Kemiskinan Dan Korupsi Adalah Masalah Bangsa Bukan Radikalisme

RMOLBANTEN. Publik dibenturkan dengan manuver dan polemik yang dimunculkan dari para pembantu Presiden Joko Widodo. Hal itu muncul sejak pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju Rabu (23/10) lalu.

Hingga saat ini belum ada tawaran program konkret yang memuaskan publik.

Begitu kata Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.

MenurutAdi, dalam dua pekan ini tampak tidak ada gebrakan baru yang ditawarkan oleh Jokowi dan para pembantunya. Para Menteri Kabinet Indonesia Maju kata Adi, malah terkesan sibuk menghadirkan polemik di masyarakat.

"Tak ada gebrakan berarti. Yang ada hanyalah polemik tak berkesudahan terutama soal cadar dan cingkrang," kata Adi kepada dilansir dari Kantor Berita RMOLNetwork, Senin malam (3/11).

Adi menegaskan, masalah utama di Indonesia adalah kemiskinan, pengangguran, lapangan pekerjaan dan korupsi.
Saat ini kata Adi, publik malah dihebohkan dengan masisfnya menteri Jokowi menyampaikan wacana tentang radikalisme.

"Padahal masalah utama bangsa ini adalah kemiskinan, pengangguran, lapangan kerja baru, dan bahaya korupsi. Bukan radikalisme," sesal Adi.

Adi menyontohkan, berbagai pernyataan Menag Fachrul Razi terkait cadar dan celana cingkrang berpotensi memecah belah umat.

Dosen UIN Ciputat ini mengimbau para elite pembantu Jokowi agar menghentikan narasi radikalisme.

"Radikalisme enggak ada urusannya dengan pakaian orang. Pemilu sudah usai jangan lagi pake narasi radikalisme. Tunjukkan siapa siapa yang radikal itu? Lalu ajak ke jalan yang benar. Saat ini belum ada data jelas siapa radikal perusak negara itu. Jika ada lakukan upaya serius jangan berwacana," tegasnya. [dzk]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/32ahPjR
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kemiskinan Dan Korupsi Adalah Masalah Bangsa Bukan Radikalisme"

Posting Komentar