Dianggap Belum Lengkap, Sesepuh dan Tokoh Diskusikan Kembali Terbentuknya Kota Tangsel
TANGSEL – Para sesepuh dan tokoh masyarakat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai sejarah terbentuknya Kota satelit itu, yang saat ini diketahui masyarakat banyak ternyata belum lengkap dan sedikit menyimpang dari faktanya.
Atas dasar itu, beberapa sesepuh dan tokoh masyarakat yang ikut andil dalam menggagas berdirinya Kota Tangsel pada 2007 lalu, mengadakan pertemuan kembali dalam rangka menyempurnakan dan meluruskan sejarah tersebut, di salah satu rumah makan di Serpong, Jumat (11/10/2019).
Salah satu anggota presidium pemekaran Kota Tangsel, Saniya Wiryaredja mengungkapkan, sejarah Tangsel yang ditulis dalam 3 buku itu belum lengkap. Sedangkan, kata Saniya, dirinya mempunyai dokumen-dokumen baik foto-foto maupun kliping koran saat masa-masa pemekaran.
“Tujuan kita meluruskan karena kita berbicara fakta, apa adanya dan tidak direkayasa. Artinya kalo itu baik ya baik, kalo itu tidak baik ya tidak baik. Jadi jelasnya tujuannya itu adalah siapa yang terlibat dari periode pertama pembentukan sampai hari ini baik inisiator, penggerak, sampai pemerintah akan kita tulis sebagaimana mestinya,” ujar Saniya.
Menurut Saniya, dirinya tidak menyalahkan ke 3 buku tadi yang dibuat oleh Panwas, namun, lanjut dia, segala sesuatu itu ada plus minusnya. Oleh karenanya, pihaknya bertujuan untuk mengkaji ulang buku tersebut.
“Kalau perlu nanti kita akan undang pak Ismet yah mudah-mudah beliau sehat, karena dia juga yang menyetujui pemekaran Tangsel dulu,” bebernya.
“Sementara acara itu lebih mengarah kepada 3 buku itu yang menjadi acuan sejarah terbentuknya Tangsel. Karena di dalam buku itu tidak dicantumkan data-data kelayakan sebuah kota untuk mekar, penelitian profesor Sadu juga tidak dicantumkan. Kapan penelitian itu dilakukan?,” imbuhnya.
Sementara awal pembentukan Kota Tangsel dulunya, menurut Saniya, bukan disebut Tangsel, melainkan CIPASERA singkatan dari Ciputat, Cisauk, Pamulang Serpong, dan Pondok Aren.
“Dulunya Pagedangan dan Cisauk itu kita ajukan juga untuk masuk ke Tangsel, tapi karena tidak diakomodir oleh pak Ismet maka 2 kecamatan itu tetap di Kabupaten dan diberi batas alamiah berupa kali Cisadane,” tandasnya. (Ihy/Red)
0 Response to "Dianggap Belum Lengkap, Sesepuh dan Tokoh Diskusikan Kembali Terbentuknya Kota Tangsel"
Posting Komentar