aktif mempromosikan dagangannya secara online melalui grup WhatsApp dan Facebook. Copywriting iklan dari pelatihan yang ia ikuti coba ia terapkan untuk berjualan secara online. Berjualan online jadi solusi cerdas dalam memasarkan produk di masa pandemi.
Banyak manfaat yang didapat Purwanti semenjak menjadi mitra mustahik BAZNAS Microfinance. Selain menjalankan usaha, Purwanti juga tak lupa untuk berbagi kepada sesama dengan rutin menjalankan aksi jumat berkah dengan membagikan nasi kotak kepada anak-anak yatim maupun tuna wisma yang ditemui di jalan. Ia juga aktif sebagai relawan Yayasan Yatim Dhuafa.
Purwanti bersyukur, doa dan perjuangan tak kenal henti dalam berdagang yang selama ini ia tekuni bisa membantu menyekolahkan anaknya hingga ke bangku kuliah. Bagi Purwanti dari pendidikanlah anak-anaknya kelak dapat memperbaiki taraf hidup keluarga.
BAZNAS mengajak Anda untuk turut membantu mewujudkan mimpi mustahik seperti Purwanti agar bisa memajukan usahanya dengan menyalurkan donasi terbaik melalui Zakat Online BAZNAS di link https://baznas.go.id/bayarzakat, atau melakukan transfer ke daftar rekening yang tertera di link https://baznas.go.id/rekening.
Anda juga bisa melakukan transfer bank, lalu salin nomor rekening zakat bank yang diinginkan, setelah itu simpan bukti transfer, kemudian konfirmasi melalui https://baznas.go.id/konfirmasi atau klik https://bit.ly WhatsApp-087877373555.
Anda juga bisa menunaikan zakat melalui berbagai rekening bank berikut:
BSI 9555.555.400, BCA 686.0148.755, BNI 555.5505.027, Mandiri 0700.0018.55555 a.n Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/30mZYvd
via gqrds
Namun, di balik rutinitasnya itu, Purwanti juga menekuni usaha di bidang kuliner. Purwanti merupakan perempuan serba bisa dalam menghasilkan produk-produk kuliner. Mulai dari makanan berat, makanan ringan, hingga jamu mampu ia produksi untuk dijual ke konsumen. Usahanya makin berkembang di masa pandemi, setelah mendapat bantuan modal tanpa bunga dari BAZNAS Microfinance.
Cerita sukses Purwanti dimulai dari sini. Jauh sebelum terjun memulai usaha, dulunya Purwanti pernah bekerja cukup lama di sebuah klinik kecantikan. Dia bekerja selama 18 tahun, sejak 1992 hingga 2010. Dia memutuskan berhenti dan memilih membuka usaha untuk membantu perekonomian keluarganya. Naluri berdagang yang diturunkan dari kedua orang tuanya, membuat Purwanti tak ragu untuk memulai.
Berbagai usaha pun coba ia lakoni, seperti berjualan minuman ringan, hingga soto mie dan bakso di sekitar rumahnya. Setelah cukup lama pasang surut dalam berjualan, dia berganti produk jualan, setelah sering mengikuti pelatihan kuliner bersama ibu-ibu pelaku usaha lainnya.
Purwanti mantap memilih memproduksi aneka produk olahan, seperti kue biji ketapang, cheese stick, keripik singkong hingga makanan berat, seperti nasi kuning, uduk, dan rames. Usahanya yang mulai digemari masyarakat, justru menimbulkan kebimbangan pada dirinya. Dia berpikir, jika terus begini, usahanya tak akan berkembang, karena keterbatasan modal. Purwanti sempat berpikir meminjam ke bank, namun bunganya membuat dia berpikir ulang.
Akhirnya, Purwanti menemukan solusi untuk mengembangkan usahanya pada Desember 2019, saat bertemu BAZNAS Microfinance di Matraman. Purwanti mendapatkan bantuan pembiayaan tanpa bunga. Hal ini pun tak disia-siakan untuk mengembangkan usahanya.
Dengan bantuan pembiayaan yang didapat, Purwanti mulai menambah jumlah produksi makanan ringan yang dititipkan ke warung-warung sekitar Matraman. Tak kurang lebih dari empat warung ia titipi dengan sistem konsinyasi.
Adanya pandemi covid-19 membuat penjualan produk makanan ringan Purwanti agak lesu karena adanya pembatasan kegiatan dan daya beli masyarakat menurun. Namun, Purwanti tak menyerah. Ia mulai memutar otak untuk mengembangkan jenis usaha ke produk yang dibutuhkan ketika pandemi, yaitu produk jamu mpon-mpon dan air jahe. Modal untuk membuat usaha baru, dia dapat dari bantuan pembiayaan BAZNAS Microfinance beberapa bulan sebelum pandemi melanda.
Meski awalnya, racikan jamu dan air jahe ini hanya untuk konsumsi pribadi, namun ternyata ketika dikemas di botol dan dijual dengan dititipkan di warung-warung, responnya cukup bagus. Air jahe dengan kemasan 200 ml, ia jual dengan harga Rp5000. Sedangkan, jamu mpon-mpon dijual dengan ukuran 200 ml seharga Rp10.000. Omzet yang dihasilkan pun cukup besar, mengingat kedua produk itu memiliki banyak peminat saat pandemi untuk menjaga kesehatan.
Semenjak menjadi mitra Mustahik BAZNAS Microfinance Purwanti cukup aktif mengikuti agenda pelatihan maupun event bazar yang diselenggarakan oleh BAZNAS Microfinance.
Dari hasil pelatihan-pelatihan yang diikuti, Purwanti kini juga aktif mempromosikan dagangannya secara online melalui grup WhatsApp dan Facebook. Copywriting iklan dari pelatihan yang ia ikuti coba ia terapkan untuk berjualan secara online. Berjualan online jadi solusi cerdas dalam memasarkan produk di masa pandemi.
Banyak manfaat yang didapat Purwanti semenjak menjadi mitra mustahik BAZNAS Microfinance. Selain menjalankan usaha, Purwanti juga tak lupa untuk berbagi kepada sesama dengan rutin menjalankan aksi jumat berkah dengan membagikan nasi kotak kepada anak-anak yatim maupun tuna wisma yang ditemui di jalan. Ia juga aktif sebagai relawan Yayasan Yatim Dhuafa.
Purwanti bersyukur, doa dan perjuangan tak kenal henti dalam berdagang yang selama ini ia tekuni bisa membantu menyekolahkan anaknya hingga ke bangku kuliah. Bagi Purwanti dari pendidikanlah anak-anaknya kelak dapat memperbaiki taraf hidup keluarga.
BAZNAS mengajak Anda untuk turut membantu mewujudkan mimpi mustahik seperti Purwanti agar bisa memajukan usahanya dengan menyalurkan donasi terbaik melalui Zakat Online BAZNAS di link https://baznas.go.id/bayarzakat, atau melakukan transfer ke daftar rekening yang tertera di link https://baznas.go.id/rekening.
Anda juga bisa melakukan transfer bank, lalu salin nomor rekening zakat bank yang diinginkan, setelah itu simpan bukti transfer, kemudian konfirmasi melalui https://baznas.go.id/konfirmasi atau klik https://bit.ly WhatsApp-087877373555.
Anda juga bisa menunaikan zakat melalui berbagai rekening bank berikut:
BSI 9555.555.400, BCA 686.0148.755, BNI 555.5505.027, Mandiri 0700.0018.55555 a.n Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/30mZYvd
via gqrds
0 Response to "Bantuan Modal BAZNAS, Purwanti Berhasil Kembangkan Usaha Di Tengah Pandemi"
Posting Komentar