Maskapai di Asia Pasifik Rugi 27,8 Miliar Dolar Akibat Wabah Virus Corona
RMOLBANTEN. Wabah virus corona atau covid-19 telah membuat rugi maskapai penerbangan di wilayah Asia-Pasifik. Diperkirakan maskapai kehilangan pendapatan sekitar 27,8 miliar dolar pada tahun.
Pernyataan disampaikan International Air Transport Association (Asosiasi Transportasi Udara Internasional/IATA) dalam keterangan resminya.
Penurunan jumlah penumpang mencapai 13 persen dalam tahun ini, karena kehilangan penumpang asal China.
"Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan," terang CEO IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan, melansir Channel News Asia, Jumat (21/2).
"Terutama untuk memangkas kapasitas dan dalam beberapa kasus rute. Biaya bahan bakar yang lebih rendah akan membantu mengimbangi sebagian dari pendapatan yang hilang. Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan," ujar Juniac lagi.
Dampak wabah virus corona ini hampir sama seperti wabah SARS, menurutnya.
"Ditandai periode enam bulan dengan penurunan tajam diikuti oleh pemulihan yang sama cepatnya. Penurunan penumpang yang drastis ini baru kembali terjadi sejak krisis keuangan 2008-2009, kata De Juniac.
Pasar domestik China, maskapai penerbangan diperkirakan kehilangan pendapatan sekitar 12,8 miliar dolar dan operator di luar kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan menderita kerugian 1,5 miliar dolat.
IATA menghitung, jika virus menyebar lebih luas, maka dampak pada maskapai di daerah lain juga akan lebih besar.
IATA sebelumnya memperkirakan maskapai penerbangan Asia-Pasifik akan mencatat pertumbuhan 4,8 persen tahun ini, tetapi kondisi sebaliknya yang terjadi, karena mereka berkontraksi 8,2 persen. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Pf8zHU
via gqrds
Pernyataan disampaikan International Air Transport Association (Asosiasi Transportasi Udara Internasional/IATA) dalam keterangan resminya.
Penurunan jumlah penumpang mencapai 13 persen dalam tahun ini, karena kehilangan penumpang asal China.
"Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan," terang CEO IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan, melansir Channel News Asia, Jumat (21/2).
"Terutama untuk memangkas kapasitas dan dalam beberapa kasus rute. Biaya bahan bakar yang lebih rendah akan membantu mengimbangi sebagian dari pendapatan yang hilang. Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi maskapai penerbangan," ujar Juniac lagi.
Dampak wabah virus corona ini hampir sama seperti wabah SARS, menurutnya.
"Ditandai periode enam bulan dengan penurunan tajam diikuti oleh pemulihan yang sama cepatnya. Penurunan penumpang yang drastis ini baru kembali terjadi sejak krisis keuangan 2008-2009, kata De Juniac.
Pasar domestik China, maskapai penerbangan diperkirakan kehilangan pendapatan sekitar 12,8 miliar dolar dan operator di luar kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan menderita kerugian 1,5 miliar dolat.
IATA menghitung, jika virus menyebar lebih luas, maka dampak pada maskapai di daerah lain juga akan lebih besar.
IATA sebelumnya memperkirakan maskapai penerbangan Asia-Pasifik akan mencatat pertumbuhan 4,8 persen tahun ini, tetapi kondisi sebaliknya yang terjadi, karena mereka berkontraksi 8,2 persen. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Pf8zHU
via gqrds
0 Response to "Maskapai di Asia Pasifik Rugi 27,8 Miliar Dolar Akibat Wabah Virus Corona"
Posting Komentar