Jawab Tantangan Teknologi, Pemuda di Banten Dituntut Miliki Softskill

SERANG – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Mahdani menilai para pemuda di Banten harus mempunyai kemampuan softskill. Hal itu guna menjawab tantangan dalam era teknologi informasi yang semakin pesat.

Mahdani juga menilai, pemuda yang mempunyai softskill menjadi sebuah solusi multidimensi sehingga dapat mendorong perekonomian daerah yang bisa melahirkan ekonomi kreatif.

“Sekarang ini era perubahan yang besar dalam teknologi. Sehingga tuntutan kreatifitas pemuda dalam dunia usaha juga semakin besar,” kata Mahdani pada acara diskusi pemberdayaan pemuda dalam rangka pemulihan ekonomi di Hotel Lynn, Kota Serang, Senin (1/11/2021)

Menurut Mahdani, tantangan pemuda saat ini bagaimana bisa bersaing secara global. “Ini mau tidak mau anak muda (bagaimana caranya) tidak gagap teknologi. Selain itu, tantangan sosial karena perubahan besar yang harus di sesuaikan seperti anak milenial yang mulai tidak tertarik lagi dengan kerjaan kantoran, karena (mereka) tidak mau terikat dan lain-lain,” ujarnya.

Mahdani menjelaskan, kemampuan pemuda juga harus menjawab tantangan perubahan teknologi.

“Tantangan perubahan teknologi, kalau tidak ikut perubahan ini tidak mampu bersaing. Maka (tantangan perubahan trknologi) ini harus dapat di manfaatkan dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mahdani mengungkapkan, pemerintah daerah juga harus ikut andil dalam pengembangan dan pemberdayaan pemuda.

“Permasalahan anak muda yang harus diselesaikan diantaranya bagaimana menjauhkan pemuda dari narkoba dan penyakit menular, ini harus mampu di cegah dan dibina sehingga tidak tersentuh. Tantangan belum optimal nya pemberdayaan pemuda, memang tidak cukup satu dinas kalau tidak salah ada 8 dinas tentu peran ini kita akan besarkan kedepan dinas olahraga raga dapat menyesuaikan kondisi,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten, M. Syaukani mengatakan, tantangan pemuda pada masa pandemi semakin kompleks. Selain harus berinovasi, kreatifitas anak muda diperlukan untuk mencari peluang dengan memanfaatkan saluran yang ada.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), anak muda dengan umur 15-39 tahun di Banten sebanyak 44 persen, sedangkan usia 40-59 tahun sebanyak 24 persen.

“Kalau kita melihat data di atas, usia produktif cukup dominan, (tinggal) bagaimana pemerintah daerah dapat mengembangkan potensi. Selain itu, kedepan anak muda tidak menjadi beban orangtua, maka perlu ada pembinaan atau saluran dari pemerintah daerah,” ujar Syaukani.

Meski begitu, lanjut Syaukani, dalam proses pemberdayaan pemuda tidak cukup dilakukan oleh satu lembaga.

“Yang mendukung (pemberdayaan pemuda) bukan hanya Dispora saja, tetapi ada koordinator itu Bappeda, ada peran-perannya. Misalnya, dari ekosistem pengembangan wirausaha muda, tugas fungsi dan kolaborasi antar dinas di provinsi Banten Bappeda mengkoordinasikan Dinas Pendidikan mewajibkan pendidikan. Lalu Dinkop dan UMKM dari sisi permodalan, Dispora identifikasi dan memberikan dukungan para pemuda

Dinas pariwisata dalam melibatkan peran muda dalam pariwisata atau sovenir,” paparnya. (Mir/Red)

The post Jawab Tantangan Teknologi, Pemuda di Banten Dituntut Miliki Softskill first appeared on BantenNews.co.id -Berita Banten Hari Ini.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jawab Tantangan Teknologi, Pemuda di Banten Dituntut Miliki Softskill"

Posting Komentar