Dua Tewas Puluhan Luka-luka Di Florida, Amerika Diguncang Teror Penembakan
RMOLBANTEN Teror kejahatan bersenjata masih mewarnai dan menjadi hantu di Amerika Serikat. Korban pun berjatuhan akibat teror ini.
Terbaru, peristiwa penembakan mengguncang wilayah Miami, Florida pada Minggu (30/5) waktu setempat yang menewaskan dua orang.
Peristiwa ini terjadi hanya berjarak lima hari dengan peristiwa penembakan berdarah yang menewaskan delapan korban di California pada Rabu (25/5).
Dua orang dilaporkan tewas dan sedikitnya 20 luka-luka dalam peristiwa penembakan Minggu (30/5) itu.
Pelaku terdiri dari tiga orang tak dikenal yang tiba-tiba saja melepaskan tembakan tanpa pandang bulu ke arah kerumunan di luar sebuah konser di sebuah mal di Miami Gardens, sebuah komunitas kelas pekerja Kuba yang padat.
Seorang warga bernama Angelica Green mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian bahwa putra dan keponakannya, yang keduanya berusia 24 tahun, termasuk di antara mereka yang terluka.
Keponakannya terkena empat kali tembakan dan saat ini berada dalam kondisi yang lebih serius. Keduanya segera dilarikan ke rumah akit terdekat.
Grees mengaku telah berbicara dengan putranya, yang panik ketika dia menelepon tepat setelah penembakan itu.
"Mereka mengatakan beberapa orang muncul dengan hoodies dan topeng ski, lalu mulai menyemprot tembakan ke kerumunan," katanya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/5).
Departemen Kepolisian Miami-Dade mengatakan, penembakan terjadi saat berlangsungnya acara yang rutin digelar.
Beberapa pengunjung yang berdiri di luar melihat SUV Nissan Pathfinder mendekati lokasi kejadian. Tiga orang keluar dari mobil itu dan mulai menembak ke arah kerumuman.
Ketiga pelaku penembakan kemudian melarikan diri.
Hingga saat ini polisi belum menemukan motif pelaku. Lokasi kejadian pun diamankan dengan sekitar selusin kerucut kuning kecil terlihat di jalan di luar aula, menandai tempat selongsong peluru dan barang bukti ditemukan.
Selain dua orang yang tewas di tempat kejadian, sedikitnya 20 orang dirawat di rumah sakit, satu dalam kondisi kritis, menurut keterangan polisi.
Direktur departemen kepolisian, Alfredo 'Freddy' Ramirez III, mengutuk tindakan kekerasan senjata yang menurutnya dilakukan oleh para pengecut itu.
"Ini adalah pembunuh berdarah dingin yang menembak tanpa pandang bulu ke kerumunan, dan kami akan mencari keadilan," katanya, menambahkan bahwa polisi telah mengerahkan upaya untuk memburu pelaku dan mencari bantuan dari masyarakat untuk melacak keberadaan para penembak.
Selama setahun terakhir, pembunuhan terkait senjata telah melonjak secara nasional di AS.
Pada Maret tahun lalu, jumlah pemeriksaan latar belakang federal mingguan pada pembeli senjata melampaui satu juta untuk pertama kalinya, New York Times melaporkan.
Kemudian musim semi ini jumlahnya mencapai 1,2 juta dalam seminggu, dengan banyak penjualan masuk ke pemilik pertama kali.
Amerika Serikat memiliki sejarah kekerasan senjata yang panjang dan menyakitkan - masalah yang oleh Presiden Joe Biden dicap sebagai 'epidemi'.
Ada lebih dari 43.000 kematian terkait senjata di negara itu tahun lalu, menurut Arsip Kekerasan Senjata.
Kepala Polisi Miami Art Acevedo mengeluarkan permohonan pada Minggu untuk bertindak.
"Jika kita sebagai masyarakat tidak sepenuhnya memobilisasi untuk menentang aksi serupa, maka itu akan menjadi hal yang lebih buruk," katanya di Twitter. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3vE4KPk
via gqrds
Terbaru, peristiwa penembakan mengguncang wilayah Miami, Florida pada Minggu (30/5) waktu setempat yang menewaskan dua orang.
Peristiwa ini terjadi hanya berjarak lima hari dengan peristiwa penembakan berdarah yang menewaskan delapan korban di California pada Rabu (25/5).
Dua orang dilaporkan tewas dan sedikitnya 20 luka-luka dalam peristiwa penembakan Minggu (30/5) itu.
Pelaku terdiri dari tiga orang tak dikenal yang tiba-tiba saja melepaskan tembakan tanpa pandang bulu ke arah kerumunan di luar sebuah konser di sebuah mal di Miami Gardens, sebuah komunitas kelas pekerja Kuba yang padat.
Seorang warga bernama Angelica Green mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian bahwa putra dan keponakannya, yang keduanya berusia 24 tahun, termasuk di antara mereka yang terluka.
Keponakannya terkena empat kali tembakan dan saat ini berada dalam kondisi yang lebih serius. Keduanya segera dilarikan ke rumah akit terdekat.
Grees mengaku telah berbicara dengan putranya, yang panik ketika dia menelepon tepat setelah penembakan itu.
"Mereka mengatakan beberapa orang muncul dengan hoodies dan topeng ski, lalu mulai menyemprot tembakan ke kerumunan," katanya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/5).
Departemen Kepolisian Miami-Dade mengatakan, penembakan terjadi saat berlangsungnya acara yang rutin digelar.
Beberapa pengunjung yang berdiri di luar melihat SUV Nissan Pathfinder mendekati lokasi kejadian. Tiga orang keluar dari mobil itu dan mulai menembak ke arah kerumuman.
Ketiga pelaku penembakan kemudian melarikan diri.
Hingga saat ini polisi belum menemukan motif pelaku. Lokasi kejadian pun diamankan dengan sekitar selusin kerucut kuning kecil terlihat di jalan di luar aula, menandai tempat selongsong peluru dan barang bukti ditemukan.
Selain dua orang yang tewas di tempat kejadian, sedikitnya 20 orang dirawat di rumah sakit, satu dalam kondisi kritis, menurut keterangan polisi.
Direktur departemen kepolisian, Alfredo 'Freddy' Ramirez III, mengutuk tindakan kekerasan senjata yang menurutnya dilakukan oleh para pengecut itu.
"Ini adalah pembunuh berdarah dingin yang menembak tanpa pandang bulu ke kerumunan, dan kami akan mencari keadilan," katanya, menambahkan bahwa polisi telah mengerahkan upaya untuk memburu pelaku dan mencari bantuan dari masyarakat untuk melacak keberadaan para penembak.
Selama setahun terakhir, pembunuhan terkait senjata telah melonjak secara nasional di AS.
Pada Maret tahun lalu, jumlah pemeriksaan latar belakang federal mingguan pada pembeli senjata melampaui satu juta untuk pertama kalinya, New York Times melaporkan.
Kemudian musim semi ini jumlahnya mencapai 1,2 juta dalam seminggu, dengan banyak penjualan masuk ke pemilik pertama kali.
Amerika Serikat memiliki sejarah kekerasan senjata yang panjang dan menyakitkan - masalah yang oleh Presiden Joe Biden dicap sebagai 'epidemi'.
Ada lebih dari 43.000 kematian terkait senjata di negara itu tahun lalu, menurut Arsip Kekerasan Senjata.
Kepala Polisi Miami Art Acevedo mengeluarkan permohonan pada Minggu untuk bertindak.
"Jika kita sebagai masyarakat tidak sepenuhnya memobilisasi untuk menentang aksi serupa, maka itu akan menjadi hal yang lebih buruk," katanya di Twitter. [dzk]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3vE4KPk
via gqrds
0 Response to "Dua Tewas Puluhan Luka-luka Di Florida, Amerika Diguncang Teror Penembakan"
Posting Komentar