Anak Yang Tewas Kebakaran Di Setu Diduga 'Dipasung'
RMOLBANTEN. Sungguh malang nasib Gani (10) bocah korban tewas kebakaran di Gang Sayur Asem RW 14/4, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, pada Minggu (17/11) sore.
Kontrakan yang ditempatinya bersama orangtuanya terbakar dan merembet ke kontrakan lain. Nahas, saat terjadi kebakaran penghuni kontrakan lari untuk menyelematkan diri.
Sementara itu, Gani tak bisa menyelamatkan diri dan harus terpanggang hingga meregang nyawa.
Informasi yang dihimpun dari tetangga korban, Gani tak bisa menyelamatkan diri karena dipasung oleh orangtuanya.
"Anaknya sering dipanggil Gani. Emang anaknya hiperaktif dan dirantai di dalam kontrakan," ungkap Mama Angga (34), Senin (18/11).
Hal itu juga diperkuat dengan penjelasan warga lainnya yakni Johan (50). Ia menjelaskan, sang ibu baru saja meninggal sekitar 40 hari lalu. Dan, memang Gani dikatakannya merupakan berbeda dengan anak lainnya.
"Anaknya kayak gangguan mental gitu lah. Kasihan ngeliatnya," jelas Johan.
Johan juga membenarkan kalau Gani kerap di pasung di dalam rumah. Bahkan Johan pernah melihat anak tersebut diikat ditiang saat ayahnya ke warung.
"Ya kalau dilepas semua diacak-acak. Warung aja pernah diacak-acak. Ya serba salah juga," ungkapnya.
Lanjut Johan, Gani sebelum menempati kontrakan di Gang Sayur Asem juga pernah menjadi korban kebakaran.
"Pas pindah ke Gang Sayur Asem, Gani ini juga korban kebakaran. Tangan sebelah kanannya mengalami luka bakar. Kayaknya anak ini suka main api di dalam rumah," ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di kontrakan wilayah Kecamatan Setu, Minggu (17/11) pukul 15.45 WIB sore menyebabkan satu bocah diperkirakan berusia 10 tahun tewas terpanggang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangsel, Uci Sanusi membenarkan kejadian tersebut.
"Ya betul, sekira pukul 15.45 WIB menerima laporan kejadian tepatnya di Gang Sayur Asem RT 14 RW 04, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu," singkat Uci ketika dikonfirmasi Kantor Berita RMOLBanten, Minggu (17/11).
Kebakaran yang terjadi di lingkungan padat penduduk serta jalan yang begitu sempit membuat dua unit mobil pemadam kesulitan untuk menuju titik kebakaran.
Warga pun, sempat memadamkan api dengan perlatan seadanya. Namun, karena api yang cepat membesar membuat warga kesulitan dan merembet ke kontrakan lain.
"Sebenarnya laporan terlambat. Dua unit meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Tiba di TKP, dua unit mobil damkar sempat terhambat portal dan gang sempit. Dan, setibanya di lokasi dilakukan pemadaman dan pendinginan oleh anggota," tuturnya.
Dijelaskan Uci, total ada tiga kontrakan yang dilalap si jago merah. Dan, kebakaran tersebut memakan korban yakni bocah berusia 10 tahun.
"Ya, menyambar ke kontrakan lain, diduga dari gas. Berikutnya ada info, ada anak usia sekitar 10 tahun yang terjebak dalam rumah tersebut dan meninggal. Untuk kerugian belum bisa kami taksir," terang Uci.[dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2rTQbve
via gqrds
Kontrakan yang ditempatinya bersama orangtuanya terbakar dan merembet ke kontrakan lain. Nahas, saat terjadi kebakaran penghuni kontrakan lari untuk menyelematkan diri.
Sementara itu, Gani tak bisa menyelamatkan diri dan harus terpanggang hingga meregang nyawa.
Informasi yang dihimpun dari tetangga korban, Gani tak bisa menyelamatkan diri karena dipasung oleh orangtuanya.
"Anaknya sering dipanggil Gani. Emang anaknya hiperaktif dan dirantai di dalam kontrakan," ungkap Mama Angga (34), Senin (18/11).
Hal itu juga diperkuat dengan penjelasan warga lainnya yakni Johan (50). Ia menjelaskan, sang ibu baru saja meninggal sekitar 40 hari lalu. Dan, memang Gani dikatakannya merupakan berbeda dengan anak lainnya.
"Anaknya kayak gangguan mental gitu lah. Kasihan ngeliatnya," jelas Johan.
Johan juga membenarkan kalau Gani kerap di pasung di dalam rumah. Bahkan Johan pernah melihat anak tersebut diikat ditiang saat ayahnya ke warung.
"Ya kalau dilepas semua diacak-acak. Warung aja pernah diacak-acak. Ya serba salah juga," ungkapnya.
Lanjut Johan, Gani sebelum menempati kontrakan di Gang Sayur Asem juga pernah menjadi korban kebakaran.
"Pas pindah ke Gang Sayur Asem, Gani ini juga korban kebakaran. Tangan sebelah kanannya mengalami luka bakar. Kayaknya anak ini suka main api di dalam rumah," ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di kontrakan wilayah Kecamatan Setu, Minggu (17/11) pukul 15.45 WIB sore menyebabkan satu bocah diperkirakan berusia 10 tahun tewas terpanggang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangsel, Uci Sanusi membenarkan kejadian tersebut.
"Ya betul, sekira pukul 15.45 WIB menerima laporan kejadian tepatnya di Gang Sayur Asem RT 14 RW 04, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu," singkat Uci ketika dikonfirmasi Kantor Berita RMOLBanten, Minggu (17/11).
Kebakaran yang terjadi di lingkungan padat penduduk serta jalan yang begitu sempit membuat dua unit mobil pemadam kesulitan untuk menuju titik kebakaran.
Warga pun, sempat memadamkan api dengan perlatan seadanya. Namun, karena api yang cepat membesar membuat warga kesulitan dan merembet ke kontrakan lain.
"Sebenarnya laporan terlambat. Dua unit meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Tiba di TKP, dua unit mobil damkar sempat terhambat portal dan gang sempit. Dan, setibanya di lokasi dilakukan pemadaman dan pendinginan oleh anggota," tuturnya.
Dijelaskan Uci, total ada tiga kontrakan yang dilalap si jago merah. Dan, kebakaran tersebut memakan korban yakni bocah berusia 10 tahun.
"Ya, menyambar ke kontrakan lain, diduga dari gas. Berikutnya ada info, ada anak usia sekitar 10 tahun yang terjebak dalam rumah tersebut dan meninggal. Untuk kerugian belum bisa kami taksir," terang Uci.[dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2rTQbve
via gqrds
0 Response to "Anak Yang Tewas Kebakaran Di Setu Diduga 'Dipasung'"
Posting Komentar