Dihantam Covid-19, Pengangguran Indonesia Bertambah 3,05 Juta Jiwa
RMOLBANTEN. Kondisi ketenagakerjaan masih menjadi masalah di Indonesia, kondisi angkatan kerja yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk Februari mencapai angka 6,8 juta artinya masih ada 4,99 juta yang belum mendapat pekerjaan.
Demikian disampaikan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah usai membuka acara Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Gelombang II dan Penyerahan Hasil Pelatihan Penanganan Dampak Covid-19 di BBPLK Serang, Selasa (21/7).
"Angka ini sebetulnya sebanding dengan tahun 2019, bahkan untuk 2019 ada sedikit penurunan dari yang asalnya 7,050, per Februari 2020 tren ketenagakerjaan kita positif karena kerjakeras dari semua stake holder turun menjadi 6,8 juta," ujarnya.
Akan tetapi dari berita gembira tersebut, dikatakan Ida berakhir dengan datangnya pandemi Covid-19 ini, dampaknya ternyata tidak hanya kepada sektor kesehatan saja namun juga pada sektor ekonomi dan ketenagakerjaan.
Data yang dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, pada bulan Mei 2020 setidaknya sekitar 3,05 juta tenaga kerja terdampak Covid-19.
"Pandemi ini telah mengakibatkan 1.7 juta sodara kita yang harus di PHK dan itu datanya terverifikasi dengan baik. Ada 1.3 juta sodara kita yang di rumahkan terutama bagi mereka yang kerja di sektir informal," kata Ida.
Untuk itu, dikatakan Ida akselerasi upaya untuk pemulihan sektor ekonomi akibat pandemi Covid-19 harus segera dilakukan agar industri dapat kembali bangkit sehingga dapat memberikan kontribusi bagi penyerapan pengangguran.
"Untuk itu kita terus berupaya melaksanakan pembangunan dibidang ketenagakerjaan yaitu dengan meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja Indonesia," ujarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan, dikatakan Ida yaitu dengan menerapkan pelatihan berbasis kompetensi disemua UPT BLK serta melakukan sertifikasi kompetensi bagi lulusan pelatihan di BLK.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, Kementerian Ketenagakerjaan gencar melakukan program tanggap Covid-19 dengan mengoptimalkan fungsi BLK baik BLK UPTP, BLK UPTD maupun BLK Komunitas.
"Balai Latihan Kerja diarahkan untuk menyelenggarakan pelatihan penanganan Dampak Covid-19 yang ditujukan untuk menyiapkan dan memproduksi barang/alat yang dapat membantu masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19," tutupnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3fOgM0O
via gqrds
Demikian disampaikan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah usai membuka acara Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Gelombang II dan Penyerahan Hasil Pelatihan Penanganan Dampak Covid-19 di BBPLK Serang, Selasa (21/7).
"Angka ini sebetulnya sebanding dengan tahun 2019, bahkan untuk 2019 ada sedikit penurunan dari yang asalnya 7,050, per Februari 2020 tren ketenagakerjaan kita positif karena kerjakeras dari semua stake holder turun menjadi 6,8 juta," ujarnya.
Akan tetapi dari berita gembira tersebut, dikatakan Ida berakhir dengan datangnya pandemi Covid-19 ini, dampaknya ternyata tidak hanya kepada sektor kesehatan saja namun juga pada sektor ekonomi dan ketenagakerjaan.
Data yang dikumpulkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, pada bulan Mei 2020 setidaknya sekitar 3,05 juta tenaga kerja terdampak Covid-19.
"Pandemi ini telah mengakibatkan 1.7 juta sodara kita yang harus di PHK dan itu datanya terverifikasi dengan baik. Ada 1.3 juta sodara kita yang di rumahkan terutama bagi mereka yang kerja di sektir informal," kata Ida.
Untuk itu, dikatakan Ida akselerasi upaya untuk pemulihan sektor ekonomi akibat pandemi Covid-19 harus segera dilakukan agar industri dapat kembali bangkit sehingga dapat memberikan kontribusi bagi penyerapan pengangguran.
"Untuk itu kita terus berupaya melaksanakan pembangunan dibidang ketenagakerjaan yaitu dengan meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja Indonesia," ujarnya.
Salah satu upaya yang dilakukan, dikatakan Ida yaitu dengan menerapkan pelatihan berbasis kompetensi disemua UPT BLK serta melakukan sertifikasi kompetensi bagi lulusan pelatihan di BLK.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, Kementerian Ketenagakerjaan gencar melakukan program tanggap Covid-19 dengan mengoptimalkan fungsi BLK baik BLK UPTP, BLK UPTD maupun BLK Komunitas.
"Balai Latihan Kerja diarahkan untuk menyelenggarakan pelatihan penanganan Dampak Covid-19 yang ditujukan untuk menyiapkan dan memproduksi barang/alat yang dapat membantu masyarakat dalam pencegahan penularan Covid-19," tutupnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3fOgM0O
via gqrds
0 Response to "Dihantam Covid-19, Pengangguran Indonesia Bertambah 3,05 Juta Jiwa"
Posting Komentar