Adhie Massardi: Pelaku Rasis Ambrocius Jadi Tersangka, Ujian Civil Society Untuk Kapolri Sigit Prabowo!

RMOLBANTEN Pemerintah diminta tegas terhadap rasisme yang menimpa mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. Desakan tidak membedak-bedakan masalah hukum itu disuarakan mahasiswa Papua yang ada di Provnsi Bante,

Peraih penghargaan Democracy Award Tahun 2017 dari Kantor Berita Politik RMOL itu merupakan warga asli Papua yang disudutkan Ambrocius Nababan dengan cara menyandingkan foto Natalius Pigai dengan Gorilla.
Reaksi atas kabar tindakan rasisme itu sontak bergejolak di tanah Papua.

Ancaman mahasiswa Papua bukan main-main, yaitu melepaskan Papua dari NKRI.

Frans Yohanes Miokbun mahasiswa Untirta Banten mengatakan pemerintah Indonesia harus bertindak tegas mengatasi masalah rasisme agar tidak ada permusuhan diantara sesama warga Indonesia.

"Kami orang Papua bagian dari Warga Negara Indonesia, Kami juga manusia, kami bukan hewan peliharaan," terangnya kepada Kantor RMOLBanten.

Jika tidak mampu mengatasi permasalahan rasisme dikatakan Frans, pemerintah Indonesia lebih baik melepaskan Papua dari NKRI.

"Kalau pemerintah tidak tegas lebih baik pemerintah Indonesia melepaskan kita, untuk menentukan nasib sendiri, melepaskan kita untuk merdeka," tegasnya.

Menanggapi ancaman mahasiswa Papua terhadap penyelesaian kasus rasisme yang menimpa Natalius Pigai, Korrdinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menyampaikan, jaringan rasisme ini harus dibongkar.

Kasus ini kata mantan Jurubicara Presiden Abdurahman Wahid atau biasa dipanggi Gus Dur, merupakan Civil Society untuk Komjen Listyo Sigit Prabowo yang sebentar lagi dilantik menjadi Kapolri.

"Bongkar jaringan rasis!," terang Adhie Massardi dalam Twitter pribadinya, Rabu (27/1).

Menurut Adhie Massardi, pasca ditetapkan A Nababan jadi tersangka, Bareskrim harus bongkar dan tindak anggota Jaringan Nasional Ekstrimis Rasis yang rusak NKRI dengan nebar isu SARA,

"Mereka selama ini bergerak di medsos dan sok bela rezim," tulis Adhie Massardi

Kembali ke Frans, masalah rasisme ini seringkali dilontarkan kepada masyarakat Papua bahkan sengaja diproduksi oleh kelompok tertentu untuk memarginalkan Papua.

"Kami yang rasnya kulit putih dan rambut lurus rasisme hinaan sebutan hewan. Bagi kami orang papua sudah menjadi tradisi atau budaya bagi mereka," ungkap Frans.

Frans pun kembali mempertanyakan kelompok yang terus menerus menghina orang Papua. Sebab, orang papua tidak pernah membenci perbedaan kulit ada dan budaya. Orang papua selama ini hidup aman tentram tanpa menyudutkan kelompok di luar papua.

"Kenapa mereka melontarkan rasisme, Kita disamakan dengan hewan, monyet, gorila dan masih banyak lagi, apakah kami pernah buat salah kepada mereka?. Kami selama ini hidup rukun dan damai, kami tidak pernah membenci saudara-saudara kami yang beda Ras, kenapa mereka benci kami,?" tegasnya. [dzk]


from RMOLBanten.com https://ift.tt/2KRRlBj
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adhie Massardi: Pelaku Rasis Ambrocius Jadi Tersangka, Ujian Civil Society Untuk Kapolri Sigit Prabowo!"

Posting Komentar