AJI: Aksi Jalan Mundur Sebagai Simbol Kemunduran Demokrasi Indonesia
RMOLBanten. Aksi jalan mundur di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dilakukan puluhan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Aksi sebagai simbol bentuk kemunduran Demokrasi Indonesia.
Aksi untuk juga untuk menuntut kepolisian untuk segera membebaskan aktivis yang juga pengurus Nasional AJI Dandy Dwi Laksono dari seluruh jeratan hukum.
Dandhy diketahui ditangkap polisi karena postingan di media sosialnya yang dinilai menyebarkan kebencian bernuansa SARA.
Koordinator Bidang Advokasi AJI Indonesia Sasmito Madrin menyatakan, sejak demonstrasi yang terjadi dalam sepekan ini, tercatat telah terdapat 14 kasus kekerasan jurnalis di berbagai daerah di Indonesia.
"Mencatat ada 14 kasus kekerasan di berbagai daerah, 10 kasus kekerasan pada aksi 24-26 September," katanya saat melakukan aksi teaterikal di Bundaran HI, Minggu (29/9).
Ada 9 kasus yang diduga dilakukan oleh polisi. AJI kata Sasmito, berharap pihak kepolisian mengusut kasus ini.
"Tanpa ada laporan pun itu harus diusut karena kekerasan terhadap jurnalis bukan delik aduan jadi teman-teman kepolisian bisa langsung mengusut tanpa adanya laporan," tegas Sasmito.
Perusahaan media diminta AJI memberikan pendampingan bagi para pekerja atau jurnalisnya.
"Di samping polisi aktif, perusahaan media juga harus aktif melaporkan kasus ini. Bukan sebagai kasus etik, tapi sebagai kasus pelanggaran pidana sesuai Undang-Undang Pers," pungkasnya. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2nzD9ku
via gqrds
Aksi untuk juga untuk menuntut kepolisian untuk segera membebaskan aktivis yang juga pengurus Nasional AJI Dandy Dwi Laksono dari seluruh jeratan hukum.
Dandhy diketahui ditangkap polisi karena postingan di media sosialnya yang dinilai menyebarkan kebencian bernuansa SARA.
Koordinator Bidang Advokasi AJI Indonesia Sasmito Madrin menyatakan, sejak demonstrasi yang terjadi dalam sepekan ini, tercatat telah terdapat 14 kasus kekerasan jurnalis di berbagai daerah di Indonesia.
"Mencatat ada 14 kasus kekerasan di berbagai daerah, 10 kasus kekerasan pada aksi 24-26 September," katanya saat melakukan aksi teaterikal di Bundaran HI, Minggu (29/9).
Ada 9 kasus yang diduga dilakukan oleh polisi. AJI kata Sasmito, berharap pihak kepolisian mengusut kasus ini.
"Tanpa ada laporan pun itu harus diusut karena kekerasan terhadap jurnalis bukan delik aduan jadi teman-teman kepolisian bisa langsung mengusut tanpa adanya laporan," tegas Sasmito.
Perusahaan media diminta AJI memberikan pendampingan bagi para pekerja atau jurnalisnya.
"Di samping polisi aktif, perusahaan media juga harus aktif melaporkan kasus ini. Bukan sebagai kasus etik, tapi sebagai kasus pelanggaran pidana sesuai Undang-Undang Pers," pungkasnya. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2nzD9ku
via gqrds
0 Response to "AJI: Aksi Jalan Mundur Sebagai Simbol Kemunduran Demokrasi Indonesia"
Posting Komentar