Warga Keluhkan Buruknya Sistem Penanganan Pasien Covid-19 di Tangsel

RMOLBANTEN. Dua warga asal Ciputat, Tangsel AR (35) dan adiknya AL (27) mengeluhkan kinerja tim kesehatan serta layanan kesehatan dalam penanganan pasien covid-19.

Buruknya sistem pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien covid-19 di Tangsel, diutarakan AR dan AL setelah dinyatakan positif covid-19 dari hasil pemeriksaan di Rumah Sakit swasta.

Tak hanya itu, AR dan AL hanya dimonitoring melalui aplikasi pesan whatsapp. Meskipun, kakak beradik tersebut merupakan pasien covid-19 bergejala.

"Satgas Covid-19 Tangsel, hanya memonitoring pasien melalui whatsapp tanpa memberikan fasilitas obat dan pemenuhan layanan karantina khusus. Sampai hari ini Satgas hanya melakukan monitoring atas kondisi saya. Padahal saya ini bukan pasien tanpa gejala, tapi bergejala," tegas AR saat dikonfirmasi, Selasa (27/4),

Bermula dari, gejala yang dirasakan AR pada Selasa, 6 April silam. AR mendatangi Puskesmas terdekat dengan tujuan meminta untuk dilakukan swab test dan pengobatan.

Tapi, respon yang diberikan perawat Puskesmas membuatnya kecewa.

"Dikatakan pihak Puskesmas swab tes baru saja dilaksanakan Senin, dan akan dilakukan kembali di Puskesmas itu, Senin pekan depan. Dan, petugas meminta nomor kontak handphone saya serta diminta isolasi mandiri," ucapnya.

Sore harinya, AR akhirnya menjalani swab tes mandiri di salah satu fasilitas kesehatan swasta seharga Rp 685 ribuan, dengan hasil positif yang diketahui sehari setelahnya.

"Dua jam setelah pulang dari Puskesmas, saya ditanya bagian pelayanan Puskesmas, terkait gejala yang dirasa dan kondisi fisik terkini lewat whatsapp," kata AR.

"Karena saya minta swab tidak dikabulkan, saya minta obat. Tapi hanya diberikan resep oleh petugas Puskesmas dan itu harus saya tebus sendiri senilai kurang lebih Rp 368 ribuan dan sampai hari ini petugas hanya memonitoring saya lewat whatsapp," tambahnya.

Atas kejadian yang dialaminya itu, AR mengaku sangat kecewa dengan layanan kesehatan yang diberikan Satgas Covid-19 Tangsel untuk meminta fasilitas kesehatan.

"Permintaan saya untuk dirawat di fasilitas kesehatan yang ada saja tidak digubris oleh Tim Satgas. Saya katakan, saya sebaiknya di rujuk saja, pertama saya merasakan beberapa gejala sesak nafas luar biasa. Kemudian saya khawatir karena isoman (isolasi mandiri), sementara tetangga saya banyak anak kecil dan takut virus ini menyebar. Untungnya saya dan adik saya patuh, ketika tahu positif Covid-19 berdiam di rumah. Andaikan kami membandel keluar rumah, menularkan lingkungan kami bagaimana. Bukanya aturan Isoman sudah tidak dibolehkan," papar AR.

AR dan adiknya berharap, tim Satgas Covid-19 Kota Tangsel, bisa bekerja profesional dengan patuh terhadap protokol dan ketetapan dalam menangani pasien Covid-19 sebagaimana mestinya.

"Kami sebagai warga Tangsel, jelas kecewa dan kami berharap kejadian ini tidak kembali terjadi di Tangsel dan wilayah lainnya," tutupnya. [ars]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/3sQaDqA
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Warga Keluhkan Buruknya Sistem Penanganan Pasien Covid-19 di Tangsel"

Posting Komentar