Lahan Belum Siap, Reaktivasi Rel KA Jalur Rangkasbitung-Pandeglang Diundur
RMOLBANTEN. Pembangunan fisik reaktvasi rel Kerata Api (KA) Rangkasbitung-Pandeglang diundur dari tahun 2020 ini menjadi 2021. Pasalnya, jalur tersebut masih dalam proses pembersihan hingga saat ini.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten, Tri Murtopo membenarkan, pembangunan fisik reaktivas KA Rangkasbitung-Pandeglang baru dimulai pada 2021. Untuk 2020 baru akan dilakukan pembersihan lahan.
"Jadwal (pembangunan) di saya itu 2021. Tahun ini baru pengukuran selesai. Dan saya tanya ke teman baru mau dihitung apraisalnya,â katanya.
Namun sayangnya, saat ditanya berapa luas lahan KA yang dibersihkan dari bangunan, Tri mengaku, tidak mengetahui. Dirinya berlasan, Dishub hanya mengurusi persoalan teknis pembangunan.
"Kalau soal tanah bukan ke saya, sama juga soal bangunan. Yang jelas mereka akan mendapatkan santunan setelah dihitung apraisalnya. Nanti di laporkan dulu ke Pak Gubernur baru dibuatkan surat keputusan (SK). Tapi nanti kita akan rapatkan lagi Selasa (11/2),â jelasnya.
Terkait rencana pembangunan double track, Tri menuturkan, hal itu belum masuk dalam program Dishub pada 2020. Meski begitu, ia mengaku, tahun ini yang akan dibangun adalah peningkatan rel KA.
"Tahun ini peningkatan kapasitas dari Rangkasbitung ke Serang. Dan 2021 Serang-Merak. Yag diganti itu rel dan bantalannya. Kemungkinan memakan waktu satu tahun. Jadi nanti kecepant rel yang sebelumnya 40 kilometer per jam menjadi 70 kilometer per jam,â ujarnya.
"Untuk double track, saya juga pernah ngobrol dengan Pak Dirjen Perhubungan Darat, kalau doubles track kan harus ada pembebasan lahan dulu. Jadi sekarang peningkatan dulu. Mudah-mudahan sambil jalan dipasangkan (insfrastruktur) KRL (commuterline). Dan itu anggaran semua dari Kemenhub,â sambungnya.
Tri juga menepis anggapan jika reaktivasi KA Rangkasbitung-Pandeglang akan mematikan angkutan umum. Saya kira tidak akan tersisih. Kan (kereta api) jallurnya lurus. Beda engan angkutan,â katanya.
Sebelumnya, Kepala Biro Bina Infrastruktur dan Sumber Daya Air (SDA) Banten, Nana Suryana mengatakan, progres reaktivasi Rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, baru tahap melakukan perhituang apraisal.
"Targetnya kan 2019. Tapi akhirnya pembebasan dan pembayaran itu di 2020 termasuk fisiknya juga. Masih tahap apraisal. Jadi yang dihitung bukan bangunan, tapi lama tinggal, usaha apa disitu, lalu biaya pembongkaran dan pengangkutan, dan biaya tinggal sementara maksmila 12 bulan. Dan itu anggaran pembiayaan berumber dari APBN,â katanya.
Terkait pembangunan fisik rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, Nana mengaku, hal itu bergantung dari kecapatan pembayaran kompensasi. Berdasarkan informasi, pembanguna fisi reaktivasi rel akan dimulai pada April 2020.
"Kalau belum selesai nggak bisa. Masa diusir, kemana mereka akan tinggal. Kan di komponen kompensasi itu juga ada biaya kontrak. Dan intinya baik pemprov maupuan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang seluruhnya mendukung rekativasi ini,â pungkasnya. [obi]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2ODM8vA
via gqrds
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten, Tri Murtopo membenarkan, pembangunan fisik reaktivas KA Rangkasbitung-Pandeglang baru dimulai pada 2021. Untuk 2020 baru akan dilakukan pembersihan lahan.
"Jadwal (pembangunan) di saya itu 2021. Tahun ini baru pengukuran selesai. Dan saya tanya ke teman baru mau dihitung apraisalnya,â katanya.
Namun sayangnya, saat ditanya berapa luas lahan KA yang dibersihkan dari bangunan, Tri mengaku, tidak mengetahui. Dirinya berlasan, Dishub hanya mengurusi persoalan teknis pembangunan.
"Kalau soal tanah bukan ke saya, sama juga soal bangunan. Yang jelas mereka akan mendapatkan santunan setelah dihitung apraisalnya. Nanti di laporkan dulu ke Pak Gubernur baru dibuatkan surat keputusan (SK). Tapi nanti kita akan rapatkan lagi Selasa (11/2),â jelasnya.
Terkait rencana pembangunan double track, Tri menuturkan, hal itu belum masuk dalam program Dishub pada 2020. Meski begitu, ia mengaku, tahun ini yang akan dibangun adalah peningkatan rel KA.
"Tahun ini peningkatan kapasitas dari Rangkasbitung ke Serang. Dan 2021 Serang-Merak. Yag diganti itu rel dan bantalannya. Kemungkinan memakan waktu satu tahun. Jadi nanti kecepant rel yang sebelumnya 40 kilometer per jam menjadi 70 kilometer per jam,â ujarnya.
"Untuk double track, saya juga pernah ngobrol dengan Pak Dirjen Perhubungan Darat, kalau doubles track kan harus ada pembebasan lahan dulu. Jadi sekarang peningkatan dulu. Mudah-mudahan sambil jalan dipasangkan (insfrastruktur) KRL (commuterline). Dan itu anggaran semua dari Kemenhub,â sambungnya.
Tri juga menepis anggapan jika reaktivasi KA Rangkasbitung-Pandeglang akan mematikan angkutan umum. Saya kira tidak akan tersisih. Kan (kereta api) jallurnya lurus. Beda engan angkutan,â katanya.
Sebelumnya, Kepala Biro Bina Infrastruktur dan Sumber Daya Air (SDA) Banten, Nana Suryana mengatakan, progres reaktivasi Rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, baru tahap melakukan perhituang apraisal.
"Targetnya kan 2019. Tapi akhirnya pembebasan dan pembayaran itu di 2020 termasuk fisiknya juga. Masih tahap apraisal. Jadi yang dihitung bukan bangunan, tapi lama tinggal, usaha apa disitu, lalu biaya pembongkaran dan pengangkutan, dan biaya tinggal sementara maksmila 12 bulan. Dan itu anggaran pembiayaan berumber dari APBN,â katanya.
Terkait pembangunan fisik rel KA Rangkasbitung-Pandeglang, Nana mengaku, hal itu bergantung dari kecapatan pembayaran kompensasi. Berdasarkan informasi, pembanguna fisi reaktivasi rel akan dimulai pada April 2020.
"Kalau belum selesai nggak bisa. Masa diusir, kemana mereka akan tinggal. Kan di komponen kompensasi itu juga ada biaya kontrak. Dan intinya baik pemprov maupuan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang seluruhnya mendukung rekativasi ini,â pungkasnya. [obi]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2ODM8vA
via gqrds
0 Response to "Lahan Belum Siap, Reaktivasi Rel KA Jalur Rangkasbitung-Pandeglang Diundur"
Posting Komentar