Pengamat UIN: Pemimpin Hasil Impor, Tangsel Bak Wilayah Terra Incognita

RMOLBANTEN. Banyak nama yang bermunculan untuk mengikuti kontestasi di Pilkada Tangsel. Sebut saja bakal calon (Bacalon) Benyamin Davnie, Muhamad, Siti Nur Azizah, Dudung E Diredja, Tomi Patria, Aldrin Ramadian, Suhendar, terakhir nama Andiara Aprilia Hikmat muncul di Pilkada Tangsel.

Terbaru muncul isu nama Pilar Saga Ichsan yang merupakan anak dari Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah akan diusung oleh Partai Golkar Tangsel untuk maju di Pilkada Tangsel.

Kemunculan nama Pilar Saga di Pilkada Tangsel menambah aroma bagi keluarga Rawu untuk membangun dinasti.

Pengamat UIN Syarif Hidayatullah, Andi Syafrani mengatakan, sudah saatnya Tangsel dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai kedekatan emosional dengan masyarakat Tangsel.

"Tangsel sudah 10 tahun lebih berdiri dan sudah dipimpin oleh orang 'luar' yang tidak punya koneksi langsung emosional maupun latar belakang yang berhubungan dengan Tangsel," tutur Andi, Sabtu (1/2).

Andi menuturkan, dengan adanya pemimpin yang mempunyai sentuhan yang lebih dalam kepada masyarakat Tangsel, akan lebih mudah memahami persoalan yang ada di Tangsel.

"Dengan sudah pengalaman selama ini, sudah saatnya Tangsel dipimpin oleh orang-orang baik walikota ataupun wakilnya yang lebih dekat secara emosional dengan Tangsel agar ada sentuhan yang lebih. Setidaknya orang yang pernah tinggal di Tangsel dalam kurun waktu tertentu. Ini maksudnya agar bisa lebih mengerti persoalan Tangsel dan bisa memberi solusi yang tepat," paparnya.

Lanjutnya, dengan model pemimpin Tangsel hasil impor dari luar daerah akan menunjukan kesan Tangsel seperti wilayah Terra Incognita atau wilayah yang tak terpetakan.

"Denga model calon impor dari luar daerah, kesannya Tangsel ini wilayah terra incognita secara politik, yang bisa dengan gampang diisi oleh siapapun dan dari manapun. Untuk level nasional atau ibu kota, ini mungkin tidak masalah. Tapi untuk level daerah kota, mestinya ini tidak terjadi," jelas Andi.

Andi juga menuturkan, sudah saatnya pemimpin Tangsel yang akan menggantikan Airin Rachmi Diany bukan hanya ngekos politik saja. Tapi, butuh pemimpin yang menetap agar masyatakat bisa merasa diayomi.

"Pengalaman menjadi penduduk Tangsel sangat penting. Jangan jadikan Tangsel hanya semacam wilayah 'kos-kosanan' politik, apalagi bagi kelompok tertentu. Sebagai daerah urban yang terus berkembang pesat menjadi kota mandiri, Tangsel butuh figur yang tidak hanya ngekos politik, tapi menetap agar warganya merasa diayomi," tutupnya. [ars]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/2UichDB
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengamat UIN: Pemimpin Hasil Impor, Tangsel Bak Wilayah Terra Incognita"

Posting Komentar