Pertemuan Jokowi-SBY-Prabowo
PRESIDEN Jokowi bertemu dengan SBY. Ngobrol seputar masuk koalisi. Beritanya senyap. Tidak menarik. Ngga ada yang peduli. Total tertutup kabar "Wiranto ditusuk kunai".
Besoknya giliran Ketua Umum Gerindra Pa Prabowo bertemu Presiden Jokowi. Beritanya heboh. Medsos geger. Ada foto selfie.
Haters dan buzzer "kami-oposisi" langsung merilis caci-maki. Kasar. Brutal. Sedikit Jokower berkomentar negatif. Mereka ini adalah residu pilpres. Klik yang anti persatuan. Inginnya ribut terus. Biar Indonesia pecah.
Loyalis Prabowo dan Jokowi rata-rata cerdas. Mereka mengamini pertemuan Jokowi-Prabowo sebagai tahapan persatuan. Demi Indonesia lebih baik.
Dua pertemuan, satu tema, beda kualitas. Ada asumsi SBY hanya desak 1 kursi menteri buat AHY.
Pa Prabowo sodorkan Program Swasembada Pangan, Air, Energi dan Pertahanan sebagai syarat minimal masuk kabinet. Intinya Pa Prabowo dan Partai Gerindra siap bila diminta bantuan membangun negeri.
Program Swasembada itu dibutuhkan. Dunia masuk krisis global. Ekonomi turun. Pemerintahan Jokowi mesti tangguh. Karena itu Program Swasembada harus dioperasikan oleh figur-figur yang memahami dan menjiwai program-program kerakyatan Partai Gerindra.
Partai Gerindra flexible. Seandainya Program Swasembada tadi diterima tapi operasionalnya dijalankan bukan oleh kader-kader Gerindra maka itu pun ngga jadi problem. Rapopo. Gerindra tetap siap bantu di luar kabinet.
Masuknya Gerindra ke dalam koalisi menguntungkan pemerintah. Poros Mega-Prabowo dan Koalisi Partai Terbesar (PDIP-Gerindra-Golkar) memperkuat posisi Presiden Jokowi.
Gerak-gerik SBY, Partai Demokrat dan kader-kadernya lebih pas bila mereka bersatu dengan PKS dan Nasdem dalam Kubu Oposisi.
Rocky Gerung orangnya SBY non-stop rilis attack dan down grade Jokowi. Beberapa Kader Demokrat gamblang terbuka mendukung Aksi Mahasiswa yang berakhir rusuh membuat warga cemas dan gusar.
Tidak ada satu pun Kader Gerindra yang terhasut dan bisa diadu-domba saat PDIP menjatuhkan pilihan kepada Bambang Soesatyo.
Karena Gerindra itu Satu Komando. Proses koalisi sudah baik. Pelan-pelan saja. Seperti kata Socrates; Be slow to fall into friendship; but when thou art in, continue firm constant.â [***]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Mt0m0c
via gqrds
Besoknya giliran Ketua Umum Gerindra Pa Prabowo bertemu Presiden Jokowi. Beritanya heboh. Medsos geger. Ada foto selfie.
Haters dan buzzer "kami-oposisi" langsung merilis caci-maki. Kasar. Brutal. Sedikit Jokower berkomentar negatif. Mereka ini adalah residu pilpres. Klik yang anti persatuan. Inginnya ribut terus. Biar Indonesia pecah.
Loyalis Prabowo dan Jokowi rata-rata cerdas. Mereka mengamini pertemuan Jokowi-Prabowo sebagai tahapan persatuan. Demi Indonesia lebih baik.
Dua pertemuan, satu tema, beda kualitas. Ada asumsi SBY hanya desak 1 kursi menteri buat AHY.
Pa Prabowo sodorkan Program Swasembada Pangan, Air, Energi dan Pertahanan sebagai syarat minimal masuk kabinet. Intinya Pa Prabowo dan Partai Gerindra siap bila diminta bantuan membangun negeri.
Program Swasembada itu dibutuhkan. Dunia masuk krisis global. Ekonomi turun. Pemerintahan Jokowi mesti tangguh. Karena itu Program Swasembada harus dioperasikan oleh figur-figur yang memahami dan menjiwai program-program kerakyatan Partai Gerindra.
Partai Gerindra flexible. Seandainya Program Swasembada tadi diterima tapi operasionalnya dijalankan bukan oleh kader-kader Gerindra maka itu pun ngga jadi problem. Rapopo. Gerindra tetap siap bantu di luar kabinet.
Masuknya Gerindra ke dalam koalisi menguntungkan pemerintah. Poros Mega-Prabowo dan Koalisi Partai Terbesar (PDIP-Gerindra-Golkar) memperkuat posisi Presiden Jokowi.
Gerak-gerik SBY, Partai Demokrat dan kader-kadernya lebih pas bila mereka bersatu dengan PKS dan Nasdem dalam Kubu Oposisi.
Rocky Gerung orangnya SBY non-stop rilis attack dan down grade Jokowi. Beberapa Kader Demokrat gamblang terbuka mendukung Aksi Mahasiswa yang berakhir rusuh membuat warga cemas dan gusar.
Tidak ada satu pun Kader Gerindra yang terhasut dan bisa diadu-domba saat PDIP menjatuhkan pilihan kepada Bambang Soesatyo.
Karena Gerindra itu Satu Komando. Proses koalisi sudah baik. Pelan-pelan saja. Seperti kata Socrates; Be slow to fall into friendship; but when thou art in, continue firm constant.â [***]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2Mt0m0c
via gqrds
0 Response to "Pertemuan Jokowi-SBY-Prabowo"
Posting Komentar