Ibukota Baru, Apakah Jokowi Dan Ahok Saling Simpan Kartu?
RMOLBANTEN. Nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok muncul sebagai kandidat Kepala Badan Otoritas Ibukota Negara (IKN) baru.
Kemunculannya menuai banyak kritik dari sejumlah kalangan. Terlalu dipaksakan dan politis menjadi kecurigaan dan kritikan banyak pihak.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin juga yang mempertanyakan mantan narapidana penistaan agama itu masuk bursa untuk ditunjuk jadi Kepala IKN ini.
"Saya mengkritisi ya. Kita punya penduduk 250 juta. Masa nggak ada yang lain sih? Kenapa hanya Ahok?" terang ujar dikutip dari Kantor Berita RMOLNetwork, Senin (9/3).
Bukan tanpa alasan. Selain Ahok pernah dipenjara karena tersandung kasus penistaan agama, Indonesia juga masih memiliki banyak tokoh hebat.
Ujang menyarankan agar presiden bisa memikirkan dan memberikan kesempatan untuk tokoh lainnya dalam menyelesaikan persoalan itu.
Ujang menduga-duga alasan khusus di balik keputusan Jokowi memasukkan nama Ahok dalam kandidat kepala IKN.
Dia lantas bertanya-tanya, apakah ada kekuatan khusus yang dimiliki Ahok sehingga Jokowi tidak berkutik.
"Kita tidak tahu apakah di belakang mereka sama-sama punya kartu atau tidak. Ini kan membahayakan publik ya," jelas Ujang.
"Tapi pada akhirnya, akan semakin dalam ketidakpercayaan masyarakat kepada kepemimpinan Jokowi," pungkasnya.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya sempat mengomentari penolakan publik terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurutnya, penolakan itu banyak disandarkan pada rasa kebencian.
"Kalau dia (Ahok) punya kemampuan, kalau dia punya leadership, kalau dia punya management yang bagus, kalau dia memberikan perhatian full terhadap kepercayaan amanah yang diberikan oleh Presiden untuk memimpin CEO dari IKN, kenapa mesti pakai agama apa orang-orang ini semua?" ujarnya kepada wartawan, Minggu (8/3). [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3cHSB36
via gqrds
Kemunculannya menuai banyak kritik dari sejumlah kalangan. Terlalu dipaksakan dan politis menjadi kecurigaan dan kritikan banyak pihak.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin juga yang mempertanyakan mantan narapidana penistaan agama itu masuk bursa untuk ditunjuk jadi Kepala IKN ini.
"Saya mengkritisi ya. Kita punya penduduk 250 juta. Masa nggak ada yang lain sih? Kenapa hanya Ahok?" terang ujar dikutip dari Kantor Berita RMOLNetwork, Senin (9/3).
Bukan tanpa alasan. Selain Ahok pernah dipenjara karena tersandung kasus penistaan agama, Indonesia juga masih memiliki banyak tokoh hebat.
Ujang menyarankan agar presiden bisa memikirkan dan memberikan kesempatan untuk tokoh lainnya dalam menyelesaikan persoalan itu.
Ujang menduga-duga alasan khusus di balik keputusan Jokowi memasukkan nama Ahok dalam kandidat kepala IKN.
Dia lantas bertanya-tanya, apakah ada kekuatan khusus yang dimiliki Ahok sehingga Jokowi tidak berkutik.
"Kita tidak tahu apakah di belakang mereka sama-sama punya kartu atau tidak. Ini kan membahayakan publik ya," jelas Ujang.
"Tapi pada akhirnya, akan semakin dalam ketidakpercayaan masyarakat kepada kepemimpinan Jokowi," pungkasnya.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin sebelumnya sempat mengomentari penolakan publik terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurutnya, penolakan itu banyak disandarkan pada rasa kebencian.
"Kalau dia (Ahok) punya kemampuan, kalau dia punya leadership, kalau dia punya management yang bagus, kalau dia memberikan perhatian full terhadap kepercayaan amanah yang diberikan oleh Presiden untuk memimpin CEO dari IKN, kenapa mesti pakai agama apa orang-orang ini semua?" ujarnya kepada wartawan, Minggu (8/3). [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3cHSB36
via gqrds
0 Response to "Ibukota Baru, Apakah Jokowi Dan Ahok Saling Simpan Kartu?"
Posting Komentar