Falsafah 5-IN Melawan Corona
RMOLBANTEN. Ketika kondisi kesehatan ragawi masih memungkinkan, pada belahan dua dasawarsa terakhir abad XX saya kerap melanglang buana sebagai pembicara pada aneka-ragam sarasehan aneka-ragam bidang kehidupan manusia.
Untuk melengkapi makna sarasehan, saya menggagas falsafah 5-IN. (Semula saya menyebut istilah itu sebagai 5-i namun dalam perjalanan evolusi kesadaran akhirnya saya ganti menjadi 5-IN). Ternyata makna falsafah 5-IN masih relevan sebagai bekal perjuangan melawan malapetaka pageblug virus Corona di dasawarsa ke dua abad XXI ini.
Informasi
IN yang pertama merupakan akronim Informasi yang memang menjadi luar biasa penting di masa yang disebut sebagai era informasi. Informasi merupakan unsur terpenting dalam proses pengambilan keputusan tentang bidang apa pun dalam peradaban umat manusia.
Tanpa Informasi, sulit bahkan mustahil manusia mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar dalam menghadapi pageblug Corona. Akibat begitu banyak Informasi beredar maka dibutuhkan kemampuan memilih Informasi yang benar-benar dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Bahkan di jaman alam maya, merajelala informasi hoax yang alih-alih berguna malah menyesatkan umat manusia.
Intelegensia
Maka dibutuhkan IN yang kedua yaitu Intelegensia alias kecerdasan untuk memilih mana Informasi yang berguna dan mana yang kurang. Atau bahkan sama sekali tidak berguna untuk disimak sebagai sebuah informasi yang alih-alih berguna malah rawan menyesatkan.
Dibutuhkan Intelegensia alias kecerdasan rasional untuk memilih mana informasi yang benar dan mana yang sekedar hoax belaka agar tidak terjebak dusta yang menyesatkan. Dibutuhkan Intelegensia untuk memilih Informasi yang tepat dan benar demi menanggulangi pageblug Corona.
Intuisi
Hanya dengan Intelegensia saja, sulit dipilih mana Informasi yang hoax atau bukan hoax. Sebab para pembuat hoax pada lazimnya bukan orang bodoh tetapi justru sangat cerdas.
Maka untuk melengkapi Intelegensia dibutuhkan IN yang ketiga yaitu Intuisi. Sebenarnya Intuisi sulit bahkan mustahil didefinisikan secara sempurna dan paripurna, namun jika dipaksakan dapat dikatakan bahwa sinonim Intuisi dan Perasaan.
Akibat tidak ada opsi yang sempurna maka pilihan mustahil diambil secara rasional dengan Intelegensia, namun perlu dilengkapi secara emosional berdasar apa yang disebut sebagai perasaan untuk memilih pilihan yang tersedia. Maka berbagai Informasi setelah diolah dengan Intelegensia dan Intuisi siap dipilih untuk menjadi suatu keputusan.
Inisiatif Keputusan pada hakikatnya sama sekali tidak bermakna sebagai sebuah benda mati tak bersukma. Keputusan baru menjadi berdayaguna apabila diejawantahkan dengan IN yang keempat yaitu Inisiatif untuk menjadi kenyataan perilaku nyata. (Sebenarnya istilah Implementasi juga cocok-makna namun huruf ke dua = m merusak keseragaman kata awal IN).
Namun sebenarnya keberhasilan atau kegagalan pengejawantahan sebuah keputusan sudah berada di luar jangkauan kemampuan manusia.
4-IN di dalam 5-IN yang terdiri dari Informasi, Intelegensia, Intuisi, dan Inisiatif memang berada di tangan manusia. Namun keberhasilan atau kegagalan suatu upaya sepenuhnya berada di bawah kekuasaan IN yang kelima yaitu InsyaAllah.
InsyaAllah Maka dalam menghadapi pageblug angkara murka Covid-19 umat manusia bisa menghimpun Informasi sebanyak mungkin demi menaklukkan virus Corona yang sangat kecil ragawinya namun sangat besar kemampuan menular dan membinasakan manusia.
Beranekaragam Informasi beredar dan teredar yang harus dipilah dan dipilih dengan daya IN yang kedua yaitu Intelegensia yang mutlak perlu dilengkapi dengan IN yang ketiga yaitu Intuisi demi memilih Informasi terbaik untuk dijadikan keputusan menghadapi prahara Covid-19.
Keputusan pilihan diejawantahkan menjadi perilaku nyata dengan mendayagunakan IN yang keempat yaitu Inisiatif. Namun berhasil-tidaknya manusia menumpas wabah Corona sepenuhnya terletak pada IN yang ke lima yaitu InsyaAllah.
Manusia yang dianggap dan menganggap diri paling berkuasa juga harus tunduk sepenuhnya kepada Kehendak Yang Maha Kuasa. Maka sambil gigih berjuang melawan pageblug Covid-19, umat manusia wajib berdoa memohon Yang Maha Kuasa untuk berkenan senantiasa melimpahkan Anugerah Berkah Kekuatan Lahir-Batin kepada manusia agar mampu berjaya menumpas virus Corona. AAMIIN. [dzk]
Penulis adalah penggagas Falsafah 5-IN sebagai pedoman menghadapi masalah kehidupan termasuk masalah prahara Corona.
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2XX7KbN
via gqrds
Untuk melengkapi makna sarasehan, saya menggagas falsafah 5-IN. (Semula saya menyebut istilah itu sebagai 5-i namun dalam perjalanan evolusi kesadaran akhirnya saya ganti menjadi 5-IN). Ternyata makna falsafah 5-IN masih relevan sebagai bekal perjuangan melawan malapetaka pageblug virus Corona di dasawarsa ke dua abad XXI ini.
Informasi
IN yang pertama merupakan akronim Informasi yang memang menjadi luar biasa penting di masa yang disebut sebagai era informasi. Informasi merupakan unsur terpenting dalam proses pengambilan keputusan tentang bidang apa pun dalam peradaban umat manusia.
Tanpa Informasi, sulit bahkan mustahil manusia mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar dalam menghadapi pageblug Corona. Akibat begitu banyak Informasi beredar maka dibutuhkan kemampuan memilih Informasi yang benar-benar dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Bahkan di jaman alam maya, merajelala informasi hoax yang alih-alih berguna malah menyesatkan umat manusia.
Intelegensia
Maka dibutuhkan IN yang kedua yaitu Intelegensia alias kecerdasan untuk memilih mana Informasi yang berguna dan mana yang kurang. Atau bahkan sama sekali tidak berguna untuk disimak sebagai sebuah informasi yang alih-alih berguna malah rawan menyesatkan.
Dibutuhkan Intelegensia alias kecerdasan rasional untuk memilih mana informasi yang benar dan mana yang sekedar hoax belaka agar tidak terjebak dusta yang menyesatkan. Dibutuhkan Intelegensia untuk memilih Informasi yang tepat dan benar demi menanggulangi pageblug Corona.
Intuisi
Hanya dengan Intelegensia saja, sulit dipilih mana Informasi yang hoax atau bukan hoax. Sebab para pembuat hoax pada lazimnya bukan orang bodoh tetapi justru sangat cerdas.
Maka untuk melengkapi Intelegensia dibutuhkan IN yang ketiga yaitu Intuisi. Sebenarnya Intuisi sulit bahkan mustahil didefinisikan secara sempurna dan paripurna, namun jika dipaksakan dapat dikatakan bahwa sinonim Intuisi dan Perasaan.
Akibat tidak ada opsi yang sempurna maka pilihan mustahil diambil secara rasional dengan Intelegensia, namun perlu dilengkapi secara emosional berdasar apa yang disebut sebagai perasaan untuk memilih pilihan yang tersedia. Maka berbagai Informasi setelah diolah dengan Intelegensia dan Intuisi siap dipilih untuk menjadi suatu keputusan.
Inisiatif Keputusan pada hakikatnya sama sekali tidak bermakna sebagai sebuah benda mati tak bersukma. Keputusan baru menjadi berdayaguna apabila diejawantahkan dengan IN yang keempat yaitu Inisiatif untuk menjadi kenyataan perilaku nyata. (Sebenarnya istilah Implementasi juga cocok-makna namun huruf ke dua = m merusak keseragaman kata awal IN).
Namun sebenarnya keberhasilan atau kegagalan pengejawantahan sebuah keputusan sudah berada di luar jangkauan kemampuan manusia.
4-IN di dalam 5-IN yang terdiri dari Informasi, Intelegensia, Intuisi, dan Inisiatif memang berada di tangan manusia. Namun keberhasilan atau kegagalan suatu upaya sepenuhnya berada di bawah kekuasaan IN yang kelima yaitu InsyaAllah.
InsyaAllah Maka dalam menghadapi pageblug angkara murka Covid-19 umat manusia bisa menghimpun Informasi sebanyak mungkin demi menaklukkan virus Corona yang sangat kecil ragawinya namun sangat besar kemampuan menular dan membinasakan manusia.
Beranekaragam Informasi beredar dan teredar yang harus dipilah dan dipilih dengan daya IN yang kedua yaitu Intelegensia yang mutlak perlu dilengkapi dengan IN yang ketiga yaitu Intuisi demi memilih Informasi terbaik untuk dijadikan keputusan menghadapi prahara Covid-19.
Keputusan pilihan diejawantahkan menjadi perilaku nyata dengan mendayagunakan IN yang keempat yaitu Inisiatif. Namun berhasil-tidaknya manusia menumpas wabah Corona sepenuhnya terletak pada IN yang ke lima yaitu InsyaAllah.
Manusia yang dianggap dan menganggap diri paling berkuasa juga harus tunduk sepenuhnya kepada Kehendak Yang Maha Kuasa. Maka sambil gigih berjuang melawan pageblug Covid-19, umat manusia wajib berdoa memohon Yang Maha Kuasa untuk berkenan senantiasa melimpahkan Anugerah Berkah Kekuatan Lahir-Batin kepada manusia agar mampu berjaya menumpas virus Corona. AAMIIN. [dzk]
Penulis adalah penggagas Falsafah 5-IN sebagai pedoman menghadapi masalah kehidupan termasuk masalah prahara Corona.
from RMOLBanten.com https://ift.tt/2XX7KbN
via gqrds
0 Response to "Falsafah 5-IN Melawan Corona"
Posting Komentar