Warga Bongkar Makam, Pujianto: RSUD Banten Lalai!
RMOLBANTEN Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Pujianto menyesalkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten yang tidak memberikan surat keterangan jenazah terpapar Covid-19.
Akibatnya pihak keluarga melakukan pembongkaran ulang untuk dimakamkan secara islami karena ketidak jelasan status dari rumah sakit.
"Saya sangat menyesalkan kejadian itu, ini harus dijadikan bahan evaluasi oleh pihak RSUD, karena menjadi sebuah kewajiban dari pihak rumah sakit memberikan surat keterangan penyebab kematian. Masyarakat tidak bisa hanya memperoleh informasi berdasarkan katanya, tapi harus dengan bukti resmi," ucap Pujianto saat ditemui di ruangannya, DPRD Kota Serang, Rabu (30/6).
Politisi Nasdem itu mengaku heran dengan pihak rumah sakit terkait permasalah ini, karena menurutnya, surat keterangan tersebut merupakan bagian dari administrasi yang wajib dikeluarkan. Apalagi saat ini sedang ada pandemi Covid-19 yang dapat menimbulkan kegaduhan seperti ini.
"Orang meninggal bukan karena Covid-19 pun harus ada penjelasannya meninggal sebab apa, apakah karena jantung atau apa. Lah ini katanya kena Covid-19 tapi tidak disertai surat secara resmi, jadi wajar kalau keluarganya tidak terima, apalagi pengakuan pihak keluarga almarhumah mengidap penyakit asma," ungkapnya.
Pujianto berharap, RSUD Banten yang merupakan kewenangan Pemprov Banten, kedepan harus bisa mengantisipasi hal-hal seperti ini yang dapat menimbulkan kegaduhan agar tidak terjadi, karena kejadian ini imbasnya kepada psikologi keluarga.
"Jika memang ada yang meninggal karena covid-19, pihak rumah sakit harus bisa meyakinkan keluargannya bahwa benar terkena Covid-19, yaitu dengan surat keterangan resmi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu makam di Lingkungan Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang dibongkar kembali oleh keluarga lantaran tidak adanya surat keterangan Covid-19. [ars[
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3y949Gj
via gqrds
Akibatnya pihak keluarga melakukan pembongkaran ulang untuk dimakamkan secara islami karena ketidak jelasan status dari rumah sakit.
"Saya sangat menyesalkan kejadian itu, ini harus dijadikan bahan evaluasi oleh pihak RSUD, karena menjadi sebuah kewajiban dari pihak rumah sakit memberikan surat keterangan penyebab kematian. Masyarakat tidak bisa hanya memperoleh informasi berdasarkan katanya, tapi harus dengan bukti resmi," ucap Pujianto saat ditemui di ruangannya, DPRD Kota Serang, Rabu (30/6).
Politisi Nasdem itu mengaku heran dengan pihak rumah sakit terkait permasalah ini, karena menurutnya, surat keterangan tersebut merupakan bagian dari administrasi yang wajib dikeluarkan. Apalagi saat ini sedang ada pandemi Covid-19 yang dapat menimbulkan kegaduhan seperti ini.
"Orang meninggal bukan karena Covid-19 pun harus ada penjelasannya meninggal sebab apa, apakah karena jantung atau apa. Lah ini katanya kena Covid-19 tapi tidak disertai surat secara resmi, jadi wajar kalau keluarganya tidak terima, apalagi pengakuan pihak keluarga almarhumah mengidap penyakit asma," ungkapnya.
Pujianto berharap, RSUD Banten yang merupakan kewenangan Pemprov Banten, kedepan harus bisa mengantisipasi hal-hal seperti ini yang dapat menimbulkan kegaduhan agar tidak terjadi, karena kejadian ini imbasnya kepada psikologi keluarga.
"Jika memang ada yang meninggal karena covid-19, pihak rumah sakit harus bisa meyakinkan keluargannya bahwa benar terkena Covid-19, yaitu dengan surat keterangan resmi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu makam di Lingkungan Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang dibongkar kembali oleh keluarga lantaran tidak adanya surat keterangan Covid-19. [ars[
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3y949Gj
via gqrds
0 Response to "Warga Bongkar Makam, Pujianto: RSUD Banten Lalai!"
Posting Komentar