Pandemi Covid-19, Begini Perjuangan Pengusaha Ini Tetap Bertahan

CILEGON – Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu mengumumkan soal penerapan hidup new normal di masa pandemi ini. Istilah new normal sendiri pada awalnya adalah jargon dalam dunia ekonomi dan bisnis. Istilah tersebut mengacu pada pembuat kebijakan dunia bahwa ekonomi industri akan kembali ke “cara terbaru” setelah dihantam krisis keuangan pada 2007-2008 seperti artikel yang ditulis oleh Rich Miller dan Matthew Benjamin berjudul “Post-Subprime Economy Means Subpar Growth as New Normal in U.S.” yang tayang di Bloomberg pada 18 Mei 2008.

Penggunaan istilah new normal dari waktu ke waktu bergeser mulai dari isu global warming, isu lingkungan, hingga kini isu kehidupan di era pandemi Covid-19.

Tim dokter di University of Kansas Health System adalah yang pertama kali mempopulerkannya. Mereka menyatakan pandemi yang sudah menewaskan lebih dari 350.000 jiwa di seluruh dunia per 27 Mei 2020 akan mengubah tatanan hidup keseharian manusia.

Huluful Fahmi, seorang pengusaha asal Kota Cilegon mengakui pentingnya pemahaman soal new normal ini. Meskipun efek pandemi bagi usahanya boleh dikatakan malah menguntungkan.

“Saya ada beberapa usaha yang justru diuntungkan akibat adanya pandemi ini. Salah satunya usaha saya di bidang alat kesehatan,” katanya sewaktu ditemui di kantornya di Graha Sucofindo, Sukmajaya, Kec. Jombang, Kota Cilegon, Jumat (16/10/2020).

Beberapa alat kesehatan yang diproduksi seperti APD hazmat, apron, dan face shield permintaannya cukup tinggi dan meningkat drastis hingga beberapa kali lipat. Walaupun di sektor usahanya yang lain mengalami penurunan omzet.

“Akibat omzet turun, tiga sampai empat pegawai cleaning service saya di beberapa perusahaan terkena dampaknya,” terang pria yang hobi bersepeda ini.

Menurutnya, beberapa pegawainya di vendor-vendor mesti ada yang dirumahkan. “Alasannya jelas karena bisnis tidak bagus di masa pandemi ini. Ada juga yang dirumahkan karena dia tinggal di daerah yang zona merah, jadi mesti dikarantina atau isolasi mandiri selama dua minggu,” akunya.

Sementara itu, baginya penerapan 3M dirasa cukup baik di beberapa perusahaan. Walaupun efek penerapan new normal ini membuat kehidupan bergeser.

“Penerapan 3M sudah kita jalankan apalagi di perusahaan vendor-vendor kita yang basic-nya perusahaan asing. Penggunaan masker wajib, cuci tangan disiapkan di kantor-kantor bahkan pegawai kita rutin diswab per dua minggu,” terang bapak tiga anak ini.

Menghindari kerumunan dan jaga jarak sudah menjadi pola hidup new normal sekarang. Segala anjuran pemerintah soal protokol kesehatan sudah dilakukan sebaik mungkin. Kita harus mau berdamai dengan keadaan di masa pandemi seperti saat ini.

“Panik berlebihan juga nggak baik. Urusan hidup orang banyak bukan cuma menjaga kesehatan, tapi menjaga kestabilan ekonomi dan aktivitas lainnya. Kalau ekonomi kita memburuk, justru lambat laun akan membuat kesehatan kita juga akan menurun,” tutupnya.

(AU/Red/SG)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pandemi Covid-19, Begini Perjuangan Pengusaha Ini Tetap Bertahan"

Posting Komentar