Rakyat Bos Penguasa, Ahmad Dhani Jelaskan Perbedaan Kritik Dan Menghina

RMOLBANTEN. Banyak orang tidak paham apa arti kritik dan menghina, begitupun yang terjadi pada artis atau selebriti. Mereka tidak paham soal diksi kritik dan menghina.

Demikian disampaikan musisi yang juga politisi, Ahmad Dhani Prasetyo (ADP), Sabtu (11/4).

Pentolan Dewa-19 itu menjelaksan, kritik itu ditujukan kepada kepada pejabat publik yang hidupnya dibayar atau dibiayai oleh uang rakyat, mulai bangun tidur hingga tidur lagi.

"Rakyat berhak marah jika ada pejabat publik yang kerjanya lamban hingga amburadul," ujar Dhani.

Tegas Dhani, kritikan ada yang halus ada juga yang bertaraf menghujan (perkataan buruk). Tapi semua itu boleh-boleh saja.

Karena memang rakyat itu adalah bos dari semua pejabat publik.

"Itulah konsekuensi demokrasi," katanya.

Sedangkan menghina, itu adalah perkataan buruk yang ditujukan kepada orang (mereka) yang hidupnya tidak dibiayai rakyat.

Mereka semua ini yang masuk dalam wilayah privat domain, ranah privat.

"Di dalam ranah privat ini, baru kita boleh menggunakan dalil agama. Misalnya, perintah untuk tidak melihat kekurangan orang lain dan lebih baik melihat kekurangan diri sendiri," tutur Ahmad Dhani.

Adapun sitem demokrasi itu punya mekanisme sendiri dan caranya sendiri dalam berdialektika.

Dan semua agama itu tidak mengatur cara demokrasi bekerja. Tidak ada demokrasi dalam Islam.

Lanjut Ahmad Dhani, tidak perlu juga membully artis yang terlalu membela penguasa, dimaklumi saja. Mereka tidak belajar politik dan sistem pemerintahan demokrasi, apalagi soal fiqih.

"Jadi ketika bicara demokrasi dan fiqih ya ngglambyar. Lagi pula banyak artis takut tidak disponsori oleh taipan-taipan nusantara," demikian Ahmad Dhani dilansir dari Kanto Berita Politik RMOLID. [dzk]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/2VhDxRG
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rakyat Bos Penguasa, Ahmad Dhani Jelaskan Perbedaan Kritik Dan Menghina"

Posting Komentar