Mengulas Serangan Rudal Iran Saat Khamenei Jadi Commander In Chief
RMOLBANTEN. Balas dendam atas terbunuhnya Letnan Jenderal Qassem Soleimani baru saja dimulai, Rabu 8 Januari 2020. Lewat serangan militer. Baca: Serangan Dimulai, Rudal Iran Meluncur Ke Pangkalan Militer AS Di Irak
Bukan Presiden Iran Hassan Rouhani yang memberi komando soal teknis serangan.
Tapi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang menjadi Panglima Tertinggi atau Commander In Chief dalam serangan militer balasan ini.
Dalam serangan perdana ini, Iran menembakkan puluhan rudal balistik, 10 rudal menghajar Airbase Al Asad di Irak.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa di pihak AS.
Lalu, 1 rudal jatuh di dekat Bandara Erbil di Irak, namun tidak ada kerusakan.
Dicatat juga bahwa 4 rudal Iran gagal mengenai sasaran pada serangan perdana ini.
Apa yang bisa diulas dari serangan perdana ini?
Yang sangat kental dari serangan perdana Iran ini adalah "suasana emosional" yang sangat mengharu biru atas gugurnya Soleimani, terlihat jelas sekali.
Khamenei, hanya ingin menunjukkan, poin utama serangan balasan ini adalah membalas kematian anak emas atau Jenderal yang sangat ia sayangi.
Sehingga, sebagai pemanasan awal, rudal Iran menghantami pangkalan militer Amerika yang jaraknya terdekat dengan lokasi terbunuhnya Soleimani.
Iran, sengaja tidak menghantami pangkalan militer yang di dalamnya terdapat banyak prajurit militer, baik itu pasukan Irak, pasukan koalisi dan pasukan Amerika.
Padahal kalau Iran mau, mereka bisa menghajar pangkalan militer yang isinya ratusan atau ribuan pasukan militer.
Khamenei, tidak mau sembarang membunuh.
Khamenei tampaknya sengaja membuat serangan ini harus punya bobot psikologis yang sangat amat berat untuk Amerika, tanpa perlu memakan korban jiwa dalam serangan perdana ini.
Terbukti, Presiden AS Donald Trump beserta tim keamanan nasionalnya, sudah langsung tergopoh-gopoh masuk ke Situation Room, tempat monitoring operasi militer Amerika.
Jika bukan Khamenei yang bertindak sebagai Commander In Chief, taruhlah misalnya diserahkan kepada kalangan militer Iran yang isinya adalah sahabat, bawahan dan loyalis Soleimani. Mereka akan menghajar sangat sadis dengan target harus sebanyak mungkin korban jiwa berjatuhan di pihak militer Amerika.
Yang dapat disampaikan disini adalah perang hanya akan menimbulkan kematian dan kehancuran.
Mari menahan diri. Jangan larut dalam murka yang menyala-nyala.
Agar dunia ini dapat menjadi tempat yang sungguh baik, aman dan nyaman untuk semua orang.
Seperti lirik lagu Michael Jackson ini:
Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make it a better place
For you and for me. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/37MginA
via gqrds
Bukan Presiden Iran Hassan Rouhani yang memberi komando soal teknis serangan.
Tapi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang menjadi Panglima Tertinggi atau Commander In Chief dalam serangan militer balasan ini.
Dalam serangan perdana ini, Iran menembakkan puluhan rudal balistik, 10 rudal menghajar Airbase Al Asad di Irak.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa di pihak AS.
Lalu, 1 rudal jatuh di dekat Bandara Erbil di Irak, namun tidak ada kerusakan.
Dicatat juga bahwa 4 rudal Iran gagal mengenai sasaran pada serangan perdana ini.
Apa yang bisa diulas dari serangan perdana ini?
Yang sangat kental dari serangan perdana Iran ini adalah "suasana emosional" yang sangat mengharu biru atas gugurnya Soleimani, terlihat jelas sekali.
Khamenei, hanya ingin menunjukkan, poin utama serangan balasan ini adalah membalas kematian anak emas atau Jenderal yang sangat ia sayangi.
Sehingga, sebagai pemanasan awal, rudal Iran menghantami pangkalan militer Amerika yang jaraknya terdekat dengan lokasi terbunuhnya Soleimani.
Iran, sengaja tidak menghantami pangkalan militer yang di dalamnya terdapat banyak prajurit militer, baik itu pasukan Irak, pasukan koalisi dan pasukan Amerika.
Padahal kalau Iran mau, mereka bisa menghajar pangkalan militer yang isinya ratusan atau ribuan pasukan militer.
Khamenei, tidak mau sembarang membunuh.
Khamenei tampaknya sengaja membuat serangan ini harus punya bobot psikologis yang sangat amat berat untuk Amerika, tanpa perlu memakan korban jiwa dalam serangan perdana ini.
Terbukti, Presiden AS Donald Trump beserta tim keamanan nasionalnya, sudah langsung tergopoh-gopoh masuk ke Situation Room, tempat monitoring operasi militer Amerika.
Jika bukan Khamenei yang bertindak sebagai Commander In Chief, taruhlah misalnya diserahkan kepada kalangan militer Iran yang isinya adalah sahabat, bawahan dan loyalis Soleimani. Mereka akan menghajar sangat sadis dengan target harus sebanyak mungkin korban jiwa berjatuhan di pihak militer Amerika.
Yang dapat disampaikan disini adalah perang hanya akan menimbulkan kematian dan kehancuran.
Mari menahan diri. Jangan larut dalam murka yang menyala-nyala.
Agar dunia ini dapat menjadi tempat yang sungguh baik, aman dan nyaman untuk semua orang.
Seperti lirik lagu Michael Jackson ini:
Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make it a better place
For you and for me. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/37MginA
via gqrds
0 Response to "Mengulas Serangan Rudal Iran Saat Khamenei Jadi Commander In Chief"
Posting Komentar