Virus Corona Ada atau Tidak Ada?
RMOLBANTEN Manusia disebut homo sapiens sebab mampu berpikir namun juga disebut homo ludens sebab gemar bermain. Akibat kerap berdebat maka disebut sebagai homo debatiniensis.
Sejak mulai beragama, manusia mulai berdebat tentang apakah Tuhan ada atau tidak ada antara yang percaya Tuhan ada melawan yang tidak percaya Tuhan ada.
Debat Corona
Sementara perdebatan tentang Tuhan ada atau tidak ada belum kunjung berakhir ternyata sejak awal tahun 2020 manusia mulai berdebat tentang virus Corona ada atau tidak ada.
Bagi yang tidak percaya virus Corona ada merasa yakin bahwa penyakit pada saluran pernafasan merupakan kewajaran sudah terjadi jauh sebelum ada apa yang disebut sebagai pagebluk Corona.
Yang percaya virus Corona ada kemudian berupaya mengenal lebih dekat apa yang disebut sebagai virus Corona sambil mempertanyakan apakah virus Corona mahluk hidup atau benda mati.
Dari pertanyaan tersebut serta merta muncul pertanyaan lainnya yaitu apa kriteria yang memisahkan mahluk hidup dengan benda tidak hidup.
Lalu lanjut diperdebatkan apakah apa yang disebut hidupâ adalah seperti yang dimengerti manusia atau hidupâ yang di luar pengertian manusia. Maka para astrobiolog meyakini ada hidupâ di luar angkasa yang sama sekali beda dengan hidupâ di planet bumi.
Upaya
Meski banyak yang tidak percaya bahkan tidak mau percaya bahwa virus Corona ada namun apabolehbuat fakta membuktikan bahwa sudah begitu banyak manusia jatuh sakit bahkan binasa akibat virus yang merusak saluran pernafasan.
Maka terlepas dari virus Corona ada atau apa, telah terbukti secara tak terbantahkan bahwa sejak awal 2020 terpaksa umat manusia berjuang untuk jangan sampai jatuh sakit spalagi binasa akibat penyakit merusak saluran pernafasan manusia.
Sebagai insan yang pernah mengalami kesulitan bernafas akibat kekurangan oksigen di Lhasa, Tibet dengan ketinggian nyaris 4000 meter di atas permukaan laut. Saya tahu benar betapa dahsyat penderitaan manusia ketika mengalami kesulitan bernafas.
Maka dengan penuh kerendahan saya (yang percaya Yang Maha Kuasa ada) bersujud untuk memanjatkan doa memohon perkenan Yang Maha Kuasa melimpahkan anugerah kesadaran bagi umat manusia untuk menghentikan debat mubazir tentang Corona ada atau tidak ada.
Lebih bijak segenap manusia berhenti memboroskan enerji untuk berdebat soal virus demi bersatupadu memfokuskan energi lahir-batin melawan angkara murka pagebluk Corona.
Tujuannya agar segenap umat manusia dapat kembali menempuh perjalanan hidup masing-masing dengan mencari nafkah bagi diri sendiri dan sanak-keluarga masing-masing secara aman tenteram tanpa ketakutan terpapar virus Corona. Amin. [red]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3s6jNQS
via gqrds
Sejak mulai beragama, manusia mulai berdebat tentang apakah Tuhan ada atau tidak ada antara yang percaya Tuhan ada melawan yang tidak percaya Tuhan ada.
Debat Corona
Sementara perdebatan tentang Tuhan ada atau tidak ada belum kunjung berakhir ternyata sejak awal tahun 2020 manusia mulai berdebat tentang virus Corona ada atau tidak ada.
Bagi yang tidak percaya virus Corona ada merasa yakin bahwa penyakit pada saluran pernafasan merupakan kewajaran sudah terjadi jauh sebelum ada apa yang disebut sebagai pagebluk Corona.
Yang percaya virus Corona ada kemudian berupaya mengenal lebih dekat apa yang disebut sebagai virus Corona sambil mempertanyakan apakah virus Corona mahluk hidup atau benda mati.
Dari pertanyaan tersebut serta merta muncul pertanyaan lainnya yaitu apa kriteria yang memisahkan mahluk hidup dengan benda tidak hidup.
Lalu lanjut diperdebatkan apakah apa yang disebut hidupâ adalah seperti yang dimengerti manusia atau hidupâ yang di luar pengertian manusia. Maka para astrobiolog meyakini ada hidupâ di luar angkasa yang sama sekali beda dengan hidupâ di planet bumi.
Upaya
Meski banyak yang tidak percaya bahkan tidak mau percaya bahwa virus Corona ada namun apabolehbuat fakta membuktikan bahwa sudah begitu banyak manusia jatuh sakit bahkan binasa akibat virus yang merusak saluran pernafasan.
Maka terlepas dari virus Corona ada atau apa, telah terbukti secara tak terbantahkan bahwa sejak awal 2020 terpaksa umat manusia berjuang untuk jangan sampai jatuh sakit spalagi binasa akibat penyakit merusak saluran pernafasan manusia.
Sebagai insan yang pernah mengalami kesulitan bernafas akibat kekurangan oksigen di Lhasa, Tibet dengan ketinggian nyaris 4000 meter di atas permukaan laut. Saya tahu benar betapa dahsyat penderitaan manusia ketika mengalami kesulitan bernafas.
Maka dengan penuh kerendahan saya (yang percaya Yang Maha Kuasa ada) bersujud untuk memanjatkan doa memohon perkenan Yang Maha Kuasa melimpahkan anugerah kesadaran bagi umat manusia untuk menghentikan debat mubazir tentang Corona ada atau tidak ada.
Lebih bijak segenap manusia berhenti memboroskan enerji untuk berdebat soal virus demi bersatupadu memfokuskan energi lahir-batin melawan angkara murka pagebluk Corona.
Tujuannya agar segenap umat manusia dapat kembali menempuh perjalanan hidup masing-masing dengan mencari nafkah bagi diri sendiri dan sanak-keluarga masing-masing secara aman tenteram tanpa ketakutan terpapar virus Corona. Amin. [red]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3s6jNQS
via gqrds
0 Response to "Virus Corona Ada atau Tidak Ada?"
Posting Komentar