Beraksi Malam Hari, Preman Di Pondok Aren Bikin Resah Pedagang
RMOLBANTEN. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk menindak aksi premanisme yang merugikan masyarakat.
Namun, di Pondok Aren, Tangsel tepatnya di sepanjang Jalan Raya Ceger para pedagang masih dihantui aksi premanisme yang membuat pendapatannya selalu berkurang.
Salah seorang pedagang Erni (35), mengaku, kerap didatangi preman untuk meminta jatah bulanan.
"Kalau mereka minta uang seringnya gerombolan, 5 sampai 7 orang. Saya kasihnya Rp 20 ribu setiap bulan, enggak pernah lebih," kata Erni, Sabtu (19/6).
Erni yang sudah berdagang cukup lama di Jalan Ceger, selalu resah dihantui aksi para preman. Apalagi di masa pandemi covid-19, daganganya tak seramai seperti sebelum covid-19.
Bahkan, saking kesalnya. Erni pernah meneriaki kawanan preman dengan teriakan maling sembari melemparkan termos dagangannya. Hal itu dikarenakan, para preman tak diberikan uang setoran yang cukup banyak olehnya.
"Saya pernah termos nasi dibanting sama mereka (preman) jadi rusak. Gara-garanya tidak saya berikan uang yang mereka minta jumlahnya besar. Saya tidak kasih mereka malah merusak," ungkapnya.
"Mereka (preman) waktu itu mintanya malam-malam. Saya lempar saja termos nasi ke jalanan supaya kena mereka. Saya juga teriak maling. Mereka langsung kabur," tambah Erni.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren, Iptu Rony Setiawan mengatakan, jika pihaknya belum menerima laporan dari warga maupun para pedagang di Jalan Ceger Raya terkait aksi premanisme.
"Anggota lagi lidik juga sama panitnya. (Karena) enggak ada yang laporan. Makanya itu kebenarannya mau di cek. Kalau benar, kita lakukan tindakan. Pelaku diamankan. Yang penting ada bukti dan saksi," tandas Rony.
Tak hanya itu, warga juga membuat surat yang berisikan keresahan akibat aksi premanisme hingga viral di media sosial.
"Dengan hormat, kami warga Jalan Ceger Raya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan dari pertigaan Mitra 10 sampai dengan harmoni Swalayan, mohon pertolongan kepada bapak Kapolsek Pondok Aren supaya ditertibkan preman-preman yang ada di lingkungan sekitar kami yang biasa mangkal di depan ruko-ruko DL Sitorus atau seberang klinik kehamilan, Jalan Ceger Raya Pondok Aren Tangerang Selatan," tulis warga Jalan Ceger Raya.
Kemudian, isi surat tersebut juga menerangkan, jika para preman meminta jatah dan kerap merampas barang dagangan. Bahkan, para preman sering mengancam warga dan pedagang disekitar.
"Dimana mereka selalu minta uang jatah harian, mingguan dan bulanan terhadap para pelaku usaha di ruko-ruko, kios-kios dan para pedagang kaki lima sepanjang Jalan Ceger Raya, selain uang jatah preman, tidak jarang pula mereka mengambil barang dagangan sesuka hati tanpa membayarnya, kalau tidak diberi maka barang dagangan dirusak oleh mereka atau dalam bentuk intimidasi lainnya," lanjut isi surat tersebut.
Tak hanya menyasar para pedagang, para preman juga meminta jatah kepada warga yang ingin melakukan kegiatan.
"Selain itu kepada warga setempat yang akan melakukan kegiatan juga dimintai jatah preman oleh mereka, tentu saja tindakan preman-preman tersebut sangatlah meresahkan warga dan mengganggu ketertiban di lingkungan kami," tambahnya.
Atas ulah preman yang meresahkan tersebut, warga Ceger Raya berhasil pihak kepolisian memberantas preman-preman yang meresahkan para warga dan pedagang.
"Kami mohon supaya bapak Kapolsek Pondok Aren jangan membiarkan keadaan ini berlarut-larut, karena warga selalu resah dengan adanya preman-preman itu yang bertindak sewenang-wenang," paparnya.
"Demikianlah surat pengaduan ini, dan kami mohon ada tindak lanjut dari aparat yang berwenang serta terima kasih atas perhatian dan tindak lanjutnya," tutup surat tersebut tertanda warga Jalan Ceger Raya, Kelurahan Ceger Raya, Kecamatan Pondok Aren.
Surat tersebut juga menuliskan tembusan kepada Kapolri, Kapolda dan Kapolres Tangsel. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3iSMdva
via gqrds
Namun, di Pondok Aren, Tangsel tepatnya di sepanjang Jalan Raya Ceger para pedagang masih dihantui aksi premanisme yang membuat pendapatannya selalu berkurang.
Salah seorang pedagang Erni (35), mengaku, kerap didatangi preman untuk meminta jatah bulanan.
"Kalau mereka minta uang seringnya gerombolan, 5 sampai 7 orang. Saya kasihnya Rp 20 ribu setiap bulan, enggak pernah lebih," kata Erni, Sabtu (19/6).
Erni yang sudah berdagang cukup lama di Jalan Ceger, selalu resah dihantui aksi para preman. Apalagi di masa pandemi covid-19, daganganya tak seramai seperti sebelum covid-19.
Bahkan, saking kesalnya. Erni pernah meneriaki kawanan preman dengan teriakan maling sembari melemparkan termos dagangannya. Hal itu dikarenakan, para preman tak diberikan uang setoran yang cukup banyak olehnya.
"Saya pernah termos nasi dibanting sama mereka (preman) jadi rusak. Gara-garanya tidak saya berikan uang yang mereka minta jumlahnya besar. Saya tidak kasih mereka malah merusak," ungkapnya.
"Mereka (preman) waktu itu mintanya malam-malam. Saya lempar saja termos nasi ke jalanan supaya kena mereka. Saya juga teriak maling. Mereka langsung kabur," tambah Erni.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren, Iptu Rony Setiawan mengatakan, jika pihaknya belum menerima laporan dari warga maupun para pedagang di Jalan Ceger Raya terkait aksi premanisme.
"Anggota lagi lidik juga sama panitnya. (Karena) enggak ada yang laporan. Makanya itu kebenarannya mau di cek. Kalau benar, kita lakukan tindakan. Pelaku diamankan. Yang penting ada bukti dan saksi," tandas Rony.
Tak hanya itu, warga juga membuat surat yang berisikan keresahan akibat aksi premanisme hingga viral di media sosial.
"Dengan hormat, kami warga Jalan Ceger Raya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan dari pertigaan Mitra 10 sampai dengan harmoni Swalayan, mohon pertolongan kepada bapak Kapolsek Pondok Aren supaya ditertibkan preman-preman yang ada di lingkungan sekitar kami yang biasa mangkal di depan ruko-ruko DL Sitorus atau seberang klinik kehamilan, Jalan Ceger Raya Pondok Aren Tangerang Selatan," tulis warga Jalan Ceger Raya.
Kemudian, isi surat tersebut juga menerangkan, jika para preman meminta jatah dan kerap merampas barang dagangan. Bahkan, para preman sering mengancam warga dan pedagang disekitar.
"Dimana mereka selalu minta uang jatah harian, mingguan dan bulanan terhadap para pelaku usaha di ruko-ruko, kios-kios dan para pedagang kaki lima sepanjang Jalan Ceger Raya, selain uang jatah preman, tidak jarang pula mereka mengambil barang dagangan sesuka hati tanpa membayarnya, kalau tidak diberi maka barang dagangan dirusak oleh mereka atau dalam bentuk intimidasi lainnya," lanjut isi surat tersebut.
Tak hanya menyasar para pedagang, para preman juga meminta jatah kepada warga yang ingin melakukan kegiatan.
"Selain itu kepada warga setempat yang akan melakukan kegiatan juga dimintai jatah preman oleh mereka, tentu saja tindakan preman-preman tersebut sangatlah meresahkan warga dan mengganggu ketertiban di lingkungan kami," tambahnya.
Atas ulah preman yang meresahkan tersebut, warga Ceger Raya berhasil pihak kepolisian memberantas preman-preman yang meresahkan para warga dan pedagang.
"Kami mohon supaya bapak Kapolsek Pondok Aren jangan membiarkan keadaan ini berlarut-larut, karena warga selalu resah dengan adanya preman-preman itu yang bertindak sewenang-wenang," paparnya.
"Demikianlah surat pengaduan ini, dan kami mohon ada tindak lanjut dari aparat yang berwenang serta terima kasih atas perhatian dan tindak lanjutnya," tutup surat tersebut tertanda warga Jalan Ceger Raya, Kelurahan Ceger Raya, Kecamatan Pondok Aren.
Surat tersebut juga menuliskan tembusan kepada Kapolri, Kapolda dan Kapolres Tangsel. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3iSMdva
via gqrds
0 Response to "Beraksi Malam Hari, Preman Di Pondok Aren Bikin Resah Pedagang"
Posting Komentar