Terancam Gagal Panen, Petani Di Kota Serang Menjerit

RMOLBanten. Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan sekitar 750 hektar areal persawahan di Kota Serang mengalami kekeringan dan terancam gagal panen.

Penyebab lainnya yang menyebabkan kekeringan semakin meluas karena saluran air di Pamarayan, Kabupaten Serang ditutup.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Serang Edinata Sukarya mengatakan, saat ini lahan yang sudah mengalami kekeringan seluas 750 hektar dengan status waspada.

"Kemarin itu ada sekitar 750 hektar lahan, kalau seminggu ini tidak ada air naik jadi sudah level waspada," kata Edinata kepada awak media di Kota Serang, Kamis (1/8).

Akibat dari kekeringan ini ini, kata Edinata persawahan yang ada di Kota Serang terancam mengalami gagal panen jika kebutuhan air tidak segera tercukupi.

"Pasti ngejerit (menjerit)sekarang kan kurang air, kalau November dan Desember sudah masuk masa panen dan pengolahan baru," ucapnya.

Untuk mengantisipasinya, kta Edinata, pihaknya sudah melakukan kesepakatan dengan pihak terkait di Kabupaten Serang agar bisa mengalirkan air dari Pamarayan kembali. Disepakati air akan dibuka kembali selama 15 hari di bulan Agustus dan 15 hari di bulan September.

"Sudah waspada tapi hasil kesepakatan air mau turun tanggal 1 Agustus ini jadi benar benar tertolong," ujarnya.

Sementara itu Sekertaris Umum DPP Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Rully Herdiansyah mengatakan sebetulnya musim kemarau ini seharusnya sudah bisa diprediksi oleh pemerintah kota (Pemkot) Serang dengan melakukan penanganan yang baik.

"Yang kedua pemerintah harus menjaga dan merawat sumber air khususnya untuk pertanian jadi bukan hanya bersifat pas kejadian baru rame. Begitu juga irigasi harus diperbaiki dan sumber air dijaga," tukasnya. [ars]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/2ZlSdjH
via gqrds

Tweet

Subscribe to receive free email updates: