Guru Diajak Terlibat Aktif dalam Pencegahan Korupsi

 

LEBAK – Direktur Akademi Anti Korupsi ICW Ade Irawan mengatakan, lembaga pendidikan harus terlibat aktif dalam pencegahan korupsi. Menurutnya, korupsi sudah mewabah ke sejumlah sektor sehingga perlu dicegah sejak dini, termasuk melalui pendidikan.

“Guru merupakan agen yang penting dalam menularkan virus anti korupsi. Guru harus lebih kreatif dalam memberilan pendidikan anti korupsi dengan cara paling sederhana sekalipun,” kata Ade saat jadi pembicara dalam diskusi publik dan launching buku “Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Pedagogi Kritis” di Perpustakaan Multatuli Rangkasbitung, Jumat (11/10/2019).

Dalam acara ini juga dilakukan peluncuran buku pendidikan anti korupsi yang salah satunya ditulis salah satu guru asal Lebak yakni Haetami. Dalam diskusi ini, Ade Irawan juga mengharapkan guru yang berhasil menulis buku tentang pendidikan anti korupsi yang dimotori ICW ini jadi inspirasi oleh guru lain dalam rangka pendidikan anti korupsi.

“Pendidikan anti korupsi sangat mendesak dilakukan karena korupsi sudah sangat merajalela. Jihad dari teman guru diperlukan.  Guru penting jadi dai korupsi karena korupsi jadi penghambat utama bangsa jadi maju” jelasnya.

Pembicara lainnya Jimmy Phaat, Dosen UNJ  mengatakan, pedagogi kritis menawarkan cara alternatif dalam menanamkan pendidikan anti korupsi. Jimmy juga mengkrtitisi proses penghukuman kepada siswa yang marak dipraktikan di Indonesia.

“Misal terlambat masuk suruh ngepel. Itu tidak mendidik dan permah diutarakan Ki Hajar Dewantara 100 tahun lalu. Harusnya hukuman itu rasional dan tidak dipilih-pilih. Menyapaikan nilai anti korupsi harus sejak kecil dan dibatinkan atau diinternalisasikan,” kata Jimmy. (ink/red)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Guru Diajak Terlibat Aktif dalam Pencegahan Korupsi"

Posting Komentar