Kelapa 7 dan Pulorida, Pantai yang Hilang Tergusur Pembangunan di Pesisir Cilegon
CILEGON — Bagi sebagian warga Kota Cilegon, laut bukan sekadar bentang alam. Ia adalah ruang hidup, tempat tumbuhnya kenangan, dan saksi perubahan zaman. Namun kini, dua pantai yang pernah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat pesisir Pantai Kelapa 7 di Suralaya dan Pantai Pulorida di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak tak lagi bisa dijumpai. Keduanya telah lenyap, tergerus pembangunan kawasan industri dan aktivitas reklamasi yang berlangsung bertahun-tahun.
Di masa lalu, Pantai Kelapa 7 dikenal sebagai destinasi rekreasi rakyat. Setiap akhir pekan, kawasan ini menjadi tempat berkumpul keluarga. Anak-anak bermain di pasir, orang dewasa menikmati semilir angin laut, sementara ombak yang relatif tenang menjadi latar kebersamaan sederhana. Akses yang mudah membuat pantai ini lekat dengan kehidupan warga sekitar Suralaya.
Namun perubahan datang perlahan, nyaris tanpa disadari. Seiring berkembangnya kawasan industri strategis dan infrastruktur energi di Suralaya, wajah pesisir pun berubah. Area yang dahulu terbuka untuk publik beralih fungsi. Pagar-pagar berdiri, garis pantai bergeser, dan ruang rekreasi masyarakat menyempit hingga akhirnya menghilang sama sekali.
“Dulu kalau mau rekreasi enggak perlu jauh-jauh, ada Pantai Kelapa 7 dekat sini. Sekarang semuanya sudah dipagar karena jadi kawasan industri,” kenang Supri, warga sekitar, Minggu (14/12/2025).
Cerita kehilangan juga datang dari Pulomerak. Pantai Pulorida, yang dulu lebih sunyi dan alami, memiliki tempat tersendiri di hati warga Lebak Gede. Pantai ini bukan destinasi wisata besar, tetapi menjadi ruang sosial yang penting. Warga memancing, duduk santai, atau sekadar menikmati senja di tepi Selat Sunda.
Kini, pantai itu hanya tinggal cerita. Aktivitas reklamasi dan perluasan kawasan industri menutup akses laut yang selama ini bebas dinikmati. Daratan baru terbentuk, kontur pesisir berubah, dan Pantai Pulorida tak lagi bisa dikenali seperti dahulu.
“Dulu kalau mau mancing atau berenang, Pantai Pulorida ada di sekitar sini. Sekarang sudah diuruk. Masuk juga susah karena dipagar,” ujar Ahmad, warga setempat.
Hilangnya dua pantai ini menjadi potret perubahan besar di pesisir Cilegon. Pembangunan industri membawa pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain menyisakan ruang-ruang yang terhapus dari ingatan kolektif masyarakat. Pantai Kelapa 7 dan Pantai Pulorida kini hanya hidup dalam cerita lisan, foto lama, dan nostalgia warga.
Sejumlah masyarakat berharap, pengalaman kehilangan ini menjadi pelajaran berharga. Mereka ingin pembangunan pesisir ke depan tidak semata berorientasi pada kepentingan ekonomi, tetapi juga memperhitungkan keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan ruang hidup masyarakat. Agar laut tidak sepenuhnya menjauh dari warganya, dan kenangan tentang pantai yang hilang tidak kembali terulang di pesisir lainnya.
Penulis: Usman Temposo
Editor: Wahyudin
The post Kelapa 7 dan Pulorida, Pantai yang Hilang Tergusur Pembangunan di Pesisir Cilegon appeared first on BantenNews.co.id -Berita Banten Hari Ini.
0 Response to "Kelapa 7 dan Pulorida, Pantai yang Hilang Tergusur Pembangunan di Pesisir Cilegon"
Posting Komentar